Cold Marriage [Re-upload]

40° C (part one)

Mr.cold pov

Janet Claudia. Nama yang selalu terukir di hatiku dengan kata 'benci' yang besar di sebelahnya. Dia wanita yang telah menyebabkan 'kejadian itu' yang menyebabkan hidupku rusak sampai akar-akarnya.

Sekarang aku terjebak untuk menghabiskan sisa waktuku bersamanya karena diikat oleh tali yang tidak terlihat yang dinamakan 'pernikahan'. Yah mungkin bukan benar-benar terjebak, karena aku juga yang menginginkannya. Sebagai rencana pembalasan dendamku.

Aku tahu dia menginginkanku, jadi kuberikan saja diriku padanya. Kubiarkan namaku bisa tercatat sebagai suami dari 'Janet claudia', tapi jangan berharap aku akan menyayanginya seperti seorang suami mencintai istrinya. Mungkin ide yang agak gila untuk menikahi orang yang kau benci, tapi tidak apa-apa untukku. Lagipula hidupku sudah mulai berantakan sejak 'kejadian itu' apa salahnya menambah sesuatu yang menyusahkan dihidupku lagi?

Aku sudah selalu mengabaikan keberadaannya bahkan jauh sebelum kami menikah. Dan aku tahu dia menangis karena hal itu. Tapi dia tidak tahu seberapa banyak dulu aku menangis ketika 'kejadian itu' terjadi dan DIA sengaja menyebabkan hal itu terjadi. Karena itulah sekarang air di hatiku sudah habis dan berubah menjadi gurun kering. Tidak ada kebaikan atau kepedulian sama sekali di dalamnya.

Sikapnya yang selalu diam dan lemah juga membuat sikap kasarku ini semakin kian menjadi-jadi. Aku lebih menyukai wanita tangguh dan tegar yang berbeda dengan dirinya sama sekali.

Tiga bulan lebih setelah pernikahan, aku tetaptidak pernah berbicara dengannya sama sekali. Dan dua malam yang lalu barulah aku berbicara dengannya, dan menemukan dirinya yang sudah berubah. Dia terlihat seperti wanita yang tidak takut denganku lagi. Sekilas aku merasa dia mendekati tipe gadis idealku, wanita pemberani. Aku tahu dia masih takut, tapi sepertinya sekarang dia pintar menyembunyikan ketakutannya.

Tawaran bantuan darinya memang menggodaku yang sudah kelelahan malam itu, dan kata-katanya berhasil menjebakku untuk menerima tawarannya. 

Memang hasil pekerjaannya sesuai dengan perkataannya. Dia profesional dibidang ini. Sewaktu aku pergi ke toilet tiba-tiba saja dia jatuh tertidur dengan tangannya masih dalam posisi mengetik. Kulihat sebentar kearah laptopku dan ternyata bagiannya sudah hampir selesai, aku sudah bisa mengerjakannnya sendiri tanpa perlu membangunkannya.

aku sudah menggoyangkan bahunya berkali-kali tapi yang kudapatkan hanyalah sedikit gerakan dan suara nafasnya yang teratur. Seperti nya dia tidak akan bangun sampai pagi.

Aku terpaksa menggendongnya sampai kamar pelan-pelan. Janet memiliki berat yang cukup ringan untuk ukuran tubuhnya. Mungkin semua beratnya masuk kedalam dada dan pantatnya yang cukup menggodaku sekarang untuk menyentuhnya? Aku tertawa kecil mendapati diriku bisa bernafsu dengan wanita yang paling kubenci ini.Memang setelah menikah aku tidak pernah berhubungan dengan wanita lain lagi.

Aku memang selalu pulang malam dan tidak menetap di kantor jika jam kantor sudah lewat. Ak tidak begitu suka bekerja sambil dilihat orang, lebih tepatnya diamati oleh sekretaris wanitaku yang genit dan selalu mencari kesempatan mendekatiku. Karena itulah aku selalu mampir ke restoran milikku hanya untuk menghabiskan waktu dan kerjaan. Mungkin Janet selalu berpikir aku pulang malam pergi ketempat wanita lain. Ya, aku memang ingin melakukannya, tapi sayangnya aku adalah tipe orang yang setia pada satu perempuan. Dan sekarang secara hukum hanya kepada Janetlah aku harus bersikap setia. Walau aku lebih memilih puasa perempuan daripada berhubungan dengan Janet.

Itulah alasanku membenci Janet. Karena dia telah menghancurkan cinta pertamaku, cinta pertama yang tidak mungkin kulupakan selamanya..

**

Aku terpaksa bangun lebih pagi hari ini karena belum memeriksa dan mempelajari pekerjaan yang kemarin malam dibuat Janet. Rasanya aku baru tidur dua tiga jam sehingga rasa lelah masih membayangi tubuhku. Kulihat kearah kiriku dan mendapati Janet masih belum bergerak dari posisi tadi malam aku menurunkannya. Dia tidur seperti batu.