Chapter 26 part 3 - Sopir Taksi

173 7 0
                                    

Hingga suatu malam ..

Istri dari si sopir itu bermimpi bahwa di dalam mimpinya ia melihat seorang wanita bertubuh seperti anjing datang dan mencabik-cabik dirinya.

Ia menceritakan mimpinya itu dengan suaminya.

"Makanya bu, kalau tidur jangan lupa baca doa. Akhirnya mimpi buruk kan." Ucap sang suami.

"Tapi pak, mimpi ini udah aku impikan 2 hari yang lalu. Kira-kira pertanda apa ya?" Tanya sang istri.

"Itu tandanya, supaya kamu kalau mau tidur jangan lupa sama gusti Allah, kalau kamu seng baca dzikir sama doa, pasti gusti Allah kasih kamu mimpi yang baik." Nasihat suaminya.

Mimpi ini terus dialami oleh si ibu itu. Terkadang di cuaca yang sangat dingin ia selalu mengeluarkan peluh, terkadang ia mendengar suara aneh, suara mistik, dan menakutkan, terkadang ia suka melihat sosok wanita yang berpakaian serba merah lewat di depan jendela kamarnya.

Hingga pada malam selanjutnya ia kembali bermimpi mengenai wanita bertubuh anjing itu lagi. Ia terbangun dari mimpinya dan jam masih menunjukkan pukul 01.25 malam.

Ia menghapus peluh yang ada di dahinya, dan melihat ke arah sampingnya namun ia tak melihat ada suaminya di sana.

"Ke mana ya bapak pergi?" Ucapnya.

Ia bangkit dari kasurnya dan pergi menuju dapur, namun tidak melihat apa-apa. Ia mencari ke semua ruangan yang ada di rumahnya namun tidak menjumpai suaminya itu.

"Ke mana bapak ya?" Ucapnya lagi.

Ia kembali masuk ke dalam kamarnya tetapi tidak menemukan siapa-siapa di sana selain dirinya.

Ia terduduk di atas kasur reyotnya itu, suara deritan kayu itu semakin menusuk sanubarinya. Belum lagi ditambah suara hujan yang deras menghajar jalanan, juga bunyi suara binatang malam, semakin menambah kesan horror di rumahnya itu.

Ia mengipas-ngipasi wajahnya dengan tangannya sendiri, peluh juga terus bercucuran.

PRANGG!

Tiba-tiba bunyi piring jatuh dan pecah.

Dengan segera, ia berlari menuju dapur dan melihat piring kaca berisi 4 ekor ikan layangnya telah jatuh ke atas lantai yang beralaskan tanah.

Ia berteriak histeris dan menangis melihat ikannya telah kotor terbalut dengan tanah. Tiba-tiba terdengar suara bisikkan di telinganya.

"Bagaimana .. HH .. Sakit bukan? .. HH .. Ketika sesuatu yang kita sayangi telah tiada .. HH .. "

Ibu itu membalikkan badannya dan tidak melihat siapapun.

Ia berlari menuju kamarnya dan masih tidak menemukan suaminya. Ia kembali berlari menuju dapurnya dan mendapati ikannya telah terkubur di dalam tanah, ia kebingungan. Ia menggali tanah tersebut dengan cepat namun tidak menemukan ikannya di sana, ia semakin bingung tapi tangannya terus menggali.

Lubang tanah itu juga sudah semakin dalam, ia ingin berhenti tetapi tangannya terus bergerak untuk menggali. Tiba-tiba di tanah itu keluar seperti cairan berwarna merah pekat dan kental, cairan itu terus keluar dan ternyata itu adalah darah. Tak hanya itu muncul kepala seekor anjing berwarna cokelat muda berbulu lebat, seketika ibu itu teringat akan kejadian yang diceritakan suaminya itu.

Bahwa 1 bulan yang lalu suaminya menabrak seekor anjing kesayangan milik Mawar.

Bulu kuduknya tengah berdiri, dari raut wajahnya sudah terlihat bahwa ia sangat ketakutan, dan tak lama kemudian terdengar suara yang tengah berbisik.

"Ini adalah aku . . HH . . Aku datang kemari untuk menukar nyawamu dengan anjingku . . HH . ."

Ibu itu berdiri dan melihat ke arah sekitarnya dengan ekspresi wajah ketakutan setengah mati.

"Kamu harus menyerahkan nyawamu padaku . . HH . ."

"Apa-apaan ini?! Siapa kamu?!" Ucap si ibu.

"AKU ADALAH MAWAR PEMILIK DARI ANJING YANG BERNAMA BOBBY YANG MATI KARENA DITABRAK OLEH SUAMIMU! KAMU SUDAH MENGATAKAN HAL YANG MEMBUATKU MARAH! SEBAGAI GANTINYA KAMU HARUS MATI! AKHHHHHHH!"

Tiba-tiba ada sosok wanita bertubuh anjing dengan wajah merah darah terbang menghampiri si ibu.

"AKHHH!" Si ibu berusaha melarikan diri namun . . .

CRETT! CRETT! CRETT!

Darah kental nan merah telah bersimbah keluar dan menghiasi dinding rumah kayu miliknya.

Ibu si sopir taksi telah tewas mengenaskan dengar kepala terpenggal dan tubuh yang menyatu di dalam lubang.

Sosok wanita itu tertawa puas dan menghilang dengan sendirinya.

*

Keesokkan malamnya . . .

"Nisa! Lisa! Isya'!" Teriak seseorang di ujung jalan.

"Suara siapa itu?" Tanya Lisa.

"Sepertinya aku kenal." Ucap Isya'.

"Hei!"

Nisa, Lisa, dan Isya' membalikkan badannya dan melihat Mawar yang tengah berdiri memegang pecahan piring di tangannya.

"Mawar! Kamu kenapa?" Tanya Nisa panik.

"Kok piringnya pecah? Kamu habis ngapain?" Tanya Isya'.

Mawar hanya diam menunduk dengan rambutnya yang terurai.

"Terus kamu bisa tau kami ada di sini darimana?" Tanya Lisa memegang pundak Mawar.

Mawar terpekik kaget dan jika dilihat sepertinya ia memandang ke arah tangan Lisa yang memegang pundaknya.

Isya' mengerutkan dahinya, curiga.

Karena penasaran, Nisa pun mencoba merapikan rambut Mawar dan memegang pipinya, namun . .

"AKHH!"

Nisa berteriak dan langsung menarik tangannya, tangannya berlumuran darah bekas gigitan Mawar.

Mawar mendongakkan kepalanya dan memandang ke arah Nisa, Lisa, dan Isya'. Betapa terkejutnya mereka bertiga ketika melihat Mawar yang berwajah merah darah dengan bola mata putih dan gigi-giginya yang tajam menyeringai.

Ia membelakangkan kedua tangannya, seraya mengambil sesuatu.

"AKKHH!"

Nisa, Lisa, dan Isya'berteriak ketika melihat apa yang dipegang oleh Mawar. Itu adalah kepala dan organ tubuh dari istri si sopir taksi, bu Inah.

Bisikan MautWhere stories live. Discover now