Chapter 26.2

247 28 0
                                    

Ada cahaya yang muncul selepas legacy shards itu disatukan menjadi utuh. Kemudian muncul warning dari sistem, di mana sistem membuat dinding hologram berbentuk heksagonal yang mengelilingi Tiberius sebesar kira-kira hampir dua puluh meter—cukup besar namun tidak semua dari mereka masuk ke dalam dinding hologram. Aku dan mereka yang bersembunyi di seberang tidak ikut serta masuk dalam dinding tersebut. Rupanya sistem memaksa untuk melakukan pengecekan keaslian item yang digunakan oleh Tiberius. Sistem tidak akan melacak dari mana asal shards itu diciptakan karena Red membuatnya demikian, oleh karena itu ia berada di dalam posisi aman, dan Tiberius-lah satu-satunya orang yang akan terkena akibatnya.

Di sinilah keuntungan kami, tidak ada yang pernah menyatukan legacy shards, kan? Tidak setahu kami, begitu juga dengan Sacred Circle. Oleh karena itu mungkin dengan mengetahui hal ini akan berdampak bagi mereka dalam pencarian mereka terhadap legacy shards. Ini poin yang tidak terpikirkan olehku sebelumnya, dan ternyata kedatangan Gabrielle memberi keuntungan juga kepada kami.

Verifikasi itu berjalan dengan cukup cepat. Di akhir peristiwa itu, sistem akhirnya menghukum Tiberius dengan penalti kematian, HP-nya menyusut dan terjadi semacam system failure dan namun tidak membuat Tiberius menghilang seperti mati, namun berubah menjadi monster yang cukup kuat yang setara dengan world boss level 120 dengan akumulasi eror yang menyertakan equip yang digunakannya, jadi statusnya menjadi sangat kuat—berkali-kali lipat.

Ada hantaman yang cukup kuat datang ketika Tiberius bertransformasi menjadi monster secara utuh. Di saat itu juga, dinding heksagonal menghilang dan sistem mencabut verifikasinya, meninggalkan kami dengan seekor monster yang entah kami bisa kalahkan atau tidak.

"Kurasa sekarang saatnya kita keluar dari sini," Kata Red yang kemudian keluar dari tempat persembunyiannya. Kurasa ia sudah merasa cukup melihat. Di seberang sana, White mengikutinya keluar dan langsung memasang mode bertarung dan mulai menyembuhkan mereka, tak peduli siapa pun itu—musuh atau tidak, yang jelas sekarang kami bertarung di sisi yang sama.

Aku keluar paling terakhir di antara mereka. Aku sempat memperhatikan pola bertarungnya, dan kurasa tidak ada pola khusus seperti AI pada umumnya, ini hal yang cukup susah. Kalau kami apes, ia tidak akan memiliki kelemahan apa pun.

"Ada yang bisa meminta bala bantuan lain?" tanyaku dalam telepati. "Aku tidak yakin kita bisa mengalahkan monster dengan jumlah kita serta mereka. Healer dan buffer-nya tidak seimbang untuk membantu penyerang yang kita miliki."

"Jadi mereka sekarang bersama kita, ya?" tanya Black balik padaku.

"Kurasa begitu," aku menjawab singkat. "Akan kucoba berdiskusi dengan Gabrielle sebentar dan memintanya memanggil bala bantuan dari Sacred Circle," lanjutku. "C, coba lu minta bantuan Resistance," tambahku.

"Gue gak yakin mereka mau ngebantu kita, apalagi bertarung bersama Sacred Circle." Memang benar, siapa yang mau bertarung di samping musuh bebuyutanmu?

"Err, gue tau. Tapi gak ada salahnya lu coba dulu," kataku. "Coba lu hubungi Auriel."

"Oh, bener juga!"

Casey langsung mundur dari pertarungannya untuk mengirim pesan kepada Auriel, Avery menggantikannya sejenak sebagai tanker. Kemudian aku mencoba mendekati Gabrielle.

"Gabrielle!" aku membuka penutup kepalaku dan membuatnya bergeser mundur mengarah padaku.

"Blue?" dia kaget ketika melihatku. "Kukira kau mati di dalam sana," katanya. "Jadi ini semua rencanamu?"

"Kalian ingin mengetahui kebenaran dari kegunaan legacy shards, kan? Sekarang kalian mendapatkannya!" ujarku.

"Kurasa begitu." Ia menelannya dengan mentah-mentah.

"Kalau begitu apakah dengan ini kalian akan berhenti dengan cara kalian mendapatkan legacy shards?" aku berhenti untuk menghindari serangan Tiberius. "Kalian masih bisa mundur dari semua ini, Sacred Circle dan siapa pun—bahkan Resistance, mungkin bisa menemukan jalan damai."

"Aku tidak tahu," balasnya.

"Pada akhirnya tidak ada jalan keluar dari sini! Benar, kan?!"

"Mungkin!"

"Kalau begitu kau bisa mengumumkan pada petinggi Sacred Circle untuk datang melihat dan bertarung bersama kita! Buat mereka percaya dengan yang kau lihat ini!" aku mencoba meyakinkan dia yang terlihat ragu untuk mempercayai yang mana. "Lihat, kita tidak bisa mengalahkan monster di depan kita dengan jumlah ini."

Ia perlahan mengangguk dan menepi dari pertarungan.

"Dia memanggil bantuan dari Sacred Circle," kataku dalam telepati. "Jika kita berhasil mengalahkan ini, kita harus bergerak kembali secepatnya karena aku tidak yakin Sacred Circle akan mau berhenti memburu kita," lanjutku.

"Jadi semua ini sia-sia?" White datang dengan pertanyaan, wajahnya sedikit kecewa ketika kulihat dia dari kejauhan.

"Aku mencoba meyakinkan Gabrielle bahwa inilah yang terjadi saat kita mengumpulkan dan menyatukan legacy shards. Mungkin itu bisa membantunya untuk mengubah mereka."

"Aku juga sempat berpikir seperti itu tadi," ucap Black. "Rupanya kau sudah terpikirkan hal itu terlebih dahulu."

Aku mengundang Violet dan Julian ke dalam party. Aku menempatkan diriku dan Violet dalam party tersendiri dalam squad karena ingin berbicara dengannya. Dalam pertarungan aku tetap melancarkan seranganku meskipun tidak mendapatkan buff yang membantu.

"Hei," sapaku.

"Menukarkan kami dengan legacy shards, ya?" ia terkekeh.

"Hanya itu yang terpikirkan. Aku sempat murka terhadap Casey mendengar kau disandera oleh mereka." Aku berhenti sejenak untuk bernapas. "Aku turut berduka terhadap yang menjadi korban saat itu."

Aku memandangnya dari kejauhan dan memberikanku geleng singkat sambil tersenyum—meski ekspresinya tidak begitu searah dengan senyumannya.

"Tidak apa-apa," katanya. "Menyesal pun tidak ada gunanya, mereka tidak akan kembali, kan?" lanjutnya. Bagaimana kalau ternyata ada suatu cara untuk mengembalikan mereka?

Setelah perbincangan singkat yang kulakukan dengan Violet, aku mengembalikan party dalam squad seperti sebelumnya.

Project Legacy: ReascendTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang