Chapter 18 - Laporan

433 14 0
                                    


"Kasian ya nak Mitra meninggalnya sadis begitu."

"Ahh salah sendiri, siapa suruh mabuk-mabukkan?"

"Kasian mba Nayla terpukul atas kematian adeknya."

"Kalau aja nak Mitra gak mabuk-mabukkan, mungkin sampai sekarang dia masih hidup."

Itulah beberapa pembicaraan ibu-ibu yang ada di gang itu, mereka membicarakan perihal kematian Mitra yang sangat tragis karena terlindas truk.

*

Terbentang bendera kuning di depan rumah Mitra, semua orang di sana merasa sedih apalagi Nayla selaku kakak kandungnya menangis terisak-isak karena kematian sang adik.

Sementara Nisa, Lisa, dan Isya' masih belum mengetahui berita itu karena rumah mereka jauh dari rumah Mitra.

"De .. Abang sore ini pergi ngampus yah? Pulangnya habis isya' kok." Ucap Rian yang sedang mengetik laporan tugasnya di laptop.

"Ngampus lagi?" Ucap Nisa sambil menaruh segelas es teh juga kue manis di atas meja.

"Iya, ini buat ngumpul laporan kegiatan kemarin." Ucap Rian.

"Yah .. Sendirian lagi deh di rumah." Ucap Nisa dengan akting berwajah melas.

"Ihh sayangku ini manja banget, baru juga hari ini ngampus." Ucapnya sambil menarik tangan istrinya itu lalu memeluknya.

"Abang .. Bulan depan ade udah berangkat ke Jerman." Ucap Nisa.

"Iya .. Abang tau kok." Ucapnya.

"Kalau misalkan ade ke Jerman abang jangan macam-macam yah di sini." Ucap Nisa sambil mencubit perut Rian.

Rian menggeliat.

"Ihh sakit de .. Tenang aja, istriku yang shaleha .. Abang gak akan macam-macam kok di sini, abang juga janji kalau abang ada waktu liburan kuliah. Abang bakalan nyusul ade ke Jerman." Ucapnya sambil mencium kepala Nisa.

*

Di rumah Lisa ..

"Sayang .. Tadi dosennya nelfon tuh kalau sore ini kamu di suruh ke kampus." Ucap Lisa sambil menutup jendela sedangkan Neon masih uring-uringan di atas kasur.

"Emm .. " Balasnya.

"Ayo yang bangun .. Ntar lagi shalat dzuhur lho, mandi sana." Ucap Lisa sambil menggerakkan kaki Neon.

"Ihh .. " Ucap Neon sambil menarik tangan istrinya itu hingga Lisa terduduk di pinggiran kasur.

"Mau aku bangun?" Tanya Neon, Lisa mengangguk.

"Cium dulu." Ucap Neon.

"Ihh .. Kamu nih apa-apaan sih!?" Ucap Lisa sambil menoreh pipi Neon ke samping, Neon tersenyum.

"Ayolah .. " Bujuknya.

Lisa pun mencium pipi sebelah kanan Neon.

"Tuh udah kan? Sudah sana mandi!" Ucap Lisa sambil bangkit dan memegang bed cover berwarna putih itu.

"Iyaaa my sweety." Ucap Neon sambil mencubit pipi istrinya itu, dan Lisa tersenyum lebar.

*

Tett .. Tett ..

"Ehh pak Barjo, mau ke mana pak?" Tanya Neon.

"Biasa .. Mau jualan, kamu sendiri mau ke mana? Sore-sore begini udah ganteng aja." Ejek pak Barjo yang merupakan seorang pedagang buah.

"Biasa pak, kuliah. Banyak tugas, makanya kejar waktu." Ucap Neon.

"Ohh kuliah toh, ya udah lanjutkan nak. Semoga sukses!" Ucap pak Barjo mengayuh sepeda lamanya itu.

Bisikan MautWhere stories live. Discover now