Trap R

20K 1.4K 8
                                    

***

Setelah dirasa cukup jauh, Vincena turun dari taksinya. Dia tidak tahu tujuannya kali ini akan kemana.

Vincena melihat toko alat musik yang cukup besar, di depan teras toko ada beberapa bangku panjang dan dia memutuskan untuk istirahat sebentar di situ.

Seseorang yang berada di dalam toko keluar begitu melihat Vincena yang tiba-tiba duduk di bangku.

Rupanya seorang anak seumuran Vincena, wajahnya terlihat sangat ceria. Sepertinya dia anak yang periang. Jika dilihat, anak itu seperti kembarannya Vincena. Hanya saja Vincena perempuan dan dia laki-laki.

"Hai..!" Sapa anak itu.

"Oh... hai..." Vincena sedikit kaget tiba-tiba saja ada seseorang yang duduk di sebelahnya.

"Boleh berkenalan?" Ucapnya masih dengan wajah yang ceria.

"Boleh" Vincena tersenyum.

"Namaku Henry" Ucapnya sambil mengulurkan tangannya.

"Aku Vincena" Vincena menyambut uluran tangannya.

"Kau mau kemana? Kenapa Sendirian?"

"Aku masih belum tahu mau kemana. Tapi bolehkah aku duduk di sini sebentar?"

"Tentu saja boleh. Ini toko milik ayahku. Ayo masuk saja, kau boleh melihat-lihat"

"Tapi aku tidak bermaksud membeli..."

"Tidak apa-apa, ayo! Di sini hanya ada aku dan karyawan ayahku. Kebetulan aku sedang main kesini dan tidak ada teman!"

Vincena menurut saja dan ikut masuk kedalam toko, melihat-lihat isinya. Ternyata ini adalah toko biola. Ada berbagai macam biola, berjajar sangat rapi disetiap sudut ruangan.

Henry banyak bercerita dan sesekali Vincena menanggapi. Sepertinya Henry memang anak yang menyenangkan.

Henry juga memberikan kartu namanya pada Vincena, yang berisikan alamat dan nomor telfonnya.

Dari cerita Henry, ternyata benar bahwa Vincena seumuran dengan Henry. Henry bersekolah seperti anak kebanyakan, tidak seperti dirinya yang sudah pergi dari rumah dan mungkin saja akan dikeluarkan dari sekolah jika dia terlalu lama membolos. Henry cukup kaget dengan apa yang diceritakan Vincena.

"Kau harus berjanji untuk tak mengatakan pada siapapun" Ucap Vincena.

"Tentu saja. Tapi sebaiknya kau pulang, Vincena. Atau kau mau ikut kerumahku saja? Aku punya seorang adik perempuan. Dia pasti menyukaimu" Ucapnya tiba-tiba.

Vincena hampir saja menerima tawaran Henry, namun dilihatnya dari kaca jendela toko, sekelebat bayangan seseorang mirip Darren, dan mungkin saja itu benar-benar Darren.

Vincena kembali merasa gugup.

"Akan kupikirkan nanti, tapi tidak sekarang Henry" Ucapnya dengan cepat. "Aku harus pergi"

"Hah? Kau mau kemana??"
Henry mengejar Vincena yang berjalan cepat keluar dari toko.

"Vincena!" Henry memanggilnya.

"Aku akan mengingat tempat ini. Mungkin saja nanti aku akan datang kembali"

Henry menghentikan langkahnya dan tersenyum. "Baiklah kalau begitu!"

Vincena melambaikan tangannya dan berjalan semakin cepat. Dia khawatir jika tadi yang dilihatnya memang benar-benar Darren.

***



TRAP...! ✔ [ END ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang