Bad Reality

4.7K 387 37
                                    

Author pov.

Hening..

Satu kata yang bisa menggambarkan kondisi di depan ruang operasi ini. Terlihat tiga manusia yang tengah duduk cemas di kursi tunggu.

Salah satunya adalah Yoongi. Namja pucat itu terlihat cemas. Bahkan ia sejak tadi sudah merapalkan doa-doa untuk keselamatan Seokjin.

Ya, yang kini berada di ruang operasi adalah Seokjin. Hyung sepupu tertuannya itu tengah menjalani transplantasi untuk kedua matanya yang mengalami kebutaan.

Yoongi benar-benar senang ketika mendengar perkataan dokter ketika menyampaikan berita bahagia ini.

Flashback on..

Yoongi tengah duduk di sofa kamar rawat Seokjin dan Jimin bersama dengan tuan dan nyonya Park, ketika pintu kamar rawat itu terbuka dan menampilkan sosok namja tambun dengan jas dokternya.

"Annyeonghaseyo, maaf mengganggu waktu anda sekalian." Ucap dokter itu.

"Ah, anieyo. Apa euisanim ingin melakukan pemeriksaan?" Tanya tuan Park.

"Animida, tuan Park. Saya kemari ingin memberitau kabar bahagia pada anda. Ada seseorang yang ingin mendonorkan kedua matanya untuk pasien Park Seokjin."

Perkataan dokter tambun itu, membuat tuan dan nyonya Park, serta Yoongi menatap tak percaya kearah dokter itu.

"Benarkah, euisanim?" Tanya Yoongi memastikan.

"Ye. Bahkan operasinya bisa dilakukan hari ini. Mengingat kondisi pasien Park Seokjin sudah stabil meski dia masih dalam kondisi koma. Lebih cepat, akan lebih baik. Jadi, saya ingin meminta persetujuan dari pihak keluarga. Apakah pihak keluarga bersedia?"

"Kalau begitu, lalukan operasinya, euisanim. Lakukan apapun untuk menyembuhkan anak saya." Ucap nyonya Park dengan wajah memohonnya.

"Ye, euisanim. Lakukan operasinya." Sambung tuan Park, mendukung perkataan istrinya.

"Baiklah kalau begitu, saya akan menyiapkan ruang operasinya."

Flashback off..

Yoongi meremas tangannya. Ini sudah hampir dua jam, tapi proses operasi masih belum selesai. Matanya sudah berkali-kali melirik lampu yang ada di atas pintu itu. Namun lampu itu masih tetap menyala hijau, tanpa ada niatan untuk mengubah warna menjadi gelap.

Yoongi melirik kearah nyonya dan tuan Park yang duduk di sebrangnya. Ia bisa melihat tuan Park yang mencoba menenangkan istrinya. Tapi, tak dapat Yoongi elak jika tuan Park juga tengah cemas saat ini.

"Tenanglah, samcheon. Aku yakin, Jin hyung baik-baik saja. Dia orang yang kuat." Ucap Yoongi mencoba menenangkan tuan Park. Tuan Park hanya menjawab dengan anggukan.

"Tadi, samcheon sempat berbicara dengan dokter, kan? Siapa yang mendonorkan mata untuk Jin hyung?" Tanya Yoongi, yang sukses membuat Tuan dan nyonya Park terdiam.

"Dokter mengatakan jika pendonor tak ingin identitasnya di ungkap sebelum operasi dijalankan. Jadi, sebelum operasi ini selesai, kami tak tau siapa orang baik itu." Jawab tuan Park.

"Semoga kebaikannya di balas oleh Tuhan." Ucap Yoongi dengan tersenyum manis. Namun, seketika satu hal yang mengganjal melunturkan senyumanya.

"Samcheon, imo. Apa Jungkook tidak kalian beritau?"

.

.

.

Tap! Tap! Tap!

Last Letter From God [END]Where stories live. Discover now