Desember

3.3K 133 3
                                    

Author POV

Langkah kaki berpadu dengan derit hak sepatu menggema disepanjang lorong,  seorang wanita berjalan sambil membawa beberapa dokumen di tangan kirinya dan telfon di tangan kanan nya. Wanita itu mendorong paksa sebuah pintu kaca kemudian masuk dan meletakkan beberapa dokumen di atas meja kerja nya.

"Berapa kali saya bilang, untuk edisi kali ini saya nggak mau sembarangan pilih model karena ini menyangkut nama Baik Beauty!"perempuan itu terlihat marah di telfon.

"Besok kalian harus bisa atur jadwal pemotretan dengan Tania Anggara saya tunggu kelanjutannya"perempuan itu menutup telfonnya kemudian berkacak pinggang.

"Pagi-pagi udah marah marah dasar perawan tua "tanpa giana sadari seseorang sudah berdiri di ambang pintu sambil menertawakan tingkah giana.

"Cyin..  Lo tau gak sih gue lagi kesel banget"giana duduk di sofa yang terletak di tengah ruangan,  dan seseorang yang dia sebut"cyin" mengikutinya kemudian duduk disampingnya.

"Makanya eike bilang juga apa, lo harusnya deketin tuh si manajernya si putri Indonesia yang cucok meong itu biar lo bisa punya kans buat jadiin si Putri cover utama majalah kita"

"Bilang aja lo yang naksir itu manajer siapa namanya...  Ah Rega yang kata lo cucok meong itu"

"Ember cyin hahah back to topik terus lo bakalan jadiin tania cover majalah kita? "

"We dont have any choices darling"

"Oke oke,  btw hari ini lo punya jadwal meeting ya sama team dari A&D,  jam 10 di royal cafe "

"Siap laksanakan "

Giana POV

Menjadi menejer di usia yang cenderung masih muda mungkin keberuntungan menurut pendapat orang,  tapi nyatanya dalam waktu 24 jam gue cuma punya waktu 5 jam buat istirahat itupun kalau tidak ada meeting mendadak ditambah dengan setumpuk dokumen yang harus gue cek setiap hari, membuat gue harus selalu bergantung pada softlense yang  setiap hari terpaksa gue gunakan karena minus mata gue yang terlampau tinggi. 

Tapi bisa bertemu dengan orang baru dan kesempatan bertemu orang hebat membuat gue lupa dengan stress yang gue alami akibat jabatan itu. Seperti sekarang gue duduk di salah satu meja royal cafe yang terkenal dengan cheese tart mereka,tapi bukan kue itu yang jadi pilihan gue hari ini melainkan secangkir americano panas dengan chroisant sebagai temannya.

"Masih suka kopi Gi? "Suara seorang pria yang terdengar familiar membuyarkan konsentrasi gue yang sedang menikmati aroma americano , gue mendongak dan mendapati seorang pria mengenakan kemeja kotak - kotak biru dipadu dengan jaket denim yang lengan baju nya di gulung setengah,  rambut coklat tua nya dia biarkan sedikit berantakan dan gue sangat mengenali kaca mata kotak itu,  Dia Sean.

Sean POV

Pagi ini gue bener-bener Cinta jalanan di Jakarta,  tuhan dan jalan sepertinya bersahabat dengan gue hari ini.  Gue harus bertemu dengan manajer dari majalah beauty untuk membicarakan project gedung baru mereka,  saat-saat seperti ini yang buat gue Cinta dengan pekerjaan gue sebagai arsitek, bisa menerjemahkan isi fikiran dan hati seseorang kedalam sebuah sketsa yang nantinya akan jadi sebuah bentuk nyata yang bisa dilihat. 

Gue tiba di royal cafe setengah jam sebelum waktu janjian gue dengan client baru gue itu,  tapi saat gue berkeliling untuk melihat tempat yang kosong gue melihat dia disana, duduk sambil menikmati secangkir kopi panas nya.

Gue tidak tahan untuk tidak mengabadikan moment ini dengan cepat gue ambil kamera di dalam tas gue dan membidikkan ke arah pemandangan itu tanpa sepengetahuan si object.

Philophobia ( Complete )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang