Chapter 15 - Patah Hati

483 19 7
                                    

Siang itu, Kris bersama Mitra seperti biasa selalu makan bersama di sebuah kafe dan membicarakan hal-hal lainnya, namun di hari ini sangat berbeda. Kris mencoba untuk memberitahu sahabatnya itu akan sesuatu.

"Bro .. " Ucap Kris yang menepuk pundak Mitra yang asyik bermain dengan HP-nya.

"Mmm .. " Ucap Mitra.

"Aku mau ngomong sesuatu." Ucap Kris.

"Ya udah ngomong aja, gak usah bisik-bisik ah .. Geli tau!" Ucap Mitra.

"Kan .. Nisa sama Lisa udah nikah nih, nah rencananya aku mau nembak Isya'." Ucap Kris, seketika Mitra berhenti bermain dan menatap tajam ke arah Kris.

"Apa-apaan kamu?! Gak aku nggak setuju kamu sama si pengacau itu!" Ucap Mitra membanting tempat tissue yang ada di atas meja.

"Memangnya kenapa dengan Isya'? Kok kamu bilangin dia si pengacau sih?" Bentak Kris.

"Kamu gak tau apa?! Gara-gara dia dan 2 sahabatnya itu hidup teman-teman kita semua pada berantakan!" Bentak Mitra.

"Teman-teman? Sejak kapan kamu perduli dengan teman-teman? Teman-teman siapa yang kamu maksud? Mario? Kamu bahkan kelahi sama dia cuma karena salah paham perihal Miranda! Aku tau kamu sakit hati kan gara-gara Miranda meninggal dunia? Sedangkan kamu gak sempat nyatakan perasaan mu sama dia?" Ucap Kris.

"Cukup Ris! Cukup! Iya aku sakit hati karena mereka Miranda ku harus mati konyol begitu! Aku gak terima!" Bentak Mitra.

Mitra pun meninggalkan Kris di sana seorang diri.

Kris dengan kesal pun ikut pergi dan meninggalkan Mitra yang sedang memakai helmnya.

Kris menunggu di depan halte bus, menunggu bus datang.

Sekitar 5 menit menunggu, bus pun datang ia memutuskan untuk menghampiri Isya' dan menyatakan perasaannya pada Isya'.

Sekitar 15 menit perjalanan, akhirnya Kris sampai di depan gang rumah Isya' ia pun melangkahkan kakinya memasuki gang tersebut, ada perasaan gelisah, takut dan cemas.

Ia pun berhasil berdiri di depan rumah Isya' di sana Isya' sedang menyapu halaman rumahnya. Dengan mencoba untuk berani, Kris pun memanggil Isya'.

"Kris?! Kok?" Ucap Isya' kebingungan.

"Hehe iya .. Aku jalan-jalan aja ke sini, ada sesuatu yang ingin aku bicarakan." Ucap Kris.

"Mau ngomong apa?" Tanya Isya' menyimak.

"Emm .. Gini .. " Ucap Kris sambil menghela nafasnya menatap Isya'.

"Aku .. Datang ke sini .. Mau .. "

"Kamu kok jadi gugup gini? Kenapa sih memangnya? Mau ngomong apaan? Tumben banget." Ucap Isya' yang mengerutkan alisnya.

"Aku datang ke sini mau ngelamar kamu." Ucap Kris.

Seketika raut wajah Isya' berubah, ia terdiam seribu kata, matanya terbelalak dan mulutnya ternganga seakan tak percaya apa yang ia lihat dan ia dengar sekarang.

"Ka .. Ka .. Kamu bohongan kan? Gak .. Gak mungkin kamu ngelamar aku." Ucap Isya'.

"Aku serius, sya' aku udah suka sama kamu lama banget, cuman aku gak berani ngungkapin sekarang .. " Ucap Kris.

"Tapi maaf .. Aku gak bisa nerima lamaran kamu." Ucap Isya' yang mengalihkan pandangannya dari Kris.

"Kenapa?" tanya Kris.

"Aku gak mau ada korban kematian lagi, karena orang-orang selalu menganggap bahwa mereka yang dekat bersamaku dan 2 sahabat ku yang lain akan mati." Ucap Isya' dengan tampang wajah yang sedih.

"Mati? Lalu bagaimana dengan kak Rian dan kak Neon? Bukannya mereka sudah menikah? Jangan salahkan diri mu sendiri penyebab dari kematian orang lain, semua kematian manusia hanya Allah yang tau." Ucap Kris.

"Tapi tetap aja aku gak bisa, Kris. Kamu gak paham dengan perasaan kami bertiga! Kak Rian dan kak Neon memang sudah menikah tapi apa kamu tau apa yang mereka berdua alami? Nggak kan?! Jangan paksa aku menikah denganmu kalau cuma bisa melihatmu terluka." Ucap Isya'.

"Tapi aku cinta sama kamu, dan aku sudah siap menerima konsekuensinya, ku mohon menikahlah denganku." Ucap Kris.

"Masalah itu, kita akan lewati bersama." Ucap Kris.

"Pasangan sejati itu selalu bersama, saling menjaga dan melawan semua arus tantangan bersama." Ucap Kris.

"Gak! Maaf aku gak bisa .. " Ucap Isya' yang menghempaskan sapu kayunya ke tanah dan berlari masuk ke dalam rumah.

Kris hanya terdiam memandang Isya' yang masuk ke dalam rumah.

"Aku akan menunggumu di sini hingga kamu bisa menerimaku .. " Ucap Kris.

Bisikan MautWhere stories live. Discover now