PERASAAN YANG MALU

35 0 0
                                    

Kau mengutarakan isi hatimu kepadaku. Aku melihat pipimu begitu merah. Suaramu menjadi gugup. Tanganmu berkeringat. Kertas surat di telapak tanganmu menjadi basah. Berkali-kali kamu hanya sekedar bilang, "aku mengatakan sesuatu." Sambungan dari kalimat 'sesuatu' enggak pernah menjadi sampai. Wajahku juga menjadi merah. Bedanya aku menyembunyikan perasaanku darimu. Keringat di telapak tanganku aku sembunyikan di balik saputangan. Aku menatap lurus ke matamu. Tatapan mataku membuat kamu jadi semakin kaku.

Kau memintaku datang ke lokal. Aku pura-pura tidak tahu apa yang bakal kamu sampaikan, meski aku sudah tahu dari nada suara kamu yang berat ke dalam. Kau memintaku dengan sedikit memaksa. Katamu ada sesuatu yang sangat penting yang bakal kamu utarakan. Kemudian kita bersama-sama sepakat untuk masuk ke dalam lokal secara diam-diam, biar enggak ada yang bakal mengetahui tentang apa yang bakal kamu bicarakan. Aku duduk dengan tenang dalam lokal. Kau mengeluarkan surat dari saku celanamu. Kita menjadi asing. Meski kita sebenarnya sahabat dekat. Sekarang aku menjadi tahu kita menjadi masuk dalam zona percintaan dalam pertemanan.

Kau menjadi begitu gugup. Perasaan memang tidak dapat diukur dengan bodi yang kekar. Perasaan enggak dapat diukur dengan kercerdasan di atas rata-rata. Seorang laki-laki yang gombal sekalipun kalau sudah berurusan dengan cinta yang tulis, kegombalannya menjadi lenyap seketika. Kata-kata menjadi kaku. Aku menemukan itu dari dirimu. Kau menatapku. Tatapan itu penuh arti. Tatapan itu juga penuh ragu. Sekaligus tatapan itu juga penuh rasa takut dengan penolakan.

Perempuan mempunyai banyak cara untuk membuat seorang laki-laki bertekuk lutut di depannya. Begitu juga dengan diriku. Aku selalu seperti tidak pernah mempedulikan perhatianmu, meski sebenarnya aku bahagia kamu perhatikan. Aku bahagia mempunyai rasa terhadapmu. Bedanya kamu mengutarakannya kepadaku saat ini. Sedangkan aku menyimpannya rapat-rapat, tidak memberikan celah untuk perasaan itu muncul ke permukaan. Aku tahu kamu diam-diam mencari informasi tentang aku dari sahabat-sahabat terbaikku. Kamu diam-diam menyediakan kado ulang tahun berupa kalung untukku, meski kamu tidak pernah memberikannya karena kamu malu kalung itu tidak bakal aku terima. Tentu saja aku tahu soal kalung itu. Sebab sahabatku adalah sahabatmu. Rahasiamu juga menjadi rahasiaku. Cukup adil.

Pada lain kesempatan aku menemukan sebait puisi di lipatan buku tulisku. Satu-satunya orang yang bakal melakukan itu hanya kamu. Satu-satunya orang yang suka membuat puisi di lokal kita hanya kamu. Sepandai-pandai cinta bersembunyi pada akhirnya persembunyian harus diusaikan. Kamu mengutarakan perasaanku. Sekarang giliran aku yang menjawab perasaanmu. Aku hanya meminta kepadamu, kamu merawat kepercayaan diriku seutuhnya. Sebab cinta adalah sesuatu yang suci. Kamu enggak boleh menodai suatu yang suci. Sekarang kamu sudah tahu jawabannya.

SURATKECILALI 13/09/2017





SOREWhere stories live. Discover now