Chapter 15 : Aku Di Sini

1.7K 227 33
                                    

Naruto bersyukur bahwa hari ini, terhitung dua hari sejak kejadian Ia diserempet mobil siswa KHIS, tidak ada lagi yang menggangunya. Ia juga sangat bersyukur Sasuke berhenti memaksanya mengaku mengenai kecelakaan beberapa hari yang lalu. Itu memerupakan suatu anugerah tersendiri untuk Naruto. Dan juga, sepertinya sandiwara antara Naruto dan Sasuke sangat apik sampai tidak ada yang tahu bahwa kini Ia dan Sasuke adalah sepasang kekasih. Mungkin ia berbakat menjadi seorang actress. Ia harus mengikuti satu atau beberapa casting kalau begitu. Siapa tahu ia bisa menjadi seorang aktris terkenal dan bisa keluar dari belenggu kemiskinannya kini.

Hingga kini Naruto masih meragukan alasan Sasuke mengakui Naruto sebagai kekasih. Toh ia kini mulai nyaman berada didekat pangeran tampan itu. Otak dan logikanya menyuruhnya untuk menjauh dari sumber masalahnya selama ini, yaitu Sasuke. Hanya saja hati dan perasaan justru semakin nyaman berlama-lama berdekatan dengan Sasuke. Apakah ini artinya ia sudah siap menerima segala konsekuensi nantinya? Entahlah. Ia hanya terlalu pusing jika harus memikirkannya saat ini. Biarlah semuanya berjalan seperti angin malam yang tak tahu tujuan, hanya terus berhembus mengalirkan kesejukan pada setiap apa yang dilaluinya.

Sudah beberapa hari ini pula Naruto selalu membawakan bekal makan siang untuk Sasuke. Mereka pun selalu makan siang bersama. Atap kini menjadi tempat kencan dadakan Naruto dan sasuke tiap jam istirahat. Naruto pun kagum dengan kecepatan Sasuke menghindari para fangilrsnya. Ia selalu berhasil lolos sampai di atap tanpa keributan berarti.

Hari minggu besok juga ia mendapat kerja sambilan. Such a beautiful day buat Naruto dah.

Ia kembali menautkan benang-benang rajutnya saat Sasuke sudah kembali ke kelas. Masih ada waktu 20 menit sebelum bel masuk kelas berbunyi. Ia tak mau menyia-nyiakan waktunya. Setiap ada waktu luang akan dimanfaatkannya sebaik mungkin untuk menghasilkan uang. Jangan ingatkan lagi berapa total hutangnya pada Sasuke sekarang. Ia bisa muntah darah jika mengingatnya. Ia sudah cukup senang saat Sasuke mengatakan bahwa bekal makan siang dari Naruto akan mengurangi total tagihan hutangnya.

Naruto masih menikmati semilir angin sambil berkonsentrasi pada benang rajutnya. Naruto sengaja meminta Sasuke masuk ke kelas lebih dulu agar tidak menimbulkan kecurigaan teman-teman sekelasnya. Astaga. Ia merasa seperti bermain kucing-kucingan dengan para fangirls Sasuke. Naruto melirik jam yang melingkar di tangan kirinya. Lima menit lagi bel masuk akan berbunyi. Naruto mengemasi peralatan merajutnya. Tak lupa mengemasi kotak bekalnya bersama Sasuke tadi. Baru saja ia membuka pintu untuk kembali ke kelas, dua orang yang paling tidak ingin ditemuinya sudah menunggu dibawah tangga yang menguhubungkan atap dengan gedung sekolah. Dua orang yang paling memuja dan mengagumi Sasuke, yang paling menonjol diantara sederetan fangirls Sasuke, Sakura Haruno dan Ino yamanaka. Baru saja tadi Naruto menikmati hari-harinya yang tenang disekolah, hari-hari tanpa pembullyan terhadapnya, nampaknya seperti asap rokok, terlihat nyata namun sekejap mata menghilang, meninggalkan sesak di dada.

Mencoba mengenyahkan pandangan penuh intimidasi, Naruto berjalan melengang melewati keduanya, mengabaikan aura hitam amarah yang jelas terlihat nyata. Naruto hampir melewati tempat Sakura dan Ino berdiri bersandar pada pegangan tangga, saat tiba-tiba langkah kakinya tersandung, membuatnya tersungkur jatuh merosot dibeberapa sisa anak tangga yang belum dilaluinya. Jelas tadi Sakura sengaja menjejalkan kakinya di jalur berjalan Naruto agar gadis itu terjatuh. Suara bedebam keras tubuh Naruto yang terjatuh dibarengi suara berisik kotak bekal yang Naruto pegang terjatuh tersamarkan dengan bunyi bel masuk kelas berbunyi. Sakura dan Ino merasa beruntung sebab dengan keadaan lorong yang sepi, suara jatuh Naruto pasti akan menarik perhatian orang. Ia tak mau mencari masalah kedapatan melakukan pembullyan di sekolah. Akan sangat merepotkan nantinya.

Fighter LifeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang