Bab 13| Bersalah.

1.4K 100 0
                                    

Pagi ini dengan suasana yang sama, Ira masih menanti Sang Raja pulang ke istana namun mau bagaimana, kenyataannya Raja sibuk dengan pekerjaannya yang hingga sudah dua bulan ini tak jumpa hanya bisa menahan rindu.
Ia lalu mencium pipi kanan Sang Ratu menggoda pangeran kecilnya, setelahnya Ia nenyantap masakan Bik Lastri dengan khikmat.

*****

"Eh, adek gemes." Pria itu datang menyapa dan membuat kecemburuan pada pria lain.

Ira terdiam sejenak.

"Hehhe, ada apa kaco?" Tanya Ira dengan manis. Dia memang sengaja membuat pria itu memanas.

Dia menggeleng. "Kaco apaan?" Tanya Fikri sebagai orang tercuek.

"Kakak maco." Jawab Ira ringan lalu melirik ke arah Anton, hingga dia terkekeh geli.

"Jangan gitu dong, nih abang lo atit ati." Sembur Cla melirik ke arah Gilang yang sadari sejak tadi diam.

Ira menghembuskan nafasnya pelan.

"Kita ke kelas dulu ya, mo masuk." Alibi Ira pada tiga cowo itu.

"Wait!" Pergelangan tangan Ira tercengkram hingga membuatnya membalikkan badan.

Ira menaikan alis kirinya sebagai tanda tanya pada Gilang. Bukanya lekas menjawab Gilang malah menarik tubuh Ira hingga masuk dalam dekapan hangatnya.

Ira, lo harus jauhin dia!

"Aku sayang kamu, Ra. Please maafin aku." Ucap Gilang memeluk Ira semakin erat.

Ira hanya mengangguk lemah karena Ia tak kuasa dengan rindu.

"Thanks, nanti habis pulang kita ke Resto decilla ya?" Ajak Gilang melepaskan pelukannya. Ira mengangguk lalu tersenyum manis.

*****

"Hai sayang." Sapa seorang pria yang tidak lain adalah Gilang.

Ira reflek dan melihar ke arah datangnya suara. Gilang berhasil membuat Ira membelalakan matanya saat melihat ada Auva dan Fahmi disampingnya.

"Assalamualaikum." Sapa Auva ramah.

Ira menjawabnya pelan.

"Ayo duduk." Seru Gilang pada Auva dan Fahmi.

"Kita ngapain ke sini kaka? Bukannya kita mau beli kitab balu ya." Fahmi mengoceh dan enggan melihat wajah Auva.

"Lagian lo ngapain ke sini?" Tanya Ira ikut-ikutan kesal.

"Aku yang ngajak." Ira menaikkan alis kirinya tak mengerti.

"Ra, kamu kan janji maafin aku kalo aku minta maaf sama Auva.." Ira mengangguk sadar, bahwa Ia pernah mengatakan hal itu pada Gilang.

"Maafin gue ya bro, gue di kendaliim sama Alkohol dan gue cemburu liat cewe gue deket sama cowo lain." Entah ada apa, Auva seperti ingin angkat kaki dari Resto itu.

"Minta maaf lah pada Allah, Jika Allah saja memaafkan kesalahan hambanya lalu kenapa saya tidak." Ucap Auva dengan senyum tipisnya.

Mengejar Cinta IllahiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang