5. Tunggu Aku

988 124 212
                                    

"Ega itu maksudnya apa?" Soraya menunjuk banner yang bertuliskan I LOVE U, terlihat jelas ekspresi bingung pada wajahnya.

Ega melangkah mendekat pada Soraya, rasa gugup yang meliputi tak menjadi penghalang untuk tetap menyunggingkan senyum manis di bibir tipisnya.

"Aku mau jujur sama Teteh."

Soraya mendongak untuk menatap wajah Ega, karena tubuh anak lelaki itu lebih jangkung dari tubuhnya. "Jujur apa?"

Sejenak Ega terdiam. Berusaha menetralkan detak jantung yang sedari tadi membombardir dadanya.  Ia menghela napas sebelum berkata, "Jujur ... kalau aku gak mau lagi jadi adik, Teteh," akunya seraya menatap tepat pada manik mata Soraya.

Soraya terkejut. "Kenapa? Kamu marah sama Teteh? Teteh punya salah?"

"Ehmm ... maksud aku, aku gak mau Teteh anggap sebagai adik lagi," ralat Ega cepat karena tak ingin membuat Soraya salah paham.

"Kenapa?"

"Aku mau lebih dari itu,"jawab Ega setelah sempat terdiam beberapa saat akibat perasaanya yang sudah tidak karuan.

"Maksud kamu?" Soraya lagi-lagi bertanya, bingung lengkap dengan tampang polosnya yang seketika membuat Ega menggaruk kepalanya yang tidak gatal.

"Ma ... maksud aku ...," jeda,  Ega menghela napas lantas  kembali melanjutkan ucapannya dengan lancar dan tegas, "aku cinta sama Teteh. Aku sayang sama Teteh, aku mau Teteh jadi pacar aku. Bukan Kakak, bukan teman atau sahabat."

Soraya bergeming, tak ada reaksi. Hanya matanya yang tetap menatap lurus pada Ega.

"Sejak kapan?" tanyanya lirih, lalu menunduk.

"Sejak pertemuan pertama," sahut Ega cepat.

Soraya terperangah, lalu menegakan wajahnya. Dengan ekspresi wajah tak percaya, ia menatap lekat anak lelaki di hadapannya. Soraya akui Ega memang tampan, mata kecoklatan dengan bulu mata yang lentik, hidung yang mancung dengan bibir tipis berwarna kemerahan, serta  kulit wajah dan perawakan yang tegap menjadi perpaduan yang sempurna untuk ukuran remaja seusianya.

Namun, jika ditanya apakah Soraya menyukai Ega seperti wanita menyukai laki-laki maka jawabannya Soraya tidak tahu.

Ega meraih kedua tangan Soraya, dan menggenggamnya. "Jadi pacar aku yah?"

Hening.

Soraya kembali menunduk, matanya memandang kosong pada rerumputan hijau yang sedang dipijaknya. Gadis itu merasa gamang dan bimbang, pikirnya berkecamuk. Merasa dilema denga perasaannya pada anak laki-laki di hadapannya ini.

Mendapati Soraya yang hanya terpaku, Ega meraih dagu gadis itu, mengangkat wajahnya sehingga tatapan mereka beradu.

"Hey ... kenapa diam?" tanya Ega lembut.

Soraya menghela napas, lalu memberanikan diri membalas tatapan penuh harap milik Ega. "Maaf, Teteh enggak tau."

"Nggak tau?"

"Enggak tau harus jawab apa," jawab Soraya dan entah mengapa berhasil membuat Ega terkekeh saat mendengarnya.

"Jadi Teteh bingung sama perasaan Teteh ke aku?"

Soraya mengangguk membuat Ega kembali tersenyum kecil.

"Gini deh, sekarang aku mau bantu teteh  untuk nyari tau tentang gimana sebenarnya perasaan Teteh ke aku dengan  mengajukan beberapa pertanyaan, tapi teteh harus jawab jujur ya."

Soraya yang sedang dilema memilih mengangguk, ia sendiri bingung harus berbuat apa selain mengikuti usulan Ega.

"Teteh sayang sama aku?"

FREAK LOVEWhere stories live. Discover now