Chapter 10 - Ujian Mematikan

508 19 0
                                    

Tak terasa Nisa, Lisa dan Isya' kini telah menghadapi UN untuk menentukan kelulusan mereka, mereka akhir-akhir ini melalui perjalanan yang sangat berat namun tidak melupakan kewajiban mereka sebagai pelajar yaitu belajar. Mereka besok akan menghadapi hari ketiga UN dengan mata pelajaran IPA, jadi mereka bertiga belajar bersama di rumah Lisa seperti biasa.

Mereka belajar tidak seperti biasanya, yang penuh dengan keceriaan, canda tawa dan kebahagiaan yang terpancar di wajah mereka. Namun semenjak kematian Mario dan Liani hidup mereka sekarang datar dan kelam, hanya warna hitam yang sekarang bisa melukiskan hati juga hidup mereka, yah kelam dan gelap.

Waktu terus berjalan, sudah menunjukkan pukul 05.00 sore mereka pun memutuskan untuk pergi ke kuburan Mario dan Liani untuk mengirim do'a kepada mereka. Sesampainya di sana mereka bertemu seorang kakek tua yang sedang duduk menyendiri di sebuah batu nisan, mereka bertiga terdiam saling menatap kebingungan satu sama lain. Kakek itu tidak sama sekali bergerak atau beranjak dari batu nisan berwarna biru muda itu.

Nisa pun memutuskan untuk menghampiri kakek tua tersebut dan melihat ke arah papan kayu di kuburan itu, di sana tertuliskan sebuah nama dan tanggal kematian si mayat namun nama mayat itu sudah terhapus dan hanya terlihat tulisan 'AT' saja.

"Assalamu'alaikum kek?" Tanya Nisa memulai pembicaraan, namun kakek itu hanya diam memandang lurus dengan tatapan kosong. Nisa melihat ke arah Lisa dan Isya', mereka memberi kode untuk terus melanjutkan pembicaraan.

"Assalamu'alaikum kek, kakek kenapa? Kok diam aja? kek? kakek?" Ucap Nisa sambil menggoyangkan tubuh kakek tua itu perlahan, namun ..

*BRUK*

Tiba-tiba kakek tua itu jatuh pingsan, spontan Lisa dan Isya' datang dan membantu Nisa mengangkat sang kakek.

"Gimana nih? Tiba-tiba kakeknya pingsan?" Tanya Nisa.

"Mungkin kakeknya belum makan makanya kehabisan energi." Ucap Isya'.

"Bentar ya, aku panggil warga dulu buat ngebawa kakek ini pulang." Ucap Lisa seraya pergi berlari.

Warga pun datang dan membawa kakek itu pulang ke rumahnya.

"Terima kasih, semuanya. Karena sudah menemukan kakek saya." Ucap seorang anak laki-laki yang bernama Rian itu.

"Oh sama-sama kak, jadi kakek itu kakeknya kak Rian yah?" Tanya Nisa.

"Iya de, beliau ini kakek saya. Sudah 3 hari pergi dari rumah tanpa kembali dan ternyata beliau malah datang ke kuburan adik saya, padahal sudah bertahun-tahun yang lalu adik saya meninggal tapi hingga saat ini kakek saya masih merindukannya." Ucap Rian.

"Kalau boleh tau adek kak Rian meninggal karena apa ya kak?" Tanya Isya'.

"Adik saya meninggal karena jadi ko .. " Belum sempat Rian menjelaskan seorang warga memanggilnya.

"Rian! Sekarang kamu pulang! Kakek kamu kelaparan, mau makan gih." Rian pun mengangguk dan berpamitan pada mereka bertiga.

"Ya udah kalau gitu saya permisi dulu .. sekali lagi terima kasih, Assalamu'alaikum." Ucap Rian.

"Wa'alaikumussalam." Ucap mereka bertiga berbarengan.

Keesokkan paginya ..

"Ayo anak-anak keluarkan semua barang-barang kalian seperti HP, buku catatan beserta buku paket dan taruh langsung di kotak atas meja saya." Ucap bu Rini selaku pengawas ruangan ujian itu.

Semua mengeluarkan barang-barang mereka dan bu Rini mulai membagikan kertas ujian juga lembar jawaban pada mereka, ujian pun di mulai.

Semua teman-teman yang lain merasa sangat tenang dalam menjawab pertanyaan tersebut namun berbeda dengan apa yang dirasakan oleh Nisa, Lisa dan Isya'. Mereka merasa terganggu karena mereka selalu merasakan hembusan angin yang aneh dan setiap angin itu berhembus mereka selalu merinding. Mereka selalu mendengar kata-kata yang tengah berbisik di telinga mereka, sehingga mereka merasa tidak fokus dengan ujian yang mereka hadapi namun mereka mampu menghadapi itu semua dengan membaca ayat-ayat suci Al-Qur'an juga menaruh Al-Qur'an di atas meja mereka bertiga.

Bel pulangan telah berbunyi ..

Mereka bertiga memutuskan untuk pergi ke perpustakaan dan belajar di sana, karena besok adalah hari terakhir mereka menghadapi UN dengan mata pelajaran Bahasa Inggris dan mereka ingin belajar bersama di perpustakaan, hingga tak terasa jam sudah menunjukkan pukul setengah 7 malam, mereka bertiga melakukan ibadah shalat Maghrib dan kembali ke perpustakaan.

"Ehh gan .. kita kembalinya habis shalat Isya' yah, soalnya aku sudah janji sama Ummi ku buat nemanin Ummi ku belanja buat bekal besok pagi." Ucap Nisa.

"Iya, aku juga gak bisa lama-lama, kalian tau sendiri kan mami aku gimana? Apalagi semenjak kematian adekku, Liani mami jadi lebih sering khawatiran sama aku." Ucap Lisa.

"Oke gan, bisa diatur .. habis shalat Isya' kita langsung cus pulang." Ucap Isya'.

Mereka belajar bersama di perpustakaan, mulanya baik-baik saja tapi ..

*PET*

Tiba-tiba lampu perpustakaan padam dan membuat mereka bertiga panik. Mereka mencari HP mereka masing-masing dan menyari senter di HP mereka namun terlambat sosok wanita itu berdiri tepat di tengah rak-rak buku memperhatikan mereka, Lisa yang melihat hal itu pertama kali berteriak histeris dan menjatuhkan HP nya dan berlari ke belakang.

Karena tidak berhasil menyalakan senter, Nisa langsung mengambil HP Lisa dan menarik tangan Isya' kemudian Lisa lalu keluar dari ruang perpustakaan itu dan mereka terdiam sambil mengatur nafas mereka.

Tak lama kemudian lampu kembali menyala, dengan cepat Nisa masuk ke dalam perpustakaan dan mengambil tas mereka bertiga kemudian pulang.

Hari terakhir Ujian Nasional ..

Seperti biasa Nisa, Lisa dan Isya' menaruh Al-Qur'an di atas meja mereka dan selama ujian mereka tenang tiada yang menganggu mereka. Ujian berakhir dengan lancar dan baik, pagi itu benar-benar cerah dan jam masih menunjukkan pukul 10.00. Semua siswa di sana berbahagia karena UN telah berakhir dan mereka merayakannya dengan bersenang-senang bersama teman-teman mereka namun tiada yang bisa memungkiri bahwa hari ini juga nasib buruk terjadi.

2 orang siswi yang berlari kejar-kejaran di lantai atas/lantai 2 dari gedung sekolah tidak melihat ada genangan air di atas sana dan salah satu dari mereka terpeleset dan pada saat ia mencoba bangkit dia malah terjatuh ke arah belakang dan untungnya ia berpegangan pada ujung-ujung dinding tersebut, melihat temannya seperti itu 1 anak ini memanggil bu Tika yang masih menyusun kertas-kertas ujian.

"Bu Tika, tolong bu .. teman saya bergelantungan di sana." Ucap anak itu, spontan bu Tika berlari mendatangi anak tersebut dan mencoba menolong namun tak di sangka kayu yang ada di atas atap telah bergeser, karena memakai high heel dan ia juga tidak mampu lagi menunduk untuk mencoba meraih anak tangan itu akhirnya bu Tika terjatuh ke lantai bawah spontan semua orang kaget dan histeris namun pada saat semuanya ingin membantu tiba-tiba saja kayu yang ada di atas atap terjatuh dan langsung menimpa kepala bu Tika dan kepala bu Tika pecah seketika dan meninggal di tempat.

Semua orang semakin berteriak histeris bahkan di antara mereka menangis berteriak dan ketakutan melihat hal itu begitu pula dengan Nisa, Lisa dan Isya'. Mereka sudah berhasil menjauhkan diri mereka dengan setan itu dengan menaruh Al-Qur'an di atas meja mereka namun sekarang mereka harus melihat dan menghadapi kematian bu Tika yang begitu tragis.

"KAPAN SEMUA INI BERAKHIR?!!!"

"KAPAN SEMUA INI BERAKHIR?!!!"

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.
Bisikan MautWhere stories live. Discover now