Empat : Suara Ombak

Start from the beginning
                                    

"Jangan menangis," hanya itu yang Nino ucapkan, lantas setelahnya dia membawa tangan kanan Aluna ke dalam genggamannya. Dia menuntun Aluna ke arah tempat tidur.

Sorot mata Aluna diliputi oleh kebingungan. Sebenarnya apa yang terjadi pada Nino?

"Tidurlah."

"Ta..tapi..kau?"

Nino tidak menjawab kebingungan Aluna, dia malah memilih pergi keluar dari kamar.

"Dia benar-benar aneh?" gumam Aluna. Dia memilih mengikuti Nino.

Tubuhnya langsung diterpa oleh dinginnya angin laut saat kakinya telah memijak lembutnya pasir putih.

"Kemana perginya dia?" Aluna terus melangkahkan kakinya mencari keberadaan Nino.

Dia menggerutu kesal saat buih ombak berhasil membasahi kakinya yang telanjang.

Meski ragu akhirnya dia memanggil nama Nino. Awalnya hanya pelan namun lambat laun suara pelannya menjadi lantang, "KAK NINO!"

Suara Aluna menggema di tengah keheningan malam. Napas Aluna mulai memburu saat dia melihat Nino yang tengah melangkahkan kakinya menuju laut lepas.

"KAK NINO!!! KAK NINO!!!" Dia berteriak sekencang mungkin hingga tenggorokannya terasa begitu sakit.

Perlahan tubuh Nino semakin tak terlihat jelas oleh pandangannya. Tubuh itu tertelan oleh ombak.

"KAK NINO!!!"

Meski dia tidak bisa berenang namun ia tetap memberanikan dirinya untuk berlari menuju Nino.

"KAK NINO BERHENTI!!" tangannya berusaha untuk menggapai tangan Nino, "Aku mohon jangan lakukan ini."

Sekujur tubuh Aluna membeku saat melihat Nino berenang ketepian meninggalkannya sendirian. Siap tenggelam ditelan oleh ganasnya ombak.

Rasa takutnya akan kegelapan laut terkikis habis dengan rasa sakit yang kini menghujam hatinya. Dia mengejar Nino namun Nino malah pergi meninggalkannya.

Dikala hatimu sedang sakit maka dengarlah suara ombak yang menghantam batu karang. Maka aku rasa sakitmu tak seberapa dengan yang batu karang rasakan. Ombak berulang kali menghantam karang dengan intensitas yang tidak bisa ditentukan, namun karang tetap setia menanti ombak menghantamnya. Mungkin itulah yang kebanyakan dilakukan oleh seseorang yang sedang jatuh cinta, walaupun orang yang dicinta berulang kali menyakitinnya ia tetap menanti dia yang dicinta kembali, meski ia tahu penantian yang ia lakukan hanya akan membuatnya kembali merasa sakit.

"Aluna bangun! Aluna!"

Napas Aluna memburu, keringat dingin sudah membasahi keningnya.

"Kau mimpi buruk?"

"Apa kau membenciku?" Aluna balas bertanya. Mengabaikan pertanyaan Nino.

"Tidak.. aku tidak membencimu."

"Ta..tapi kenapa kau malah pergi meninggalkanku?"

"Meninggalkanmu? Kapan?" Nino mengerut bingung.

"Ka..kau meninggalkan ku di tengah lautan.... Kau membiarkanku sendirian."

Aluna | ENDWhere stories live. Discover now