Recall (Bagian 11)

Mulai dari awal
                                    

***

"Hei, Happy Virus di sini!" teriaknya saat aku mulai memasuki pintu Starbuck membuat beberapa orang menoleh ke arahku. Aku pun melangkah menuju kursi yang Baekhyun duduki.

"Ada apa kau ingin menemuiku, Bacon?" tanyaku tanpa basa-basi.

Pria bereye linear dihadapanku ini menatapku tak percaya, "Kau anggap apa aku ini? Mentang-mentang sudah menjadi Direktur sikapmu itu sombong sekali," gerutunya membuatku terkekeh.

"Sensitif sekali, aku kan hanya bertanya," balasku sebelum menyesap Green Tea Latte yang dipesan Baekhyun tadi. "Kau masih ingat minuman kesukaanku?" tanyaku menatap Green Tea Latte dihadapanku sendu.

"Itu yang selalu kau pesan bila kita pergi ke Starbuck," balas Baekhyun tenang.

Aku tersenyum, "Aku menyukainya karena Jiyeon sangat menyukai Green Tea Latte," gumamku tanpa sadar.

Baekhyun terdiam, ia menatapku dengan pandangan kasihan.

"Semalam aku memimpikannya mungkin karena ...." Aku menggantung ucapanku karena mataku menangkap sosok Vero berada di depan kasir, tanpa pikir panjang aku berjalan menghampirinya mengabaikan Baekhyun yang terus berteriak memanggil namaku.

"Hai." sapaku salah tingkah. "Kau ada di sini juga?" tanyaku bodoh.

Vero tersenyum, "Aku mampir, kerongkonganku kering butuh siraman air," guraunya membuatku tertawa kecil. Hari ini tampilan Vero kasual, masih dengan kacamata hitam yang membingkai sepasang jelagat lautnya.

"Kau sendiri?" tanyaku memperhatikan penampilannya.

Vero mengendikan bahunya, "Aku menunggu Sehun, katanya dia akan menjemputku," jawabnya memberikan beberapa lembar won pada penjaga kasir sebelum membawa dua cup besar minuman pesanannya.

Aku menatap minuman itu dan Vero bergantian, "Green Tea Latte?" tanyaku setengah tak percaya.

Gadis itu menyedot minumannya, "Sehun sangat menyukainya," jawabnya bangga memamerkan satu cup Green Tea Latte yang masih utuh.

Aku tak percaya, hal ini menambah lagi keyakinanku bahwa Vero dan Jiyeon adalah orang yang sama. "Kau dan Sehun sudah berapa lama pacaran?" tanyaku enggan, aku sadar Baekhyun memperhatikan kami sedari tadi.

Belum sempat Vero membalas Sehun sudah berdiri di balik pintu kaca, tangannya melambai ke arah Vero. "Queen, apa kau menunggu lama?" tanyanya sesampainya di hadapan kami.

Vero tersenyum sebelum tenggelam dalam pelukan Sehun, "Lumayan tapi tidak membosankan karena ada Chanyeol di sini," jawabnya menatapku dan Sehun bergantian.

"Syukurlah, terimakasih karena kau sudah menjaga Queenku," sahut Sehun sembari mengacak rambut Vero yang diikat kuda. Jujur aku merasa risih melihat kedekatan mereka, ada bara yang menyala di dalam dada tapi untung saja Baekhyun datang dan menepuk pelan bahuku, sedikit banyak hal itu membuatku lebih tenang.

"Hai, aku Baekhyun sahabat Chanyeol," celetuknya menjabat tangan Vero dan Sehun bergantian.

"Aku Sehun dan ini kekasihku, kau bisa memanggilnya Vero," balas arsitek muda itu memperkenalkan dirinya dan Vero pada Baekhyun. "Maaf kami harus pergi sampai jumpa Chanyeol-ssi dan ...."

"Baekhyun, namaku Baekhyun," potong pria bereye liner itu mengantar kepergian sepasang kekasih itu dengan tatapan tajamnya.

"Gadis itu sangat mirip dengan Jiyeon," sahutku lemas. "Semalam kami makan malam bersama karena Oh Sehun kekasihnya akan menangani proyek pembangunan Mega Hotel keluargaku yang bekerjasama dengan Mr.Phusua."

Baekhyun kembali menepuk bahuku, "Jiyeon sudah tidak ada, kau harus bisa menerima keadaan."

Aku menghela napas panjang, "Itu tak mudah tapi aku akan berusaha."

Baekhyun tersenyum, "Sudahlah jangan bicarakan masalah itu lagi sekarang kita harus pergi ke rumah sakit."

Aku kaget, "Rumah Sakit, siapa yang sakit?" tanyaku khawatir.

Baekhyun menendang kakiku pelan, "Kita punya keponakan baru, istri Joon Myeon melahirkan kemarin malam," jawab Baekhyun panjang.

Aku kembali antusias, "Benarkah? Tunggu apalagi ayo kita jenguk keponakan kita," ajakku menarik tangan Baekhyun.

Pemuda itu terkekeh, ia kembali kemeja kami tadi dan meneguk Bootleg Bruleenya hingga tandas. "Sayang bila tidak dihabiskan, minuman di Starbuck mahal-mahal," akunya membuatku terkekeh dengan rasa kesal.

"Tak tahu malu, jaga imagemu banyak gadis yang memperhatikan kita," gerutuku menariknya menuju kasir. Aku bergegas membayar sebelum keluar menuju Rumah Sakit tempat isteri Joon Myeon melahirkan.

RecallTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang