Chapter 8 : Aaric

129 16 5
                                    

DUAPH

Tubuh Hailee menabrak dada bidang seseorang, ia terjatuh dengan kaki terlipat lalu meringis kemudian sementara lelaki di depannya sudah memandangnya begitu tajam."Kau masih tak menggunakan matamu?!"

Hailee berjengit. Ia mendongak dan menatap mata hijau itu."Eh, maafkan aku. Aku sedang buru-buru."

Harry menaikan sebelah alisnya ketika mendengar nada suara gadis itu. Ia memutar bola matanya dan tetap berdiri memandang Hailee yang tergeletak dilantai."Kalau kau memakai matamu dengan benar pun pasti tidak akan menabrak orang!"sergahnya.

Dalam hati Hailee sudah mengumpat keras, mulai kesal sekarang namun ia berusaha menenangkan dirinya dan mengabaikan perkataan sinis Harry barusan."Aku kan sudah minta maaf, lagipula disini aku sendiri yang jadi korban bukan kau!"balas Hailee sebal.

Harry mencibir. Ia membalikkan tubuhnya tak perduli, namun saat itu pula suara Hailee berkata."Kau tak ingin membantuku?"

Sontak membuat Harry berpaling dan menatap gadis itu marah."Untuk apa?! kau bisa menyelamatkan dirimu dan kau tidak sedang meregang nyawa!"balasnya ketus.

Kurang ajar. Hailee membatin kesal. Tetapi wajahnya tetap setia dengan tatapan lemah dan minta belas kasihan."Kaki ku sakit. Disini tidak ada siapapu—"

"Aku tak perduli! Jangan berbicara seolah kau adalah temanku!"potong Harry dengan urat menonjol dilehernya.

"Jika aku meminta kau menolongku—apakah kau akan melakukannya? Maukah kau membantuku berdiri?" Hailee keukeh, tatapannya terbilang lembut pada Harry. Dalam hati ia sudah bergidik jijik dan ngeri dengan apa yang tengah ia lakukan saat ini.

Harry sendiri pun merasa aneh. Gadis ini kenapa menjadi lembut begitu? Harry bahkan sudah membentak bahkan mencak-mencak tak jelas padanya dan gadis itu nampak tak berniat membalasnya dengan teriakan cempreng miliknya itu.

Dia mendelik pada Hailee yang setia menatapnya dengan tatapan menjijikan itu. Mendadak Harry merasa emosi."Kau pikir aku sudi?! Kau bukan bayi dan berhenti bersikap seperti bayi!"ia pun segera melangkahkan kakinya pergi meninggalkan Hailee yang masih terduduk dilantai.

.

"Ini begitu menyebalkan! Aku tak sudi lagi, Van! Dia meninggalkanku, memarahiku seperti nenek-nenek galak!"Hailee menyemprot frustasi sambil mengusap wajahnya.

Van terkekeh sebentar, lalu dengan geli ia mencubit pipi Hailee."Kan sudah kubilang kau harus bersabar dengan actingmu itu, yang kau hadapi kan si Harry devil..kau taulah, kelakuannya memang seperti itu."ucapnya.

Hailee masih tampak cemberut."Aku malu melakukannya. Ia sudah keheranan dengan aku yang tiba-tiba bersikap cukup baik dan apa yang kudapatkan? Dia justru emosi dan tetap memperlakukanku seperti musuh!"

"Hahahaha, aku jadi merasa lucu. Kau merasa lucu tidak?"

"Apa-apaan lucunya, Van? Otakmu sudah tergeser apa?"balas Hailee sewot.

"Yasudah. Kita lanjut kebagian dua, ini sedikit ekstrim dan kau harus kuat-kuat oke?"

Hailee menelan ludahnya gugup.

.

.

"Aaric!"

"Dimana Aaric?!"

Hailee berteriak di depan kelas Aaric, memanggil lelaki itu dengan heboh. Mata birunya bersinar, menatap sekeliling kelas itu hingga ia melihat sosok lelaki yang ia cari ternyata sedang telungkupan di atas mejanya dengan sebuah earphone.

Story Of Another Us | Harry Styles (Sequel Of Marriage With Calum Hood)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang