Bab 26

2.4K 189 7
                                    

"Move on itu bukan perkara mudah. Tapi, akankah jadi lebih mudah kalau dibantu?"

☔☔☔

Bandung, 21 November 2017.
12.56 AM.

Ken, Dean, Cheesy, dan Alex akhirnya memutuskan untuk menghabiskan waktu di villa milik orang tua Dean yang terletak dikawasan bandung.

Bahkan, Cheesy sudah mengundur keberangkatannya menjadi lusa. Itu artinya, mereka akan menginap satu malam.

"Gue benci ujan, kita jadi nggak bisa pergi keluar deh." Ujar Cheesy sambil memakan beberapa camilan

"Salah lo aja yang perginya pas lagi musim ujan" jawab Dean

"Uuuuuu iyaiyaaa maaf Deannnn" Cheesy mencubit kedua pipi chubby milik sahabatnya itu

"Kita baru aja sampe lagian, istirahat dulu. Nanti sore baru keluar" ucap Ken yang sedang asik memainkan ponselnya

"Tau. Ches, mending lo pacaran dulu sama Ken sana, gue mau pacaran sama Dean" ujar Alex

"Good idea" Cheesy tersenyum, lalu menghampiri Ken yang tengah duduk di sofa.

Dean membuang nafasnya kasar, ia baru saja benci dengan ide Alex. Dean kemudian melangkahkan kakinya menuju teras, lebih baik melihat air hujan daripada melihat kakaknya pacaran.

Dean mengulurkan tangannya, mengadah pada setiap tetes yang jatuh. Ia tersenyum sesekali.

"Lo lebih suka hujan ya kayanya daripada gue?" Alex menghampiri Dean lalu duduk disamping gadis itu

"Iya" jawab Dean

"Cih, dasar" Alex mengacak pelan rambut Dean. Dan tanpa disangka, Dean menepisnya, membuat Alex menaikan alisnya.

"Kenapa?"

"Hah? Oh, engga. Gue belum keramas, rambut gue kotor hehe" jawab Dean lalu segera mengalihkan pandangannya dari Alex

"Wangi rambut lo lebih jujur Dean." Ucap Alex, dan itu membuat Dean terdiam. Tangannya sudah tidak mengadah pada air hujan.

"Apa Ken doang yang boleh gitu? Gue sering liat dia gituin lo, dan gue iri. Walaupun dia kakak lo, tapi gue cemburu. Aneh ya?"

Gue juga, walaupun dia kakak gue, tapi gue cemburu kalau liat dia sama cewek lain. Aneh ya?, Dean tersenyum miris.

"Lo barusan senyum?"

"Engga"

"Iya, gue liat kok"

"Engga"

"Coba senyum lagi"

"Gamau"

"Banyakin senyum. Selain ibadah, senyum lo itu manis." Alex tersenyum sambil menatap mata hitam milik Dean

"kalau sama orang lain lo boleh pelit senyum kayak gini kok. Seenggaknya, banyakin senyum didepan gue ya?" Alex mencubit kedua pipi Dean lalu bangkit dari duduknya, dan masuk ke dalam.

"Dia ganteng kalau senyum. Tapi kenapa dia jarang senyum? Nggak ngaca," Dean lalu ikut masuk ke dalam.

Dean baru saja menyesali keputusannya untuk mengikuti Alex masuk ke dalam, Cheesy tengah menyandarkan kepalanya dibahu Ken, mereka juga saling menggenggam tangan.

Alex berbalik, membuat kepala Dean harus tertabrak dada bidang milik Alex.

"Ssstt" Alex menaruh jari telunjuknya pada bibirnya, seolah-olah menyuruh Dean untuk tidak bersuara.

***

"Lo mau ngapain?!" Tanya Dean was-was ketika Alex menuntunnya ke dalam kamar.

"Panik amat lo. Kaya nggak tau gue aja, gaya pacaran gue bukan cendrung ke kontak fisik and you know that,"

"Terus mau ngapain?" Tanya Dean

"Mau ngobrol. Diluar berisik suara ujan, di ruang tengah ada Ken lagi pacaran, kalau di kamar mandi aneh, jadi disini aja" Alex kemudian duduk ditepi ranjang, yang diikuti Dean.

"Lo suka kan sama Ken?"

"Hah?" Dean terkejut. Bagaimana bisa Alex begitu to the point?

"Gue tau. Gue juga tau selama ini yang bikin lo nangis itu Ken."

Dean hanya diam, ingin melontarkan banyak pertanyaan tapi dirinya kini sungguh kehabisan kata-kata.

"Nggak ada yang ngasih tau gue. Awalnya itu cuma perkiraan, tapi setelah liat respon pertama lo gue jadi yakin." Alex menatap Dean yang tengah memainkan jarinya

"Karena itu, gue mau bantu lo. Gue mau bantu lo buat hilangin perasaan nggak masuk akal itu. Pertanyaan gue, apa lo mau dibantu?"

Dean hanya mengangguk pelan. Ia masih menunduk, belum berani melihat wajah Alex.

"Oke, gue emang udah seharusnya ngebantu lo. Jadi tolong Dean, liat gue juga. Kasih kesempatan juga buat gue, sukain gue juga kaya dulu, please buka hati lo lagi buat gue"

Dean mendongkak, menatap Alex yang tengah menatapnya dengan serius.

"Gue emang udah suka sama lo, walau belum sepenuhnya," ucap Dean

"Gue pacar lo. Jadi lo bisa suka sama gue sepenuhnya. Gue udah janji, gue nggak akan ngecewain lo lagi. Jadi tolong, percaya sama gue ya?"

"Maaf, gue salah. Harusnya gue nerima perasaan lo setelah gue bener-bener udah lupain Ken"

"Engga, lo bener. Dengan gue jadi pacar lo, gue bisa bantu lo. Gue pacar lo jadi seharusnya yang lo suka itu gue, bukan Ken, oke?"

Dean tersenyum simpul lalu mengangguk pelan.

"Gue pasti bantuin lo buat lupain dia" ucap Alex.

Dean merasa sangat beruntung mempunyai Alex. Alex memang tidak banyak berubah, namun Ia berubah sedikit lebih baik dimata Dean. Mungkin itu karena Alex tidak mau kehilangan Dean lagi.

Mereka pun bangkit dari duduknya, lalu membuka pintu kamar,

"Cheesy?"

----

Part ending akan saya private, follow kalau mau baca.

Hujan di langit november akan segera tamat. Terimakasih sudah membaca sejauh ini.

Maaf untuk part ini pendek. Memang sengaja, pokonya tungguin aja yaaaaa.

Love,

Sheilabiila

Hujan Di Langit NovemberTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang