22. Never End

1.2K 135 4
                                    

Happy Reading

Kim So Eun ditarik paksa oleh Kim Bum menuju ruang musik. Sekarang waktunya istirahat, biasanya So Eun beserta teman wanitanya akan pergi ke kantin untuk mengisi perut mereka yang kosong sedangkan Kim Bum akan bergabung dengan tim sepak bolanya.

"Kenapa kau menarikku?" So Eun memberontak seraya melepaskan tangan Kim Bum.

"Ada apa dengan jam tanganmu?" Kim Bum mengabaikan pertanyaan So Eun. Ia menatap tajam pada jam tangan hitam di pergelangan tangan kiri So Eun.

"Tidak ada yang salah dengan jam tanganku," jawab So Eun santai. Kim Bum menunjukkan jam tangan miliknya dihadapan So Eun.

"Sama seperti milikmu kan?" geram Kim Bum.

"Bagaimana bisa sama persis seperti ini?" heran So Eun sambil memperhatikan jam tangannya.

"Lepaskan sekarang!" perintah Kim Bum. So Eun tersentak kaget mendengarnya.

"Tidak mau!" So Eun menyembunyikan tangan kirinya di belakang punggung.

"Aku tidak mau memakai benda yang sama seperti mu!" kesal Kim Bum sambil berusaha meraih tangan kiri So Eun.

"Ini ibumu yang memberikannya!" jawab So Eun.

"Ibuku?"

"Iya ibumu,"

"Setelah sepatu, ponsel, baju pasangan, kacamata, alat tulis, tas, dan sekarang jam tangan? Astaga ada apa dengan pemikiran ibuku!" keluh Kim Bum. So Eun hanya mengangkat bahunya.

"Sudahlah apa salahnya jika kita memiliki banyak benda yang sama," So Eun menganggap Kim Bum berlebihan.

"Apa kau yang memintanya?" selidik Kim Bum. So Eun menautkan kedua alisnya. Pikirannya dangkal sekali batin So Eun.

"Tentu saja tidak. Ibumu itu terlalu menyayangiku sebagai calon menantunya maka dari itu dia begitu perhatian padaku," So Eun terlihat percaya diri mengucapkannya.

"Apa kau ingin bertunangan denganku karena keluargaku kaya?"

"Menurutmu?" So Eun tersenyum geli disaat Kim Bum melebarkan matanya mendengar jawaban So Eun.

"Jika seperti itu aku akan menyuruh ibu untuk membatalkan pertunangan kita. Aku tidak menyangka mendapatkan calon tunangan sepertimu," Kim Bum mendelik tajam kearah So Eun. So Eun menganga mendengar ucapan Kim Bum.

"Aku hanya bercanda, kenapa kau menanggapinya serius," mata So Eun berkaca-kaca. Kim Bum memang pria yang tidak bisa memahami perasaan kekasihnya.

"Kau sendiri yang membuatku untuk berpikir maka dari itu aku mengambil kesimpulan seperti itu," ujar Kim Bum dengan cueknya. Tangisan So Eun akhirnya pecah, air matanya keluar begitu deras. Kim Bum yang melihatnya jadi panik. Dia berusaha menenangkan So Eun. Namun So Eun sama sekali tidak menghentikan tangisannya. Untung saja ruang musik kedap suara.

"Hei, berhentilah menangis, sayang," Kim Bum khawatir, ia menghapus pelan air mata So Eun.

"Selalu seperti ini setiap harinya. Kau membuatku menangis," So Eun sesegukan. Kim Bum memeluknya menenangkan.

"Maafkan aku. Aku tidak bermaksud seperti itu. Kau tenanglah," Kim Bum mengusap pelan punggung So Eun agar tenang.

"Kau tidak akan membatalkan pertunangan kita kan?"

"Tidak akan pernah, sayang," ucap Kim Bum dengan lembutnya.

Selalu seperti itu hubungan mereka. Bertengkar hanya karena hal kecil dan diakhiri bila So Eun sudah menangis. Lalu berbaikan, dan besok mereka akan mulai bertengkar entah karena hal kecil apa. Semua itu tidak akan pernah berakhir. Namun selama ini perasaan cinta mereka memanglah besar. 

The End

Ini udah pernah aku post juga..

22 September 2017

Kumpulan Drabble BumSsoTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang