38. Its You

306 47 11
                                    


Happy Reading

Bagi kalian seorang anak perempuan yang juga terlahir sebagai anak pertama, hal terberat apa dari keinginan orangtua kalian yang belum bisa kalian kabulkan? Memberikan mereka uang bulanan? Membelikan mereka sebuah mobil atau rumah? Tidak, hal terberat adalah ketika mereka sudah mengharuskan kita untuk segera menikah.

Perkenalkan, dia Kim So Eun, seorang sekretaris cantik dan telaten, kata bos nya dan semua anak-anak kantor. Dia sudah bekerja di perusahaan yang memperkerjakannya kurang lebih selama 6 tahun belakangan ini. Dengan posisi pekerjaan yang sudah cukup bagus menurutnya dengan tingkat pendapatan yang memang sudah mampu mencukupi segala kebutuhan dirinya sendiri dan keluarga nya. Tapi ternyata ada satu hal yang terlupakan. Kim So Eun mati rasa.

Sudah hampir 3 tahun ini So Eun tidak menjalin hubungan dengan siapapun, apakah So Eun trauma? Tidak. So Eun hanya terlalu asik dengan dunia kerjanya tanpa sadar umurnya akan menginjak usia 29 tahun.

Pantas saja ibunya selalu membicarakan masalah pernikahan.

Di Korea seharusnya bukan masalah jika belum menikah di usia nya saat ini, di luar sana banyak yang usianya bahkan sudah berkepala tiga, berkepala empat tapi tetap sendiri. Ya mungkin jodoh yang mereka inginkan belum datang. Lalu So Eun yang masih 29 tahun mengapa seolah di teror, inilah yang selalu So Eun sebut resiko menjadi anak perempuan pertama.

"Sudah lah So Eun, turuti saja keinginan Ibu mu," gampang sekali mulut itu berbicara.

"Lalu aku harus menikahi siapa hah?" So Eun sedikit tersungut emosi ketika pria di depannya dengan lancar melayangkan suruhan yang bahkan dia sendiri tidak bisa memberi solusi.

"Bagaimana jika denganku saja," astaga Kim Bum, benar-benar mulutnya ringan sekali berbicara hal itu.

Ya, di depan So Eun ada pria tampan dengan kedua lesung pipi yang mampu memikat semua wanita yang melihatnya, jika kalian tanya dia siapa? Dia yang rumahnya berada tepat di sebelah So Eun, dia yang awalnya menjadi guru private adik So Eun, sekarang menjelma menjadi teman So Eun. Semua keluh kesah yang dihadapi So Eun dialah tempatnya.

Kadang So Eun merasa aneh, mengapa pria setampan dia tidak berkencan, dengan posisi pekerjaan yang sangat idealis bagi seorang pria harusnya dia bisa berkencan dengan siapapun.

"Aku terlalu lelah So Eun, jika harus menelpon atau membalas pesan, bahkan mengantar jemput pacarku," itu salah satu alasan yang paling So Eun ingat tentang Kim Bum jika ditanya mengapa dia tidak berkencan.

Memang hanya Kim Bum yang berpikir seperti itu.

"Ku rasa tidak masalah jika harus menikah denganmu," So Eun jawab asal gurauan Kim Bum. Tapi dapat So Eun lihat ekspresi terkejut diwajah Kim Bum.

"Aku hanya bergurau, So Eun." sanggah Kim Bum cepat. Biasa nya So Eun tak pernah membalas gurauan Kim Bum yang mengajaknya menikah, tapi tadi mengapa ada yang berdesir dalam hatinya ketika So Eun dengan gampang membalas ucapannya.

"Menikah denganku, Kim Bum." So Eun berujar lagi dengan tegas. Tatapan matanya menusuk masuk dalam retina mata indah Kim Bum. Kim Bum hanya mampu menghela nafas pelan, menyelami segala ekspresi So Eun setelah mengucapkan kata keramat yang sialnya membuat otak Kim Bum tidak bisa berpikir normal. Ada yang berdesir tatkala ia menemukan keputus asaan dalam wajah So Eun. Wanita cantik itu seolah memohon agar Kim Bum mengiyakan ucapannya.

"Jangan bercanda soal pernikahan, So Eun." akhirnya Kim Bum menjawab dengan susah payah. Dapat ia rasakan So Eun mendengus sebal.

"Yasudah jika kau tidak mau. Aku akan mencari pria lain saja yang mau menikahiku," Ujar So Eun sebal. Lalu ia bangkit meninggalkan Kim Bum yang menganga tak menyangka akan respon cepat So Eun.

Kumpulan Drabble BumSsoTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang