Bab 9| Masalah Baru.

1.5K 106 5
                                    

  Ira menggebrak meja belajar milik Rafi dengan murka, semua buku-buku yang tadinya tertata rapih entah bagaimana sekarang berceceran di lantai.

  "Ngapain sih lo!" Ucap Rafi dari balik pintu. Ira hanya menatapnya datar.

  Gadis berambut sebahu itu membalas tatapan Kakaknya dengan tajam, murka, atas kejadian tadi disekolah.

"Lo harus minta maaf sama Kak Yaya." Ucap Ira to the point.

Rafi berdecak kesal lalu sempat mengumpat beberapa kali.

"Lo anak kecil ga usah ikut campur!" Bentak Rafi mendorong tubuh Ira pelan.

Sontak Gadis yang dipanggil Rara kaget melihat aksi kasar pria yang selalu menyayanginya.

"Bisa ga sih ga kasar, huh?" Ucap Ira menarik Rafi hingga kini posisi mereka bertatapan.

Rafi membuang tatapan ke arah lain, rasa beda yang ia rasakan mucul saat adik peremupuannya mentapa dan berbicara dengan nada sebegitu kasar padanya.

"Gue sibuk, lo tolong pergi dari kamar gue. Sekarang!" Ucap Rafi berjalan ke arah kasur dan duduk dibibir kasur.

Ira menyusul Rafi dengan tatapan yang sama.

"Gue ga suka lo kasar sama cewe, kak." Ucap Ira seraya duduk disamping Rafi.  "Bayangin kalo gue dikasarin sama sahabat yang notabenya pacar gue." Suara Ira mulai pelan dan terdengar menyedihkan di indra pendengaran sang Kakak.

"Maksud lo?" Tanya Rafi yang malah tertarik pada kalimat terakhir Ira.

Ira menormalkan mimik wajahnya yang terlihat panik,

Jangan sampe keceplosan!

Ira menggeleng pelan lalu mengembuskan nafasnya panjang. "Bukan, maksud gue.." Ucap Ira mengantung seraya berfikir keras 'apa yang akan Ia sampaikan.

"Kalo lo cinta sama dia.. kenapa lo berani bikin dia nangis?" Tanya Ira mulai mendapatkan printah dari pusat.

"Ck." Rafi berdecak dengan merebahkan tubuhnya ke atas kasur King Size.

"Peduli apa lo sama hubungan gue?" Tanya Rafi agak malas.

"Peduli apa lo tanya." Ucap Ira dengan nada meninggi. Sakit, itulah yang dia rasa saat pria yang dianggapnya malaikat kedua tak memahami apa maksud dan niatnya.

"Sante lah, Ra." Rafi menarik Ira kuat.

"Sante? Lo pikir ini hal gampang huh, Kak Yaya baru sembuh dan lo udah bikin dia nambah beban pikiran. Gimana kalo dia sampe drop ato sampe mati." Ucap Ira dengan amarah yang dalam.

"Diem lo! Yaya ga bakal mati sebelum gue dapetin dia. Paham lo!" Bentak Rafi tak tertahan lagi. Ira menelan ludahnya ketakutan, Ia tak sadar atas apa yang baru saja dikeluarkan mulutnya.

"Meskipun gue bakal jauhin dia, gue ga bakalan buat dia merasa sedih atau pun kesepian, masih ada temen-temen yang gabung ke dia." Jelas Rafi

"Terserah lo, intinya lo bakal nyesel kalo apa yang lo lakuin ke dia malah dilakuin cowo lain ke gue." Ucap Ira lalu pergi meninggalkan Rafi sendiri.

***

   Aku merapihkan rambutku yang mulai kusut terkena angin-angin malam, Kejadian minggu ini sangat menyita tenaga sekaligus pikiranku. Entah ada apa? Tuhan tak adil atas hidupku.

   Berdiam diri atau merenung adalah caraku menutupi kesedihan ataupun masalah dari dunia. Menjauh dari keramaian manusia, berteman dengan alam dan berintraksi dengan cuaca. Itulah yang sering ku lakukan saat masalah datang.

Mengejar Cinta IllahiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang