Trap M

23.2K 1.7K 43
                                    

"Aku bukannya melarangmu. Tapi pikirkan baik-baik, Vincena. Apakah menurutmu Darren orang yang baik?"

***


"Dia..." Vincena menarik nafas dalam-dalam. Mata jernihnya terlihat menerawang. "Sejauh ini memang baik padaku dan tidak pernah melakukan hal buruk padaku" Matanya mengerjap. "Bahkan karena kucingku hilang, dia memberikanku anjing sebagai gantinya"

Patricia mengangguk paham. "Mungkin saja dia memang orang baik. Yah, aku sendirian lagi kalau kau nanti tinggal di sana..." Patricia tersenyum. Sebenarnya dia lebih suka jika Vincena menemaninya tinggal di sini, namun dia tidak akan memaksa. Semua keputusan ada di tangan Vincena.

Vincena merasa tidak enak pada Patricia. "Sepertinya tidak. Aku akan tetap tinggal di sini dan mungkin sesekali aku main ketempat Darren" Terangnya.

"Baguslah kalau begitu" Patricia mendesah lega.

*

Keesokan harinya Vincena datang ke apartemen Darren.

Lagipula percuma saja kalau dia menghindar dari Darren. Toh Darren sudah tahu kalau Vincena tinggal bersama Patricia.

Mencoba berteman dengan Darren sepertinya ide yang bagus juga, Darren selama ini memang tidak pernah berbuat buruk padanya.

Vincena merasa, mungkin itu hanya pikiran paranoidnya terhadap Darren.

"Darren, apakah kau tidak merasa bosan?" Tanya Vincena sambil menyikat bulu Berno.

"Kalau denganmu aku tidak akan pernah bosan" Manik hitamnya sedari tadi tak pernah lepas dari Vincena. Dia hanya terus mengamati tingkah Vincena.

"Tapi aku bosan. Darren, kau tidak ingin main denganku?" Vincena menghentikan kegiatan menyikatnya, dan menatap Darren.

"Main apa?" Darren menaikkan alisnya.

"Main keluar" Jawabnya dengan polos.

"Oh..." Darren terdiam sejenak. "Kau ingin main kemana?"

"Ke taman bermain, kau mau tidak??" Ucap Vincena berbinar-binar.

Darren memicingkan matanya. "Yang benar saja, kau menyuruhku ketaman bermain?"

"Jadi...kau tidak mau?" Vincena merengut kecewa.

"Ya... ya... aku mau" Darren menyahut dengan cepat ketika melihat perubahan raut Vincena. "Ayo, berangkat sekarang. Berno di rumah saja, repot kalau mengajak dia juga"

Vincena berjingkrak senang. Dia berlari-lari riang ketika Darren beranjak keluar dan mengunci apartemennya. "Sejak dulu aku memimpikan pergi ketaman bermain, karena orang tuaku dari dulu tidak pernah mengajakku kesana"

"Ya, aku tahu" Darren memasukkan kedua tangan ke sakunya, dan mulai berjalan.

"Eh? Kau tahu darimana?"

Darren terdiam sejenak. "Ya... melihatmu terlalu senang, memang sepertinya kau tidak pernah pergi ketempat seperti itu." Pria itu menoleh kearah Vincena. "Aku benar, kan?"

"Iya, kau benar" Vincena mengangguk dengan wajah berbinarnya.

***



TRAP...! ✔ [ END ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang