Chapter 3 : Nightmare

2.1K 225 2
                                    

Dalam pingsannya, suara dalam pikirannya menguasai tubuh Naruto. Kejadian pemerkosaan oleh ayah tirinya kembali muncul diingatannya. Ayahnya yang tersenyum kearahnya, membujuknya untuk masuk ke kamar orangtuanya dengan berpura-pura sakit, kemudian melakukan semuanya pada Naruto. Orochimaru mengunci kamarnya dan mendorong Naruto hingga tersungkur diranjang orang tuanya. Naruto yang masih polos tak mengerti maksud bejad ayahnya.

"Ayah, Kenapa ayah mendorongku?" ucap Naruto kemudian berbalik ke arah ayahnya. Tak ada sedikitpun pikiran jelek ke ayah tirinya tersebut.

"Ayah? Bagaimana pusing ayah?" Naruto bangkit dan menghampiri Orochimaru. Dia tak tahu bahwa kini Orochimaru tengah tersenyum sinis penuh kemenangan. Mencengkeram tubuh mungil Naruto, kemudian mengecup bibirnya. Kecupan itu kemudian berubah menjadi lumatan. Lumatan-lumatan itu berubah semakin kasar diikuti dengan getakan tangan orochimaru mencengkeram tangan Naruto. Naruto membelalakkan matanya. Memproses tindakan ayahnya terhadap dirinya. Naruto meronta, mencoba melepaskan diri dari ayahnya. Pergelangan tangannya memerah. Kakinya menendang-nendang sekenanya.

'Buughh'

Tendangan Naruto mengenai tulang kering ayahnya. Orochimaru meringis menahan sakit. Namun di detik setelahnya ia menyeringai. Ia senang dengan perlawanan Naruto, serasa semakin membakar nafsunya.

Orochimaru menampar Naruto beberapa kali hingga pipi Naruto terasa panas dan perih disudut bibirnya. Air mata sudah mengalir dikedua pipinya.

"Apa yang ayah lakukan padaku. Tolong hentikan ini semua" pinta Naruto lirih.

"Aku anggap itu sebagai undangan untuk segera 'memakanmu', gadisku"

Mata naruto membelalak. Dengan cepat ayahnya melucuti semua pakaiannya dengan kasar. Mengikat kedua tangannya kemudian kedua kakinya ke kaki ranjang hingga ia di posisi mengangkang.

"Bagaimana, anakku sayang? Kau sudah siap untuk menerima ayahmu?"

"Aaarrrhhhggggg... Tidaakk... Toloonggg... Aaarrggghhh...."

Naruto berteriak sekuat tenaga saat kemaluan ayahnya didorong hingga memasuki vaginanya yang masih perawan. Naruto merasakan nyeri luar biasa diantara selangkangannya. Darah segar mengalir keluar dari vaginanya.

"Aahhh.... Perawan memang nikmat sekalii..." desah orochimaru menikmati tubuh Naruto. Kemudian dia menggerakkan pinggulnya maju mundur memulai kegiatan sex nya.

"Aaarrggghhh... Berhentii.. Sakiitt... Aaarrhhggg.." teriakan Naruto seperti penyemangat buat orochimaru. Ia mempercepat gerakan pinggulnya. Naruto hanya terus meronta melepaskan ikatan dikedua tangan dan kakinya. Meski pergelangannya mulai berdarah, tak ia rasakan. Hatinya dan tubuhnya hancur dinodai oleh ayah tirinya.

"Ummm" mulut naruto dibungkam. Kali ini ayahnya menyumpal mulutnya hingga ia tak bisa berteriak. Dan kegiatan ayahnya makin gencar menusuk-nusuk vagina Naruto tanpa ampun.

Semakin lama teriakan Naruto kian melemah. Tenaganya terkuras. Keringat dan air mata membasahi wajahnya yang masih belia. Hingga akhirnya dia pasrah. Pasrah diperlakukan hina oleh ayah tirinya.


Di gendongan Sasuke, Naruto terpejam dengan keringat membasahi tubuhnya. Napasnya tersengal-sengal. Sasuke yang mengetahui keadaan Naruto mempercepat langkahnya menuju UKS. Mencoba mengembalikan kesadaran Naruto.

"Wooi.. Uzumaki.. Ada apa denganmu? Bangunlah. Jangan menakutiku." tak ada jawaban dari Naruto. Hanya rintihan setengah mengigau keluar dari mulut Naruto.

Sasuke mempercepat langkahnya. Setengah berlari ke UKS, sasuke membuka pintu UKS dengan kakinya. Mencari petugas UKS dimejanya, namun nihil. Sasuke segera membaringkan Naruto disalah satu ranjang UKS. Menepuk-nepuk pelan pipi Naruto mencoba mengembalikan kesadarannya.

Fighter LifeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang