Misterious Letter (Again)

4.2K 439 19
                                    

.

.

Author Pov.

Cklek!

Jungkook berjalan masuk kedalam apartementnya. Ia baru saja membersihkan apartement Jin dan Jimin.

Brugh!

Jungkook menjatuhkan dirinya di atas sofa. Hari ini seharusnya Jungkook pergi ke sekolah. Tapi, bagaimana lagi? Jin melarangnya berangkat kesekolah selama dua hari.

"Eunghh.."

Jungkook melenguh ketika kepalanya berdenyut. Hanya sekali denyutan, tapi itu terasa sangat menyakitkan. Jungkook mencengkram rambutnya ketika denyutan itu kembali terasa lagi.

Jungkook berjalan menuju ke kamarnya untuk mengambil obat sakit kepala. Ia berjalan dengan berpegangan pada dinding. Perlahan-lahan Jungkook berjalan menuju kamarnya.

Cklek!

Jungkook membuka pintu kamarnya dan dengan segera berjalan menuju meja kecil di samping tempat tidurnya. Ia mencari obat sakit kepalanya disana. Dengan tergesa-gesa, Jungkook meminum obat itu.

"Haah.." Jungkook menghela nafas panjang ketika kepalanya sudah mulai berhenti berdenyut. Pandangan matanya mulai sayu. Ingin rasanya ia tertidur untuk sesaat.

Brugh!

.

.

Jungkook pov.

Mataku terasa sangat berat untuk dibuka. Tapi, sebuah teriakan berlang kali yang terdengar di telingaku membuatku ingin membuka mata. Bukan apa, tapi itu teriakan dari hyungku. Jin hyung. Aku tau dia pasti marah sekali melihatku tertidur seperti ini.

"Bangun! Pemalas!"

Aku perlahan membuka mataku. Jujur saja, mataku sangat berat dan ingin menutup lagi.

"Aku bilang bangun, pemalas!"

Byuuurrr!!

Aku segera terbangun dan duduk di atas tempat tidurku. Aku menunduk dan melihat seluruh bajuku basah. Ya.. Jin hyung menyiramku dengan air.

"Sudah bangun, huh?! Cepat belikan makanan untukku dan Jimin." ucap Jin hyung dengan nada suara yang dingin.

"Ne, hyung. Aku akan berganti pakaian dulu." Ucapku dengan masih menunduk.

"Ani, pergi sekarang juga. Aku tak ingin lama-lama. Palli ga!!" teriak Jin hyung. Aku hanya semakin menundukkan kepalaku mendengar teriakan Jin hyung.

Jin hyung berjalan keluar dari kamarku. Aku hanya menghela nafas pelan. Aku berdiri dan segera keluar dari apartement. Aku harus segera membelikan makanan untuk Jin hyung dan Jimin hyung. Aku tak ingin mereka kembali memarahiku.

.

.

Aku berjalan di trotoar dengan melipat tanganku di dada. Udara di luar terasa sangat dingin bagiku. Bagaimana tidak? Aku hanya memakai celana training hitam dan kaos putih. Ah, kaosku juga basah. Itu semakin membuatku kedinginan.

Aku mempercepat jalanku menuju kesebuah cafe kecil. Aku masuk kedalam cafe itu dengan tergesa-gesa. Aku segera memesan makanan untuk Jin hyung dan Jimin hyung. Aku menunggu dengan badanku yang mulai menggigil.

"Ini pesanannya!"

Aku segera memberikan uangku dan mengambil tas kresek berisi makan pesananku.

"Dangsineun gwenchanayo?" tanya penjaga kasir itu dengan menatap kearahku.

"N-ne, gwen-ch-chan-sum-nida." ucapku dengan nada bergetar. Aku berulang kali meniup telapak tanganku agar terasa hangat.

"Apa anda kedinginan? Anda keluar tidak memakai jaket dan sepertinya kaos anda basah." Ucap penjaga kasir itu.

"Aniya, nan gwenchansumnida. Ah.. bisa aku ambil kembalianku sekarang?" tanyaku pada penjaga kasir itu.

"Ah, jwesonghamnida. Ini kembaliannya. Datanglah kembali kemari."

Aku hanya tersenyum kecil lalu berjalan dengan segera keluar dari cafe itu. Udara dingin kembali menyapa tubuhku. Aku hanya menggosokkan tanganku satu sama lain agar tetap hangat. Tapi, sepertinya percuma. Aku tetap kedinginan. Aku mempercepat langkahku agar sampai di apartement.

.

.

Tok! Tok! Tok!

Aku mulai mengetuk pintu apartement Jin hyung. Pintunya masih belum di buka. Badanku sudah kedinginan sejak tadi. Aku masih sibuk mencari cara agar tubuhku tetap hangat.

Cklek!

Pintu terbuka. Aku segera berdiri tegak. Aku melihat Jimin hyung yang membukakan pintunya.

"J-Jim-in.. h-hyunghh.. Ini makan-nannya." Ucapku dengan nada yang semakin bergetar.

Jimin hyung menatapku dari atas hingga bawah. Ia mengambil bungkus kresek itu dari tanganku tanpa mengatakan sepatah katapun. Jimin hyung langsung menutup pintu apartementnya. Aku hanya bisa diam. Aku berjalan perlahan menuju ke apartementku.

.

.

Author pov.

Cklek!

Jungkook berjalan masuk kedalam apartementnya. Ia segera masuk ke kamarnya dan berganti pakaian. Memakai jaket yang cukup tebal dan membuat coklat panas untuk menghangatkan dirinya.

Brugh!

Jungkook menjatuhkan dirinya di sofa. Kepulan asap dari cangkir yang berisi coklat panas terlihat sangat kentara. Jungkook memejamkan matanya sejenak setelah menenggung coklat panasnya. Merasakan suhu hangat menjalar ke seluruh tubuhnya.

'Kelinci kecil yang malang. Menutup mata dalam diamnya. Meresapi rasa tanah yang menempel di tubuhnya.'

Jungkook tersentak dan membuka matanya dengan tiba-tiba. Nafasnya terlihat tak teratur. Jungkook menatap coklat panas dimejanya. Ia lalu mengedarkan pandangannya ke seluruh ruangan apartemennya. Kosong. Hanya dirinya seorang.

Lalu? Suara siapa tadi?

Jungkook kembali menatap meja di depannya. Dan betapa terkejutnya dia ketika melihat sebuah amplop merah. Jungkook ingat, ini kedua kalinya dirinya mendapatkan surat ini. Jungkook mengambil surat itu dan membukanya.

Kelinci kecil yang malang. Menutup mata dalam diamnya. Merasakan rasa tanah yang menempel di tubuhnya.

Jungkook mengernyitkan dahinya, ketika membaca surat itu. Ini sama dengan apa yang didengarnya baru saja. Sama persis.

Apa ini semua? Kenapa surat ini datang lagi? Dan.. kenapa kelinci?

Banyak pertanyaan yang muncul di benak Jungkook. Mulai dari pertanyaan 'apa' sampai 'kenapa'. Jungkook di penuhi rasa bingung dengan dua surat yang datang padanya saat ini.

.

.

To Be Continue

Annyeong, yeoreobun. rei blik up lgi nih. kyknya udah tiga kli up reinya shri ini. but, it's okay, krna hri ini hri ntesnya rei. so rei bnyk2kin upnya deh.

nih, chp sljutny dri last letter from godnya. mian, klo critany agak ngawur. nih, rei brusaha buat ngelanjutin. so, nih chp rei bru buat and lngsung rei up. so, mungkin bnyk klsahan. typho mslnya. so, maafkeun rei ya..

oke, vomentjuseo, and see you next time. mian, klo partnya kependekan. dikjar waktu soalnya. hehe. bsok2 rei chp sljutnya rei buat agak panjangan deh. so, tungguin trus up dri rei ya.

Salam Reika Ryu.

Last Letter From God [END]Where stories live. Discover now