Prolog

2.4K 118 4
                                    

Suara itu terdengar biasa dan wajar saja. Suara gemersik air yang jatuh menyapa Lila pagi ini, sepertinya berasal dari kamar mandi. Dia berulang kali mengerjap untuk membiasakan matanya yang silau oleh matahari yang mulai mengintip dari balik kaca jendela.

Lila menatap langit-langit kamar yang berwarna cokelat gelap. Kemudian menyadari suatu hal. Langit-langit di kamarnya berwarna hijau bukan cokelat.

Ya tentu saja beda. Sekarang ia bukan lagi berada di kamarnya. Tapi apa ya jika bisa gadis itu sebut. Ia masih sungkan menyebut kamar itu sebagai miliknya, meski secara hukum dan agama mereka sudah sah. Yang berarti kamar itu juga merupakan miliknya.

Dengan malas ia bangkit dari posisi nyamannya, sebenarnya ia masih sangat lelah tapi bangun kesiangan di pagi pertama statusnya sebagai seorang istri membuat Lila jadi bergidik.

Jadi dengan sempoyongan Lila berjalan sambil menggosok matanya. Dan sesuatu yang amat keras menghantam bahunya. Bokongnya hampir mendarat di lantai jika saja tangan kokoh itu tidak segera melingkari pinggangnya yang sempit.

Sedikit terkejut. Akhirnya Lila sepenuhnya sadar. Dan melotot menyadari jika wajah yang masih basah itu berada pada jarak yang sangat dekat dengannya. Bahkan aroma sabun mandi yang menyegarkan itu masih bisa terasa di indera penciumannya.

Why Me? (Completed)Where stories live. Discover now