Chapter 11 : Scars

1.7K 199 10
                                    

Sepanjang perjalanan ke apartemen Naruto, keduanya hanya diam. Sasuke diam karena menahan rasa kesalnya pada Naruto, sedangkan Naruto diam karena menahan rasa pusing kepalanya. Jahitan dikepalanya belum pulih benar dan ia memaksa dokter untuk mengijinkannya pulang. Kini Ia merasakan konsekuensinya. Kepalanya terus berdenyut sakit. Sasuke melihat wajah pucat Naruto menahan sakit. Perasaan iba muncul dihatinya. Sasuke menyunggingkan senyum. Baru beberapa hari ia berurusan dengan Naruto dan gadis itu bisa membuat Sasuke bertingkah diluar kebiasaanya. Seperti sekarang. Dia rela membolos hanya untuk mengantar gadis pirang ini pulang dari rumah sakit. Sasuke yang biasanya pastilah bersikap tak peduli.


Tanpa ia sadari, Sasuke terus memperhatikan wajah Naruto. Tiba-tiba Naruto sedikit membuka matanya dan memergoki Sasuke memandangi dirinya.

"Apa yang aneh dengan wajahku, pangeran?"

"Hn"

"Hn? Maksudmu ya atau tidak?"

"Hn" jawab Sasuke sambil kembali memalingkan wajahnya, menyembunyikan rona merah yang kembali menghiasi kedua pipinya.

"Berapa banyak uang yang ada di dompet mu, Sasuke?"

"Ada apa?"

"Haisshh.. Siapa yang pernah bilang jangan menjawab pertanyaan dengan pertanyaan, heh?? Cepat katakan ada berapa?"

"Ada beberapa. Tak banyak. Memang kenapa?"

"Pinjami aku beberapa"

"Kau mau merampokku, nona?"

"Nanti akan kuganti saat sampai dirumah"

"Untuk apa?"

"Mampir apotik sebentar. Tadi dokter memberiku resep obat. Aku yakin akan malas keluar jika sudah berada di atas kasur nanti"

"Hn"

Sasuke pun membelokkan mobilnya ke apotik terdekat yang mereka lewati. Menuruti permintaan Naruto, ia pun mengambil resep yang dipegang Naruto.

"Kau tunggu saja didalam. Biar aku saja yang turun"

"Tapi.."

Belum sempat Naruto menjawab, Sasuke sudah keluar dari mobilnya dan menguncinya dari luar.

"Sebaiknya kau istirahat, nona. Saya dengan senang hati melayani anda"

"Jangan mulai lagi, pangeran. Aku terlihat sungguh menyedihkan"

"Tunggu pangeranmu kembali, nona"

"Hahaha..." Naruto tertawa garing. Baru ia akan membalas, Sasuke sudah pergi menjauh, memasuki apotik obat. Naruto kembali menyandarkan kepalanya dan memejamkan matanya. Memegangi dadanya yang sudah berdegub tak karuan. Biasanya saat bersama seorang lekaki jantungnya memang selalu berdegub kencang. Hanya saja selalu dibarengi dengan keringat dingin dan suara-suara dari pikirannya sendiri. Tapi kini, ia memang merasakan jantungnya berdegub lebih kencang daripada biasanya. Hanya saja tak ada keringat dingin ketakutan dan ia tetap bisa mengendalikan pikirannya. Sejauh ini Sasuke satu-satunya pria yang membuatnya seperti ini. Dan rona bahagia menguar saat ia ingat godaan Sasuke tadi.

Fighter LifeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang