"Tak apa. Aku akan menunggu hingga kau jatuh padaku. Tapi kau harus tahu. Perasaanku padamu dari dulu hingga sekarang tak pernah berubah, gadis payungku." Jawabnya sambil mencubit lembut pipi So Hyun dan meninggalkannya sendiri yang diam terpaku.

Kau memang sangat baik gege. Tapi bagaimana jika perasaanku tak bisa menerimamu?

...

1 bulan kemudian

Pagi telah tiba. Cahaya matahari pun langsung menerobos jendela pada salah satu sisi kamarnya yang membuat dia terbangun. So Hyun mengerjapkan matanya lalu bangun dari tempat tidurnya untuk mandi.

Langkahnya terhenti begitu saja saat hendak membukakan pintu kamar mandi. Ia melihat seragam sekolahnya yang sudah ternodai oleh darah yang digantungnya pada salah satu sisi dinding kamarnya. Ia memandangnya cukup lama.

"Sudah lama kita tak bertemu. Bagaimana keadaanmu sekarang?" Gumamnya lalu masuk dalam kamar mandi untuk membersihkan dirinya.


"Eomma, aku berangkat." Pamit So Hyun.

"Tapi kau belum sarapan. Setidaknya sarapanlah dulu baru pergi." Tegur Ae Rin pada anaknya.

"Aku akan sarapan di dalam mobil. Sudah dulu ya, aku berangkaaat." Ucap So Hyun yang mengambil sandwich buatan ibunya lalu mencium salah satu pipi ibunya dengan manja. Ae Rin hanya bisa menggeleng-gelengkan kepalanya pelan melihat tingkah anak perempuannya.

...

"Baek, apa kau tahu siapa yang selalu mengirimiku paket buah dan bunga selama aku berada di rumah sakit?"

"Kenapa kau menanyakan hal itu tiba-tiba?" Tanya Baekhyun balik.

"Aku hanya ingin tahu saja. Cepat jawab pertanyaanku."

Baekhyun mencoba sabar dengan sifat Kyungsoo sepupunya ini. Ia menghela nafas sebentar lalu menjawab pertanyaan tersebut.

"Jika aku tahu aku pasti akan memberitahumu."

"Memangnya ada apa?" Lanjutnya sambil memainkan handphonenya kembali.

"Tidak ada apa-apa" Jawab
Kyungsoo cepat dan mengalihkan pandangannya pada buku yang berada ditangannya.

"Kau sudah bilang pada polisi gila itu untuk menutup kasus ini bukan?" Tanyanya tiba-tiba pada Baekhyun.

"Maksudmu... Jongin?"

"Eum"

"Ya. Aku sudah bilang padanya agar kasus yang menimpamu bulan lalu ditutup."

"Ahh namanya itu Jongin. Bukan polisi gila seperti yang kau katakan." Jawab Baekhyun yang mulanya fokus pada hpnya menjadi menatap Kyungsoo.

"Terserah. Apapun namanya itu aku tak peduli." Ujar Kyungsoo mengambil kunci mobilnya yang hendak pergi.

"Kau mau kemana? Wesamchon berpesan padaku untuk sementara ini kau jangan berkeliaran diluar rumah. Ingat kau nyaris mati kemarin." Baekhyun yang mencoba menghentikan langkah Kyungsoo.

Kyungsoo hanya tersenyum miring melihat kearah Baekhyun. Lalu membuka mulutnya.

"Aku ingin berkunjung kesekolah yang diberikan abeoji untukku."

"Lebih baik kau pergi dengan urusanmu sendiri. Kau pasti lelah menemaniku atas permintaan abeoji kan?" Tanyanya dengan datar lalu pergi meninggalkan Baekhyun sendirian.

Baekhyun hanya bisa mendengus kesal karena sepupunya itu sangat keras kepala. Ia membiarkannya pergi begitu saja karena yang dikatakan Kyungsoo benar.

Tiba-tiba pikirannya teralihkan dengan pertemuannya dengan seorang pria yang menemuinya di rumah sakit.

Bagaimana jika kau tahu kebenarannya? Membayangkannya saja aku tak sanggup.

...

So Hyun hanya menatap kearah luar jendela dengan tatapan kosong. Lagu melow kesukaannya menjadi pendamai hatinya saat ini yang didengarnya lewat earphone.

"Sedang apa?" Tanya Yeri yang membuyarkan kedamaian hatinya saat ini.

"Kamjakia! Aigoo kau mengagetkanku saja! Ada apa?" Balas So Hyun yang terkejut dengan kedatangan Yeri.

Yeri hanya terkekeh melihatnya.

"Ayo kita pergi ke kantin. Aku laparr" Ujar Yeri dengan manja dan menarik lengannya agar beranjak dari tempatnya. Terpaksa So Hyun ikut walaupun sebenarnya dia tidak mau.

Dalam hati ,So Hyun mengumpat beberapa kali untuk sahabatnya itu. Jika bukan karena status sahabat,mungkin dia sudah menendang Yeri jauh-jauh darinya.

"Bisakah kau jalan dengan santai? Makanan dikantin tidak akan habis jika kita berjalan dengan santai."

"Perutku meminta agar cepat diisi. Bagaimana aku bisa menolaknya?" Jawab Yeri yang semakin mempercepat langkahnya. So Hyun hanya bisa mendengus kesal dan mengikuti langkah Yeri.

Di tengah langkah mereka,tanpa sadar Yeri melepas genggamannya yang membuat mereka terpisah.

"Yeri-ah! Han Yeri!" Serunya pada Yeri yang menjauh. Tapi percuma. Yeri tak mendendengarnya karena ramainya anak-anak dikantin.

Awas kau nanti Han Yeri.~ Gerutu So Hyun kesal.

Itulah Han Yeri. Melupakan segalanya jika rasa lapar menguasainya. Memalukan.

Perhatian So Hyun sekarang teralihkan karena mendapat panggilan dari telepon genggamnya. Ia mendengus karena melihat nama yang tertera di layar handphonenya.

Luhan gege

Banyak pertanyaan yang muncul dipikirannya sekarang. Seperti 'untuk apa dia meneleponku?' 'apakah dia harus mengangkatnya' dan masih banyak lagi.

Sambil memikirkan hal itu secara tak sadar ia melangkahkan kakinya menjauh dari kantin. Ia masih memandang handphonenya yang bergetar karena panggilan dari Luhan. Hingga ia menabrak seseorang didepannya.

Bruk

"Ma-maaf aku tak sengaja. Aku tak melihatmu tadi. Maafkan aku."

"Heol kita bertemu lagi?"

Suara tersebut terdengar tidak asing baginya. Ia langsung mendongak keatas melihat orang yang ditabraknya.

"Jadi kau bersekolah disini? So Hyun ssi?" Tanya pria tersebut dengan datar.

So Hyun hanya diam membisu karena terkejut pria yang ada didepannya adalah pria yang selalu ada dipikirannya, Kyungsoo.

Ya Tuhan jika ini memang takdirku untuk ada dalam hidupnya kembali.

Izinkan aku untuk bersamanya. Aku mohon.

...

Update minggu malam!

Dapat senyuman manis dari Dyo ;)

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Dapat senyuman manis dari Dyo ;)

Jangan lupa vomment jusseyo

XOXO :*

LAST LOVE (KYUNGSOO STORY)Where stories live. Discover now