Chapter 15.3

416 37 2
                                    

26 Oktober 2038

Pagi ini aku mendapat kabar dari informan Julian yang ia tugaskan untuk mencari informasi tentang Rion. Ternyata dugaan tentang ia dan guild Hexagonal itu memang benar—menurut beberapa orang yang mengenalnya dulu. Namun informasi ini masih samar-samar untuk diketahui kebenarannya.

"Kita mendapat misi yang sama lagi," ucapku pada Rion ketika menemuinya di mulut pintu masuk dungeon yang memiliki level tidak terlalu tinggi, yang berada di suatu tempat di Swedia. Wajah bosannya langsung tercetak begitu ia mendengar ucapanku.

"Apa kau tidak bosan? Aku saja sampai bosan melihatmu," ungkapnya ketus sembari membuka menu untuk mengecek perlengkapannya. Kemudian ia menggantinya dengan persenjataan yang cocok untuk dungeon air ini.

"Hmm, tidak juga," ucapku dengan sebuah geleng yang membuatku sendiri merasa geli. Tidak ada cara yang lebih mudah untuk mendekati Rion yang bisa kugunakan.

"Oh iya, kita disuruh mencari apa?" Rion bertanya ketika selesai mengecek peralatannya.

"25 Clownfish skull."

"Seharusnya ini akan mudah, aku tahu di mana Clownfish banyak bermunculan." Ia kemudian berjalan dan aku mengikutinya dari belakang.

"Bagaimana kalau kita bercerita? Hitung-hitung agar tidak merasa bosan selama mencari item itu," tawarku dengan polos. Itu adalah hal yang dibenci oleh Rion; bercerita.

Ia menoleh ke arahku dengan ekspresi meledek. "Kau sendiri tahu, kan, bahwa aku tidak suka berbicara? Dan sekarang kau malah memintaku untuk bercerita."

"Ya, ya. Aku tahu. Kali saja kau berubah pikiran kali ini."

"Kau tahu, aku pikir kau akhir-akhir ini sedikit aneh, kau sedang sakit apa, Blue?" meski terlihat menyebalkan, tetapi sisi positif yang ia punya adalah jujur, tetapi tetap saja terlalu blak-blakan.

"Tidak ada."

"Lalu?"

"Entah."

"Hmm, dasar aneh." Ia menggeleng heran ketika mengucapkannya. "Itu ada satu."

Kemudian kami menghabisi satu Clownfish yang muncul dengan cepat, lalu beranjak mencari Clownfish lain.

"Apa pekerjaanmu di dunia nyata?" aku bingung dan kata-kata itu terlintas saja di kepalaku, sungguh pertanyaan yang aneh.

"Hmm?" ia bertanya balik. Aku benci mengulangi kata-kataku tadi.

"Pekerjaanmu. Di dunia nyata."

"Oh," ia tersadar dengan pertanyaanku, ia berhenti sejenak memandang langit-langit dungeon yang berwarna biru tua kehitaman. "Entah."

"Entah? Kau sudah lupa?" tanyaku penasaran.

Ia menggeleng. "Tidak juga."

"Jadi?"

Ia menggeleng lagi kemudian berhenti lalu menoleh "Dengar, aku tidak mau membicarakan kehidupan pribadiku terhadap siapa pun, termasuk kau, Blue. Jadi berhentilah bertanya mengenai hal itu terhadapku, aku tidak akan menjawabnya."

"Baiklah." Aku berpikir lagi. "Ada hal lain lagi yang tidak boleh kutanyakan?"

"Begini saja, kalau aku tidak menjawab pertanyaanmu, berarti itu tidak boleh kautanyakan, bagaimana?"

"Cukup adil, lah." Aku mengangguk samar di belakangnya.

"Bagus kalau kau mengerti." Ia mengedarkan pandang untuk mencari-cari sesuatu. "Itu ada satu lagi."

Project Legacy: ReascendTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang