Chapter 26.3

266 28 2
                                    

Ada satu hal yang membuat pertarungan ini semakin sulit. Setiap sekitar tiga puluh menit, Tiberius akan berubah semakin kuat dan mengembalikan sekitar 25% dari total HP yang dia miliki. Itu artinya kami harus dengan cepat mengalahkannya sebelum ia menjadi semakin kuat dan kuat.

Sekitar satu jam pertarungan berlangsung, bala bantuan baru datang dari kedua sisi—Sacred Circle dan Resistance. Ada satu hal yang membuatku sedikit percaya diri pada pertarungan ini, yaitu kedua kubu tidak ambil pusing untuk bertarung bersama-sama seperti tak ada yang terjadi di antara mereka. Entah itu akan berlangsung selama pertarungan ini saja atau akan berlanjut hingga setelah pertarungan.

Baru kali ini aku bisa melihat pertarungan di mana seluruh petinggi Sacred Circle dan Resistance berkumpul semua secara bersamaan, ini tentu momen yang sangat langka terjadi. Bahkan aku sempat melihat Athena. Tetapi pertanyaannya adalah, siapa di antara mereka yang menjadi otak dibalik Sacred Circle? Tidak ada yang tahu.

Kubu Sacred Circle rupanya lebih terorganisir dengan pasukannya, itu terbukti bahwa mereka bisa menggiring Tiberius ke lapangan terbuka yang cukup jauh dari tempat pertama kami bertarung.

Pertarungan berlanjut hingga tiga jam yang cukup menarik, aku mendapat waktu yang tepat untuk mencoba fitur shapeshift dan aku merasa cukup aneh karena ini pertama kalinya aku mencoba. Mungkin ini yang dirasakan oleh Majestic untuk dapat terbang, sedikit perlu pembiasaan, namun tidak terlalu sulit. Tapi masalahnya tidak terletak bagaimana caraku mengendalikannya, tetapi monster ini nyaris tidak bisa dikalahkan dengan mudah walau HP-nya berulang kali menyentuh angka sepuluh persen kemudian kembali naik.

Beberapa dari kami yang bertarung bahkan harus tumbang karena tanker terkadang harus mundur jauh ketika menerima serangan fatal yang nyaris mengosongkan bar HP-nya.

Sibal mendatangiku di tengah pertarungan.

"Kau punya ide untuk menghabisinya?" tanyanya tiba-tiba. "Biasanya kau punya sesuatu yang gila untuk dilakukan," lanjutnya.

Aku menggeleng. Ini hal berbeda dari monster biasa. "Satu-satunya yang bisa kita lakukan hanya terus menghajarnya hingga semua armor-nya habis." Dia masih memiliki stats tambahan yang cukup mengesankan dan tentu akan sangat membantu jika armor itu hancur.

"Itu saja?" ekspresinya meremehkan dengan kilat. "Kukira kau punya sesuatu yang lain." Aku menggeleng lagi dan ia kembali maju menyerang dengan serangannya yang luar biasa sebagai Berserker.

Serangan demi serangan dilancarkan, monster itu semakin buas dan begitu juga dengan kami. Kombo demi kombo dieksekusi. Di tengah pertarungan, strategi diubah agar menjadi lebih efektif. Dengan aba-aba dari Sibal dan Reed, tanker dan hitter dibagi menjadi dua, sedangkan para healer dan buffer tetap di belakang. Kedua bagian dari masing-masing tanker dan hitter bekerja sama dengan cara bergantian, ketika tanker yang sedang aktif di depan kehabisan buff dan HP, mereka melakukan pergantian atau yang biasa disebut switch dengan tanker yang baru diberi buff dan di heal. Di saat bersamaan, hitter juga melakukan switch. Dengan begitu, jalan pertarungan bisa lebih efektif agar tanker tidak kocar-kacir ketika mereka kehabisan HP, dan peran buffer dan healer sangat vital di sini.

Aku suka bagaimana pertarungan berjalan, terasa lebih hidup dan menantang daripada wave boss yang biasa kutemui tiap bulannya.

Pada jam kelima pertarungan, satu per satu armor yang dikenakan monster itu rontok, begitu juga dengan senjatanya. Membiarkan stats miliknya menurun dengan drastis, sehingga output damage yang kami hasilkan bisa jauh lebih besar daripada sebelumnya. Dengan ini kami akan dapat segera membunuhnya.

Perlahan tapi pasti, monster itu dapat dikalahkan juga. Namun sayang sekali tidak ada drop maupun exp yang kami dapatkan darinya. Dan masalah sebenarnya baru saja dimulai. Ketika monster itu hilang menjadi pecahan heksagonal dan menghilang di udara, ada tiga kubu yang saling melindungi: Sacred Circle, Resistance, dan yang paling kecil Rainbow beserta pasukan kecil Avery.

Ada sensasi ketegangan yang tak biasa mengalir di antara kedua kubu besar. Kami Rainbow hanya mundur secara perlahan dari tengah-tengah mereka.

"Kita lihat apa yang akan mereka lakukan." Black menyilangkan tangannya di depan dada seraya mengambil langkah mundur di antara pepohonan. Aku dan Red mengawasi sekitar dengan tenang.

"Item yang kuberikan masih ada pada kalian, kan?" tanya Red memastikan. Aku dengan segera mengecek item yang dimaksud dalam inventory-ku, dan masih ada.

"Ada." Jawab kami serentak, termasuk Casey dan temannya yang ada di seberang bersama Resistance.

"Apa yang terjadi di sana?" tanyaku pada Casey.

"Gue gak tau," jawabnya. "Kayaknya penting."

Casey kemudian sengaja membuka mikrofonnya agar kami dapat mendengarkan percakapan mereka. Singkatnya, Casey berusaha memastikan bahwa yang terjadi pada Tiberius itu adalah hal nyata yang terjadi ketika mereka menyatukan legacy shards. Dan penjelasan Casey ini membuat dia terlihat seperti tidak memihak salah satu di antara mereka—bahkan Resistance, ia terlihat seperti penengah yang tak punya kubu. Hal selanjutnya yang terjadi adalah, tak ada jalan keluar pasti di antara mereka tentang bagaimana 'perang' yang sedang terjadi.

Hanya satu yang aku tahu dari Casey di akhir penyelesaiannya: mereka sementara melakukan gencatan senjata dan menghentikan operasi besar-besaran yang mereka lakukan sekarang. Entah sampai kapan aku tidak tahu, yang jelas Resistance bisa bernapas lega untuk sejenak. Sementara itu, kami harus mencari cara untuk mencari tahu apa sebenarnya fungsi legacy shards.

Kami kemudian memastikan bahwa mereka tidak sekadar bicara mengenai gencatan senjatanya. Kami menunggu hingga mereka semua pergi. Di samping itu, Shogun untuk sementara waktu masih berada di tangan Sacred Circle.

Di tahap ini, Rainbow akan berusaha sebisa mungkin untuk tetap berada di dalam pihak netral.

Project Legacy: ReascendTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang