Zee&Jordan || Part 3

12.2K 1.3K 218
                                    

Ada yang nunggu cerita ini? Coba siapa aja hehehe ...

Sebelumnya aku mau minta maaf karena lama ga update, bukan tanpa alasan... Aku ga update karena ada kendala, selain itu...  Aku lagi ulangan di sekolah,  maklum anak sekolahan wkwkwkw...

Aku juga ada kehidupan lain selain menulis... Aku lagi fokus, tapi aku juga suka menyempatkan nulis di sela-sela belajar 😂😂😂😂  dan satu lagi, aku gabakal update sering seperti biasanya..  Sebab, sekarang hp aku rusak 😥😥😥😥 ini pun pake hp temen😅😅😅😅

Happy Reading!

____________

Tersentak dari tidurnya lantas membuat Zee merubah posisi tidurnya menjadi duduk. Merapatkan punggung nya pada kepala ranjang.

Menarik napas dalam sebelum mengehmbuskannya kasar sembari menyugar rambutnya kebelakang.

Lalu, Zee mendongkak. Menatap jam dinding yang tengah menunjukan pukul dua belas malam. Lagi-lagi ia terbangun pada arah jam yang sama seperti yang selalu terjadi setiap malam yang di laluinya.

Tangannya terulur. Meraih selimut yang tidak jauh dari kakinya yang ditekuk. Menarik selimut itu hingga tubuhnya sekarang merasakan hangat. Tahu bahwa dirinya benar-benar tidak kembali terpejam membuat Zee menggapai ponsel yang di letakannya di atas nakas.

Menyalakan ponsel nya sebelum larut dalam hiburannya sendiri. Zee tersenyum saat ia membuka bagian kontak. Dan disana dengan jelas nama kontak sosok yang dicintai nya terpampang. Ingin rasanya Zee menghubungi, namun hal itu sudah pasti akan membuatnya konyol. Jika ia menghubunginya.. Selain itu, untuk apa ia repot-repot menghindar jika akhirnya ia berkeinginan untuk mengingat atau lebih tepatnya mendekat.

Zee bodoh. Merasa aneh dengan dirinya sendiri. Ia seperti bukan dirinya yang sesungguhnya. Ia sadar untuk itu. Dan semua gara-gara dia, Jordan Mandel.

Kehadiran Jordan berpengaruh besar baginya. Entah sejak kapan ia memiliki pemikiran jika hidupnya akan buram tanpa adanya pria itu di sisinya. Walau begitu, apa yang di pikirkannya terbukti. Ia kesepian, hidupnya tidak ada lagi canda, sangat terasa hampa.

Lalu ingatannya kembali pada percakapan dirinya dan Clara melalui telepon. Zee menggeretakan gigi. Menahan buncahan sakit hatinya.

Membayangkan Jordan dan sepupu Clara tersenyum bahagia saja sudah cukup membuat Zee sakit hati dengan goresan terdalam. Dan, ia tidak bisa menerima jika ada hal yang lain diantara keduanya. Sebab itu pasti bukan hal baik untuknya.

Perlahan-lahan tubuh Zee merosot sampai kemudian kembali berbaring. Meringkuk di balik selimut yang membalutnya hingga sebatas leher.

Tangannya disilangkan depan dada. Tiba-tiba saja, secara samar, Zee mendengar suara yang ia pastikan sebagai suara hujan.

Tatapannya diarahkan pada jendela kamarnya yang terhalang tirai berwarna putih. Pencahayaan yang temaram di kamarnya perlahan menghipnotis Zee sehingga ia tergoda. Dan setelahnya, Zee terpejam.

___________

Pagi harinya, hujan masih saja menghujami bumi. Udara dingin yang disebarkan hujan membuat Zee semakin merapatkan selimutnya.

Diluar hujan begitu deras, meski masih berbaring dikasur... Zee telah membuka mata, ia terjaga ketika guyuran hujan semakin besar. Suara rintikan hujan tidak lagi samar didengarnya. Jelas, dan Zee terusik oleh itu.

Dengan kesal, Zee bangun dari tidurnya. Menyibak kasar selimut yang menutupi tubuhnya sebelum kemudian ia berdiri dan melangkah lebar keluar kamar.

Zee&Jordan [ SUDAH TERBIT]Where stories live. Discover now