Trap P

20.5K 1.5K 45
                                    

Apakah Darren menyukai dirinya? Atau dirinya saja yang menyukai Darren? Vincena berkali-kali menggelengkan kepalanya dengan keras. Dirinya telah berpikir terlalu jauh.

Sementara itu dibalik pintu apartemennya, Pria dengan sorot tajam terus menatap kepergian Vincena sambil tersenyum menyeringai.

***

Vincena terbangun dari tidurnya karena mendengar suara ponselnya yang sejak tadi terus berbunyi.

Dilihatnya jam dinding menunjukkan pukul 8 pagi. Biasanya Patricia pulang dini hari jam 3 atau jam 4 pagi, tapi kenapa sampai sekarang belum pulang juga ya?

Dilihatnya nomor tidak dikenal menghubunginya. Sebenarnya Vincena merasa heran, namun panggilan itu tetap diterimanya.

"Halo?" Sapa Vincena masih dengan suara sedikit serak.

"Hai Vincena" Sepertinya suara seseorang yang tidak asing.

"Darren??"

"Iya. Ini aku." Ternyata benar. Itu suara Darren.

"Hah? Kau..? Ada apa Darren?" Mata Vincena langsung terbuka lebar. Dia terduduk begitu saja di ranjangnya.

"Kau akan datang ketempatku lagi kan...?"

Vincena terdiam. Dia jadi ingat kejadian kemarin yang dilakukan Darren.

Mendadak dia merasa gugup dan tangannya sedikit gemetar memegang ponselnya.

"Vincena, kau masih di sana..?"

"Eh... iya, iya aku mendengarkanmu. Ummm... bagaimana ya Darren. Sepertinya aku sedang tidak enak badan." Vincena berusaha membuat alasan.

"Tapi kemarin kau terlihat baik-baik saja"

"Iya. Tapi pagi ini tiba-tiba saja badanku terasa tidak enak, jadi aku tidak...-"

"Baiklah, aku yang akan datang kesana"

"Apa??? Darren, jangan-....."

Belum sempat Vincena menyelesaikan kalimatnya, Darren sudah mematikan ponsel secara sepihak.

Kini Vincena berjalan mondar-mandir dan kebingungan harus melakukan apa.

Dia keluar kamar dan mencari-cari keberadan Patricia, tapi nihil. Sampai saat ini Patricia belum juga pulang.

Dia mengambil ponselnya dan berusaha menelfon Patricia, tapi sayangnya nomor Patricia tidak dapat dihubungi.

Kenapa ponsel Patricia harus mati disaat seperti ini?

Tiba-tiba saja Vincena jadi teringat bahwa dia sama sekali belum pernah memberikan nomor ponselnya pada Darren, tapi kenapa Darren bisa tahu??

Vincena langsung menyambar handuknya dan buru-buru melangkah kekamar mandi.

Ya, setelah selesai mandi dia akan keluar dari apartemen dan bersembunyi sampai melihat seseorang datang.

Jika yang datang Patricia, Vincena akan menemuinya. Tapi jika yang datang Darren, Vincena akan tetap bersembunyi.

Sepertinya itu ide yang bagus, Vincena!

Selesai mandi, Vincena langsung berganti pakaian. Dia mengenakan celana jeans pendek dan kaos bergambar koala kecil.

Kemudian dia memakan roti dan selai yang ada di kulkas untuk mengisi perutnya, lalu buru-buru masuk kekamar untuk mengambil dompet dan ponsel.

Baru saja Vincena hendak membuka pintu kamar untuk keluar, terdengar suara Patricia membuka pintu apartemen, dan seperti sedang bercakap-cakap dengan seseorang.

Tak perlu berpikir lama, Vincena bergegas membuka pintu kamar untuk menemui Patricia.

Dan yang dilihatnya sekarang adalah, Patricia sedang menggandeng lengan seorang pria tampan yang memakai setelan jas rapi berwarna hitam.

Wangi maskulin yang terasa familiar langsung memenuhi indera penciumannya.

Setelah dicermati, ternyata pria itu adalah...

Darren.

***




TRAP...! ✔ [ END ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang