Chapter 5 : The Devil

165 16 9
                                    


HAILEE'S POV

"APA KALIAN TIDAK PUNYA TOPIK MENARIK SELAIN MEMBAHAS PANTATKU?!"

Dasar kurang ajar. Aku menatap keempat lelaki itu membunuh, mereka semua menengok dan menatapku terlihat kaget terkecuali Harry, ia nampak tak perduli dan justru menatapku jengkel. Oh, aku lupa, dia kan dalang dari semua ini, tentu saja ia tak punya hati untuk menunjukan wajah ibanya padaku!

"Your bobies?"sahut Harry kurang ajar. Ketiga temannya itu langsung tertawa senang mendengarnya.

"Wow, kau Hailee, kan? Silahkan duduk, tuan putri."ucap salah satu dari mereka yang bermata sangat biru itu. aku mendengus jijik, mengabaikannya dan menatap tajam Harry.

"KAU-"

"Kau masih hidup? Kupikir kau sedang meregang nyawa atau tidak menangisi dirimu seperti bayi."ia memotong dengan suara dingin menyebalkannya, menatapku mengejek sekilas.

"Hei! Apa kau punya otak, hah?! Kau pikir aku akan menyerah?"ucapku sinis, Harry tiba-tiba berdiri tegak dari kursinya. Aku reflek memundurkan langkahku dan melirik sekitarku yang mendadak begitu hening dengan beberapa pasang mata yang kini tertuju padaku dan lelaki ini.

"Masih punya nyali melawan, hm?"ucap Harry tajam, ia memandangku seperti ingin mengulitiku."apa kau ingin diakhiri dengan sebuah tragedi menyedihkan?"ia menarik daguku ke atas hingga aku bisa menatap mata hijaunya yang tersulut api emosi.

Aku mencengkram tangannya yang ada didaguku, memicingkan mataku dan menatapnya menantang."Jangan suka mengancam apalagi berpikir kalau kau bisa selalu menang atas segalanya!"

Dia terkekeh, menatapku dengan alis sebelah yang naik dengan wajah meremehkan yang menjengkelkan."Atau apa? kau ingin membunuhku jika aku melakukannya?"ia berbisik ditelingaku membuatku merinding karena nafasnya mengenai leherku.

"Jangan dekat-dekat!"aku mendorongnya menjauh karena merasa aneh dengan situasi yang terlalu intim bagi sesama musuh. Aku menunjuknya."Aku tidak akan pernah takut denganmu! Kau hanyalah lelaki kurang ajar arogan yang suka menindas orang-orang yang kau anggap lemah!"ia menatapku tajam tanpa ekspresi."Jadi jangan pernah berharap aku akan menyerah atau tunduk atas kemauanmu itu, tuan keriting!"

Suasana kafetaria begitu hening beberapa saat dan aku memutuskan untuk membawa langkahku pergi. Masa bodoh, biarkan saja dia mengamuk yang penting aku bisa meluapkan kekesalanku atas tindakan yang ia lakukan sore kemarin.

Apa kalian tau? Aku harus menelpon pemadam kebakaran dan paramedis ke kampus untuk menolong diriku yang malang! Dan apalagi? Aku langsung dintrogasi tadi pagi-pagi karena hal itu, pihak kampus mencurigai kalau aku akan melakukan sesuatu yang jahat pada kampus indah ini namun aku dengan lurus menjelaskan semuanya dan berbohong mengenai siapa pelaku kejahatan dari kasus yang aku alami. Untungnya mereka tidak merusak pantatku atau bahkan harus membuat lubang dicelana ku, mereka hanya menyiram cairan yang bisa melepaskan lem itu dan aku akhirnya selamat tanpa radang kulit atau infeksi dipantaku. Awalnya aku sangat takut jika kain celana ku akan merekat di kulitku. Sialan dasar si Harry itu! liat saja jika aku punya kesempatan suatu hari nanti dan otak kriminal yang cemerlang, aku pastikan aku akan membunuhnya dengan sadis!

.

"Berita menyebar dengan cepat."

"Apa maksudmu?"

"Berita mengenai most wanted campus dan seorang gadis pindahan yang menentangnya dikafetaria tadi pagi. Mereka semua membicarakanmu."ucap Van dengan nada takut.

Story Of Another Us | Harry Styles (Sequel Of Marriage With Calum Hood)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang