Chapter 8 : Accident

1.8K 214 6
                                    

Pukul 04.00 pagi Naruto terbangun. Entah karena kebiasaan atau suara alarm nya, ia sudah tak bisa lagi memejamkan matanya. Pagi ini Naruto bangun dengan wajah segar. Matanya tak lagi sembab. Tidurnya semalam benar-benar nyenyak. Apakah karena kunjungan Sasuke semalam? Entahlah.. Ia tak mau memikirkannya. Naruto segera kekamar mandi dan membersihkan dirinya. Berencana kebengkel untuk mengambil sepedanya dan bekerja lagi. Meski kemarin Sasuke mengatakan bahwa Temari-nee sudah memberinya ijin tidak masuk kerja, tetap saja Naruto masih lebih sayang upah nya daripada bermalas-malasan diapartemennya.


Pukul 04.10 am Naruto keluar apartemen nya berlari-lari kecil ke arah bengkel tempatnya memperbaiki sepedanya. Olahraga dipagi hari tak buruk juga. Bisa melemaskan ototnya yang kaku karena seharian tiduran dan menangis kemarin. Is sampai dibengkel dengan napas terengah-engah. Keringat bercucuran di dahinya. Tapi ia merasa segar.


Pintu pagar bengkel masih terkunci rapat. Pasti lah belum buka. Ini masih pukul 04.26 pagi. Waktu yang paling nyaman untuk menyelimuti badan dari dinginnya angin pagi. Naruto memberanikan diri menekan bel di depan pintu pagar. Semoga saja ada salah satu anggota keluarga paman bengkel yang sudah terbangun, sehingga ia tak perlu berkali-kali menekam bel. Setelah menunggu sekitar 2 menit, pintu rumah terbuka. Paman bengkel keluar dari rumahnya.

"Aku sudah menduga bahwa itu kau, Naruto. Kemana saja kau kemarin?"

"Maaf, paman. Aku tidak enak badan kemarin"

"Kau tahu, aku menunggumu hingga jam 12 malam kemarin. Takut kalau kau telat pulang dari restoran"

"Maaf paman. Aku sangat pusing kemarin hingga pulang diantar teman. Maaf sekali. Bahkan aku tak sempat menghubungi paman"

Melihatmu kembali bersemangat sudah membuat ku senang. Itu sepedamu. Ambillah"

"Berapa biayanya paman? Apakah paman keberatan jika nanti siang baru aku bayar?" ucap Naruto dengan tetunduk malu. Ia sudah banyak merepotkan orang. Dan jujur saja saat ini ia tak memiliki cukup uang untuk membayar service sepedanya.

"Pacarmu sudah membayarnya semua kemarin"

"Pacar?"

"Pemuda ganteng teman sekolahmu kemarin kemari mencarimu"

"Sasuke?"

"Entahlah.. Paman lupa namanya. Ini sepedamu. Bawalah. Kau sudah kesiangan ke tempat Temari"

Naruto sebenarnya enggan menerima sepedanya yang tampak luar biasa baginya. Ban baru yang berwarna hitam legam nampak kokoh, beberapa bagian yang cat nya terkelupas juga ditambal sempurna, oh ya, jangan lupakan keranjangnya yang sedikit lebih besar daripada biasanya. Matanya berkilau takjub.

"Paman, terima kasih banyak. Terima kasih telah membuat sepedaku jadi berkilau"

"Berterimakasihlah pada pacarmu" ucap nya seraya menggoda Naruto

"Paman, dia bukan pacarku!"

"Iya. Paman tau. Cepat pergi sana"

"Baik. Aku berangkat dulu"

Naruto bergegas menuju stand koran langganannya dan bergegas ke agen susu milik Temari. Ia tak mau mengecewakan pelanggannya untuk kedua kalinya. Dengan semangat baru ia mengayuh sepeda bututnya yang tampak baru.

Fighter LifeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang