Suara derap langkah terdengar bersahut-sahutan. Tak hanya satu orang, ada sekitar empat orang pemilik derap langkah yang memenuhi koridor rumah sakit.

"Harap beri jalan! Pasien tengah kritis!" Teriak seorang paramedis yang tengah mendorong bed itu dengan tergesa-gesa.

Terlihat seorang namja dengan jas dokter, bername tag Kim Jongin, tengah sibuk menatap cemas kearah pasien yang ada di atas bed itu dengan kondisi berlumuran darah.

"Bertahanlah. Aku tau, kau namja yang kuat. Jadi aku mohon, bertahanlah.. Park Jungkook."

Ya, bed dengan Jungkook yang terbaring di atasnya semakin di dorong dengan segera menuju ke ruang UGD.

Jongin tak henti-hentinya menatap wajah pucat yang dihiasi oleh warna merah itu. Seakan jika ia mengalihkan pandangannya barang sedetik, maka sosok yang terbaring ini akan lenyap begitu saja.

Bed itu di dorong masuk ke ruang UGD. Jongin menjadi dokter yang menangani Jungkook saat ini.

Hyung akan menyelamatkamu, Jungkook-ah. Bertahanlah sedikit lagi.

.

.

.

Didepan ruang operasi, Yoongi, tuan dan nyonya Park dilanda kebingungan. Bagaimana tidak? Mereka tak mengetahui dimana keberadaan si bungsu mereka. Yoongi bahkan sudah menghubungi nomor Jungkook. Tapi, hasilnya hanya suara operator yang menjawabnya. Rasa cemas menyeruak dengan cepat didiri Yoongi. Pasalnya, Yoongi tau jika kondisi Jungkook sedang tidak baik. Ia takut, hal buruk tengah terjadi pada adik kecilnya itu.

"Astaga! Kenapa ponselnya tidak aktif?!"

Yoongi mengusap kasar wajahnya , frustasi. Ia benar-benar cemas dengan kondisi Jungkook.

"Jwesonghamnida."

Atensi Yoongi, tuan dan nyonya Park teralihkan pada sosok yang baru saja mengeluarkan suaranya. Seorang namja dengan jas dokternya mengulas senyum ketika melihat tiga manusia dihadapannya itu.

"Jwesonghamnida, telah mengganggu waktu anda sekalian. Perkenalkan saya Kim Jongin, saya dokter disini." Ucap namja yang tak lain adalah Jongin.

"Ah, ye euisanim. Apa ada perlu dengan kami?" Tanya Yoongi dengan ramah.

"Sebelumnya, saya ingin bertanya sesuatu. Apa anda sekalian keluarga Park Jungkook?" Tanya Jongin.

"Ye, euisanim. Kami keluarganya." Jawab Yoongi.

"Begini, ada yang ingin saya sampaikan kepada anda sekalian. Ini perihal-"

Cklek!

Perkataan Jongin terpotong ketika pintu ruang operasi terbuka. Menampakkan seorang dokter dengan baju hijaunya yang melepas maskernya. Atensi semuanya teralihkan pada sosok dokter itu.

"Bagaimana, euisanim?" Tanya nyonya Park dengan nada cemasnya.

Seakan mengerti dengan kecemasan yang melanda sosok ibu dihadapannya ini, dokter itu tersenyum.

"Operasinya berjalan lancar. Kami berhasil melakukan transplantasi mata untuk Park Seokjin."

"Syukurlah, ya Tuhan."

Tak henti-hentinya nyonya Park mengucap syukurnya pada Tuhan yang telah memberikan kabar bahagia ini. Raut senang juga tergambar di wajah tuan Park dan Yoongi.

"Park Seokjin akan segera kami pindahkan ke kamar rawatnya semula. Kalau begitu saya permisi." Pamit dokter itu dan berjalan pergi.

"Yeobo.."

Last Letter From God [END]Where stories live. Discover now