PANDANGAN PERTAMA HATIKU BERGETAR

216 2 0
                                    

Setiap orang mungkin memiliki momen pertama kali memandang orang yang membuat hatinya bergetar. Itu juga mungkin berlaku bagi kamu. Kenyataannya juga berlaku bagiku. Aku pertama kali memandangmu. Dan pada pandangan pertama, mataku tidak dapat beralih pandang ke yang lain. Aku melihatmu dan dalam dirimu aku melihat diriku sendiri. Satu sisi aku ingin segera lari dari dirimu sebab aku tidak ingin ketahuan bahwa aku dengan lantang berani memandangmu. Satu sisi aku ingin bertahan dengan pandangan itu. Sebab aku tidak ingin kehilangan kesempatan pada pandangan pertama.

Degup jantungku berdetak begitu cepat. Suara di tenggorakanku seperti terhambat. Suhu badanku naik di luar kehendak cuaca. Pipiku menjadi panas. Dadaku hangat dingin. Pipiku merah karena malu. Malu ketahuan sedang memperhatikanmu. Meski pada kenyataannya aku atasi rasa malu itu dengan keberanian yang boleh dikatakan setengah dewa. Sebab itu persoalan perasaan lebih dahsyat dari persoalan berperang. Karena perasaan, antar negara bisa berperang dan karena perasaan bisa saling mendatangkan perdamaian. Dan perasaanku pada pandangan pertama denganmu membuat harus bedamai dengan rasa malu, takut, sekaligus bahagia.

Memandangmu pertama kali, membuat kata-kata hilang dari lidahku. Aku seperti menjadi bisu teramat bisu. Kata-kata romantis saat membuatkan surat-surat cinta untuk temanku, lenyap begitu saja. Puisi-puisi indah yang aku kirimkan ke radio-radio untuk dibaca, enggak satu katapun yang keluar. Hanya kata-kata standar yang keluar dari lidahku seperti "Hai.", "Apa kabar.", "Siapa namanya.", "Kita satu arah jalan pulang ya." Selebihnya lebih banyak diam dan detak jantung terus bergetar lebih cepat selama duduk berdekatan. Canggung dan malu itu mendominan sepanjang kita saling diam. Pada ujung penutup perkenalan dua kalimat yang tidak boleh aku lupakan mengetahui namamu dan mencatat nomor HPmu. Buat mengetahui namamu aku harus benar-benar pengeluarkan seluruh keberanianku. Sedangkan untuk mencatat nomormu aku harus benar-benar membiarkankan keringatku mengalir diam-diam demi mempersiapkan mendapatkan penolakan darimu.

Cinta memang suatu yang suci dan sakral. Karena sakral cinta membuat aku benar-benar bertaruh dan bertarung dengan diriku sendiri. Hal itu juga mungkin terjadi pada banyak orang. Juga terjadi pada kamu. Sangat mungkin. Apalagi kalau kamu juga untuk pertama kalinya memandang seseorang yang membuat hatimu bergetar. Aku harus mengatakan berulang-ulang puluhan kali kepada diriku, "Tenang. Tarik nafas. Yakinkan diri. Pura-pura percaya diri. Dan yang terpenting berpura-puralah bahwa kamu kelihatan baik-baik saja saat menjabat tangannya."

Karena pandangan pertama begitu spesial. Mungkinlah itu sebab mengapa pandangan pertama sulit hilangan dari ingatan. Mungkin memang tidak bakal pernah hilang. Selalu saja ada jalan untuk mengenangnya. Dan cinta tahu kapan saat yang tepat untuk merasakan perasaan pada pandangan pertama.


- SURATKECILALI 24/08/2017

SOREWhere stories live. Discover now