"Jangan so perhatian apalagi so dekat sama gue! Ingat!!  Bagi gue, dirumah ini lo bukan siapa-siapa"

Aku ga perhatiin ucapan dia. Aku cuman liat langkah kaki dia yang pelan menuju kearahku. Beberapa langkah lagi dia maju, maka kakinya akan menginjak kaca dari gelas yang pecah tadi. Dafa, apa kamu segitu marahnya sampe ga liat kebawah

"Dan lo jangan deket-deket sama temen--"

"Awas dafa!!"

Aku ngedorong dafa agar dia ga nginjek pecahan kacanya. Tapi dafa malah narik tangan aku membuatku tertarik kedepan dan dafa pun termundur beberapa langkah. Aku dan dafa begitu dekat, dafa yang masih memegang tanganku. Tapi dengan posisi seperti ini... sial, kaki ku yang menginjak belingnya.

"Asshh"

Aku berdesis perih. Dafa melepaskan tanganku dengan kasar

"Lo apa-apaan sih!"

Dafa langsung menjauh dan merasa jijik karena udah megang tangan aku. Sialan daf! Kamu ga liat apa kaki aku nginjek beling. Dibawah sana pasti udah berdarah. Aku memberanikan diri untuk melihat kebawah, dan benar saja.. sudah ada darah yang mengalir disana. Aku masih diam saja karena akan sakit jika aku bergerak dengan dua telapak kakiku seperti ini. Mereka masih tertancap disana

Melihat aku yang kesakitan. Dafa menaikan satu alisnya, dan dia terkejut saat melihat darah yang sudah banyak dibawah kakiku

"Lo--lo kenapa?"

"Daf, kamu ga papa kan?"

Aku ngeliat ke kaki dafa buat mastiin. Ternyata diapun sama, sepertinya tadi aku telat bilang awas kedafa sampe ujung jempol kaki dafa aku liat sedikit berdarah, mungkin karena tergores tadi

"Jadi--tadi--lo.. astaga!! Gue harus gimana"

Dafa panik.. dan ini perih banget. Cukup buat bikin aku nangis. Namun aku masih tahan karena ada dafa disini

Dafa ngangkat dan ngedudukin aku di kasurnya. Dia jongkok didepan kaki aku.

"Ya!"

Aku teriak karena aku liat dafa coba-coba buat narik belingnya. Sialan! Itu pasti bakalan sakit banget

"Ssttt! Gue mau cabut dulu kaca-nya. Cuman ada 3 ko, 2 di kiri dan 1 dikanan"

Ingin aku berkata kasar ke dafa!

"Aaaakkhh"

Aku menggigit bibir bawahku menahan sakit. Dafa udah sukses nyabut satu kaca di kaki kiri. Namun dia melirikku khawatir karena tadi aku merintih. Air mataku juga keluar, sedikit sih.

"Lo sakit ya? Gue gimana dong sekarang"

Ternyata dafa kayak gini kalo lagi panik

"Kita kerumah sakit aja ya. Kayak nya luka lo harus dijait deh"

Dafa dengan sigap menggendongku, dan memasukanku perlahan kedalam mobil. Terasa sangat perih saat kena angin pas digendongan dafa.

"Kunci mobil nya mana?" Tanya dafa masih dalam mode panik

"Mas dafa... tuan vian kenapa?" Tanya pak satpam yang terkejut

"Kunci mobil nya ada diatas meja tempat tadi aku nonton tv"

Dafa segera berlari kedalam. Dan aku menoleh pada pa amir satpam dirumah ini

"Kaki aku nginjek pecahan kaca pa. Jadi ya gini"

"Wahhh, harus segera diobati biar ga infeksi"

"Iya pa, dafa mau nganter aku kerumah sakit sekarang"

WANTEDWhere stories live. Discover now