Chapter 21.4

321 33 0
                                    

Kami membicarakan banyak hal mengenai apa yang akan kami lakukan selanjutnya hingga sore menjemput. Ide yang muncul dikepalaku rupanya diberi lampu hijau dengan beberapa penyesuaian oleh Black dan Casey.

"Katakan saja apa rencanamu, kami akan menyesuaikan kekurangannya." Black memberiku ruang untuk membicarakannya. "Tapi ingat, rencana ini tidak boleh diketahui siapa pun. Hanya kita saja," ia menambahkan dengan nada yang serius dan tegas.

"Rencanaku adalah ini: membuat replika pecahan yang belum dimiliki oleh salah satu dari rootliner. Kemudian membuat negosiasi dengan mereka atas nama Resistance."

"Apa kau yakin dengan mengatasnamakan Resistance?" tukas Casey seperti ada hal yang tidak dapat ia percayai.

"Entahlah, beri masukan pada rencanaku," kataku.

"Dan jika mereka menolak?" White bertanya dengan kernyit di dahinya.

"Kalau legacy shards memang tujuan utama mereka, bagaimana mereka bisa menolaknya?" Red memberi ekspresi setara anggukan kepada kami saat menjawabnya.

"Bagaimana kalau mereka mempunyai protokol tertentu yang membuat mereka tidak diperbolehkan menerima tawaran dari pihak asing?" White bertanya lagi, membuat kami berpikir lebih jauh dengan jeda yang tercipta.

"Itu masuk akal," kata Black. "Kalau begitu kita buat mudah saja."

"Hmm?" ucapannya membuatku sedikit penasaran. "Mudah bagaimana?"

"Kalian pasti menyadari jika setiap rootliner itu sejatinya adalah manusia seperti kita, memiliki sifat yang berbeda-beda, kan?" ia menatap kami satu persatu, meletakkan kedua tangannya di bahu sofa yang kami duduki sedari tadi.

"Aku tidak mengerti..." kataku.

"Oh, Blue. Boleh kujelaskan?" White beralih padaku ke Black dan mendapat izin darinya. "Yang dia maksud itu, setiap rootliner punya sifat berbeda-beda. Kita hanya perlu mencari pemain yang sesuai dengan kriteria agar bisa menerima tawaran kita."

"Kau tidak mengira mereka semua mempunyai satu sifat yang sama, kan? Itu maksudku." Black menambahi.

"Aku mengerti," kataku, meletakkan tangan di dagu dan menganggul-angguk lemah. "Lalu bagaimana cara kita bisa mengetahui sifat mereka?"

"Serahkan itu pada White." Red menarik tubuhnya dari sofa lalu berdiri, rupanya ia mengambil sesuatu dari kulkas. "Dia punya kenalan Exorcist dan Cleric di Shogun yang bisa membantu kita."

"Err, kenalan? Bukannya Shogun tidak memiliki pemain kecuali AI yang bertindak seperti pemain?"

"Mungkin yang kau maksud adalah Royal Guards." Casey meralat apa yang aku maksud barusan dan kubalas dengan anggukan.

"Yah, bahkan saat ini ketika Shogun sudah ditaklukkan, apa kau mengira Para Penjaga itu akan diusir?" Red kembali dan meneguk minuman berwarna biru kristal dari gelas. "Mereka akan tetap melayani Shogun. Shogun sama halnya seperti kota-kota yang bisa dikuasai oleh pemain dengan guildnya. Hanya saja banyak pemain yang tidak memandangnya demikian," jelasnya.

"Aku punya kenalan di Shogun jauh sebelum Rainbow terbentuk, dan rupanya NPC itu lebih bisa kupercaya dibandingkan sebagian besar pemain yang bermain game ini. Meski awalnya hanya berawal dari sebuah keisengan," White menjelaskan singkat sebelum kami menyetujui secara resmi rencana ini.

"Jadi bagaimana?" tanya Casey yang memecah kembali jeda di antara kami.

"Dengan beberapa langkah individu dan kelompok, rencana itu bisa dilakukan." Black tampak mengiyakan namun sepertinya ada beberapa hal yang terlewatkan, tapi apa? Aku jadi ikut berpikir.

"Biar kuulangi rencana kita: langkah pertama adalah White menghubungi rekan Exorcist dan Clericnya di Shogun. Sementara itu, siapa yang akan mencari tahu di mana mereka menyimpan legacy shards?"

Kalau dugaanku benar, kemungkinan besar legacy shards itu disimpan di Dublin. Namun aku tidak boleh terlalu yakin di mana itu, jadi biar aku dengan Violet atau Casey saja yang akan mencari tahu hal tersebut.

"Biarkan aku saja yang mencari tahu." Aku menawarkan diriku sendiri kepada mereka, berasumsi bahwa mereka tahu kalau aku sudah beberapa lama ada di organisasi itu, pastinya akan mendapat lampu hijau.

"Itu tugas yang berbahaya, namun mendengar dirimu sedikit mengerti mengenai organisasi itu, aku menyarankan membawa Violet bersamamu." Black menyanggah pernyataanku barusan, dan aku mengangguk.

"Baiklah, Violet tidak keberatan?" dan Violet hanya menggeleng saja. "Oke, kalau begitu akan kuulangi: langkah pertama adalah White menghubungi rekan Exorcist dan Clericnya di Shogun. Sementara itu, Blue dan Violet akan mencari tahu di mana mereka menyimpan legacy shards. Setelah White mendapatkan target dan Blue mendapatkan di mana lokasi legacy shards itu berada, kita akan melanjutkan ke langkah berikutnya. Langkah kedua adalah mencari tahu Unique ID dari target kita, itu adalah tugasku bersama salah seorang yang mengetahui target—yang akan kita tentukan nanti, bisa White atau siapa saja yang tahu. Langkah ketiga adalah mencari contoh legacy shards dari lokasi di mana item itu disimpan, aku lagi yang bertindak dengan satu atau dua orang untuk menemaniku. Sementara hal itu dilakukan, White akan meminta jalan masuk ke Shogun melalui rekannya tadi. Dan saat itu juga, Satu atau dua orang lagi membuat kontak dengan target kita untuk tujuan utama rencana ini: negosiasi—"

"Tunggu dulu! Aku merasa ada hal yang ganjil di situ. Kita pergi untuk negosiasi pecahan legacy shards itu, kan? Tapi kita negosiasi untuk menukarkan apa?" White kembali berargumen mengenai sesuatu hal yang baru kusadari juga.

"Seperti yang dikatakan Blue tadi, kita negosiasi atas nama Resistance; apalagi yang ingin kautukarkan untuk dirimu yang sedang dikejar jika kau mempunyai apa yang mereka inginkan?" oh, benar juga, kita bisa menggunakan alibi itu untuk bernegosiasi.

"Kebebasan," ucapku.

"Betul. Jadi itulah mengapa kita bernegosiasi atas nama Resistance."

"Untuk itu aku saja." Casey menawarkan dirinya kali ini.

"Aku akan menemanimu." Black menambahkan dan langsung diberi anggukan oleh Casey dan Red secara serempak.

"Itu artinya Blue dan Violet akan menemaniku ketika mencari contoh legacy shardsnya. Langkah keempat adalah aku akan membutuhkan beberapa waktu untuk mereplika shards yang tidak dimiliki oleh target kita. Jadi pada langkah ketiga ketika Casey dan Black menghubungi target, beri jeda waktu kira-kira satu minggu sebelum hari H." Aku jadi merasa bahwa Red yang mempunyai tugas paling berat di antara kami, namun itu terjadi karena memang hanya dirinya yang sanggup mengambil tanggung jawab itu. "Dan langkah terakhir; langkah kelima, adalah eksekusi dari keempat langkah tersebut, detailnya akan kita buat setelah keempat langkah itu berhasil."

Setelah garis besar rencana itu dibeberkan oleh Red, kini aku penasaran siapa yang akan menjadi target kami nanti, dan aku ingin meminta maaf kepadanya sekarang karena akan membuatnya menjadi kelinci percobaan kami. Namun hal ini tidak dapat dihindari karena mereka sendiri membuatnya menjadi sesuatu yang besar.

Dan ada satu hal lagi yang kubingungkan: apa yang harus aku, Casey dan Violet katakan kepada Avery dan yang lain? Bahwa kami menemui Rainbow?

Project Legacy: ReascendTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang