40° C (part two)

87K 1.9K 108
                                    

Aku hanya bisa termangu diam beberapa saat melihat kedua orang itu saling melempar senyum dan tawa kelawan bicaranya. Aku terpaksa membalikkan tubuhku kembali sebelum mataku benar-benar dibutakan oleh emosi yang tiba-tiba memuncak ketika melihat kedua orang itu makan bersama. Sebelum tanganku benar-benar tidak bisa kukontrol untuk meninju Jack dan menarik Janet keluar dari sini.

Cemburu? Tidak mungkin! Aku pasti hanya marah karena Janet membohongiku. Ya, pasti hanya marah! Tapi kenapa rasa yang membakar dada dan mataku ini sekarang berbeda dengan rasa yang biasa kurasakan ketika marah? Aku sudah pernah berkali-kali marah, marah besar malah kepada karyawan-karyawanku, tapi rasanya sama sekali berbeda dengan sekarang. Daripada ingin membentak dan memarahi Janet karena dia berbohong padaku, aku lebih merasa ingin menunjukkan kepada Jack bahwa Janet adalah milikku. Dengan cara mencium atau memeluknya, atau memberi tanda apapun di tubuh Janet sekarang.

Mungkin karena kebetulan hari ini aku sedang mengalami hari buruk. Pokoknya aku tidak akan mengakui aku sedang merasa cemburu, karena jika aku merasa cemburu berarti aku jatuh cinta dengan Janet bukan? Aku tidak mungkin menyukai Janet! Ulangku berkali-kali dalam hati.

Yang jelas Janet sudah tidak jujur padaku! Jacklah alasan dia senang menerima tawaranku ini. Jika tidak, bagaimana dia bisa langsung dekat dengan Jack di hari pertama bekerja,lalu bisa pergi makan siang bersama? Apalagi sikapnya sekarang yang sudah seperti teman dekat dengan Jack.

Walau aku tidak bisa mendengar semua pembicaraan mereka, tapi aku bisa mendengar semua tawa malaikat Janet yang dikeluarkan untuk Jack. Hanya untuk Jack. Aku yakin dia pasti tidak menyadari kehadiranku disini, karena begitu dia tahu aku ada disini tawanya yang seperti suara malaikat itu pasti langsung berhenti.

Janet tidak pernah tertawa lepas seperti itu didepanku. Dia hanya selalu berekspresi takut atau datar seakan-akan bosan jika sedang bersama denganku. Sebenarnya kenapa tiba-tiba aku peduli dengan semua hal ini sih? Biasanya juga aku selalu mengabaikannya, tapi tiba-tiba sekarang aku selalu memikirkan sikap Janet yang berbeda ketika bersamaku dengan bersama Jack.

Nafsu makanku benar-benar sudah menghilang sekarang. Lebih tepatnya aku tidak tahan berada disini lagi mendengarkan kemesraan antara Janet dengan Jack. Aku memerintahkan pelayan yang ada disana untuk membatalkan pesanan makananku. Lebih baik sekarang aku segera pergi keruanganku saja. Mungkin dengan banyaknya pekerjaan dimejaku pikiranku bisa beralih dari Janet, dari suara tawa Janet yang sekarang tidak hanya memenuhi telingaku tapi juga otakku.

**

Ternyata aku salah. Walau tubuhku sudah berada diruangan kerjaku, tapi sepertinya pikiranku masih duduk dimeja yang sama seperti tadi, berusaha mendengar pembicaraan antara mereka berdua, berusaha menahan emosiku.

Akhirnya aku memutuskan untuk menelepon handphone Jack. Aku tidak tahu apa yang ingin kukatakan padanya, pokoknya yang kuinginkan sekarang adalah memisahkan Jack dari Janet. Apapun alasan konyol yang nanti akan aku katakan kepada Jack, aku harus meyakinkan Jack untuk datang kesini meninggalkan Janet.

Jack mengangkat teleponku dengan cepat, dan aku merasakan nada kesopanan disuaranya. Tentu saja bule palsu itu bersikap sopan, ada Janet yang sedang memandanginya!

"Jack, aku membutuhkanmu sekarang juga untuk keruanganku. Ada hal yang ingin kubahas padamu. Tentang.. kecelakaan yang tadi pagi terjadi di tanah milik Pak Joy." Aku mengarang-ngarang alasan yang tepat untuk memancing Jack.

"sekarang? Tapi ini kan masih jam makan siang." Tanya Jack tidak rela. Tentu saja tidak rela! Dia pasti masih ingin mengobrol dengan Janet lebih lama lagi.

"ya, maaf, aku tidak berniat mengganggu jam makan siangmu, tapi sebelum masalah ini selesai aku juga tidak bisa makan siang dengan tenang. Kau tahu kan sifatku yang ingin segala sesuatunya selesai terlebih dahulu." Aku hanya berniat mengganggu waktumu dengan Janet.

Cold Marriage [Re-upload]Waar verhalen tot leven komen. Ontdek het nu