90° or 0° (part two)

Start from the beginning
                                    

"hatcih"

"hatcih"

Loh? Aku hanya bersin sekali kenapa suara bersinnya dua kali?

Kupandangi sekeliling dan tidak ada orang lain selain aku... dan orang berjaket hitam di belakangku. Orang aneh yang langsung menundukkan kepalanya ketika aku berpaling menatapnya. Pasti orang itu tadi yang bersin bersamaan denganku. Mengagetkanku saja. Yang penting dia manusia, bukan hantu.

Aku melanjutkan berjalan lagi pelan-pelan. Sebentar-sebentar aku berhenti untuk mengamati rumah-rumah atau hanya sekedar tanah kosong yang terpampang di kiri dan kananku. Aku banyak berhenti dan ketika berjalan pun aku melakukannya dengan sangat pelan, tapi orang di belakangku tidak berhasil menyusulku dari tadi.

Aku menengok ke belakang sekali lagi. Jarakku dengan orang itu masih sama, sepuluh meter lebih sehingga aku masih tidak bisa melihat wajahnya. Apa yang orang itu lakukan berlama-lama di jalan? Apa dia juga sedang menghindari sesuatu? Atau....

Berhenti di depan sebuah rumah kosong dalam waktu yang lama, aku ingin memastikan sesuatu. Benar! Ketika aku berhenti melangkah, begitupun orang tersebut. Dia tidak beranjak maju jika aku tidak maju, seakan-akan ingin terus berada di belakangku.

Aduh bodohnya aku... Kenapa aku pakai mengambil jalan memutar segala sih? Sekarang akibatnya aku jadi diikuti oleh seseorang yang tidak kukenal. Walau aku tidak memakai perhiasan apapun, tapi aku masih punya satu harta paling berharga untukku, yaitu kesucianku. Karena Mr.cold belum pernah melakukan apa-apa padaku jadi sekarang harta itu masih di tanganku. Dan harapanku adalah dialah yang mengambil harta tersebut, bukan pria asing yang bahkan tidak pernah kutemui.

Pikiranku semakin melantur saat ini. Aku mempercepat langkahku tapi berusaha untuk tetap terlihat tenang. Orang itu tidak boleh tahu kalau aku sudah mencurigainya. Siapa tahu dia malah akan bersikap gegabah ketika tahu aku mengetahui maksudnya.

Di ujung jalan yang sedang kutuju juga terlihat sosok seseorang. Tadinya kukira orang yang ada di depanku adalah komplotan orang yang dari tadi mengikutiku. Tapi sosok orang yang di depan lebih mirip orang yang sedang tersesat karena sebentar-bentar dia menggaruk kepalanya dan menoleh ke kiri kanan. begitu berhasil melihat sosok orang yang di depan lebih jelas yang ternyata adalah seorang pria berambut cepak tinggi yang memakai kemeja lengan panjang yang telah digulung, aku langsung meneriakkan namanya. "kak Mori!!"

kak Mori yang kupanggil langsung menengok ke arahku dan berhenti berjalan. Aku berlari ke arahnya secepat mungkin. Hatiku sudah lega setelah melihat kak Mori. Orang itu pasti tidak akan berani macam-macam sekarang.

Begitu sampai ke dekat kak Mori tanpa sadar aku memeluknya sebentar saking senangnya aku melihatnya. Tapi kak Mori malah menatap ke arah belakangku, menatap ke arah dimana orang tadi mestinya berada.

"itu kan...." gumam kak Mori sambil menyipitkan matanya.

"kakak melihatnya? Orang itu dari tadi membuntutiku terus sampai aku ketakutan. Untung saja aku bertemu dengan kak Mori."

"orang itu? Dari tadi?" tanyanya ulang. Aku menganggukkan kepalaku. Lalu dia juga ikut mengangguk-anggukan kepalanya seperti telah mengerti sesuatu.

"ya sudah, sekarang Kan sudah ada aku, kau tidak usah khawatir lagi." kak Mori mengajakku mulai berjalan dan menyuruhku jangan menengok ke belakang lagi. Tadinya aku menyuruhnya untuk menelepon polisi, tapi kak Mori bilang tidak perlu.

Setelah berjalan cukup jauh dari tempat tadi aku mulai penasaran dengan alasan kak Mori berjalan-jalan sampai sini. "kak Mori mau kemana jalan sendirian?"

"tentu saja aku mau menjemputmu Janet. Mana mungkin aku bisa melepasmu pergi sendirian malam-malam begini. Tapi aku lupa aku tidak tahu tempat ini, jadi aku nyasar sampai sini. Untung saja bisa bertemu denganmu, kalau tidak aku yang tidak akan kembali dengan selamat."

Cold Marriage [Re-upload]Where stories live. Discover now