Catatan

63.6K 2.3K 57
                                    

"Nggak semua kelakuan orang dewasa bisa ditiru sama kita, Ra."

"Kenapa? Kan mereka contoh buat kita?"

Hubungan Rara dan Al amatlah dekat, meski perkenalan mereka hanya diawali sebuah insiden konyol.

Berhubung keduanya tak satu sekolah, tentu banyak yang tak tahu bila status jomblo Rara sudah berubah. Maka, Nando diam-diam tetap menaruh hati pada cewek itu. Al berpeluang ditaksir cewek lain. Lalu, ada banyak hal yang tak diinginkan terjadi, semenjak kemunculan idola baru bernama Drian.

Rara memang tak tahu siapa itu Drian. Karena saat para temannya sibuk membicarakan Drian, cewek itu justru sibuk mencari waktu yang tepat serta keberanian untuk menceritakan hubungannya dengan Al, kepada para sahabatnya. Namun, bagaimana jika ketiga sahabatnya justru harus tahu dari orang lain, bukan darinya?

Kerumitan pun bermula, kala Rara tahu bahwa Al dan Drian adalah orang yang sama.

***

Judul awal: 1) Teorema Jomblo Tulen, 2) Pacar Tanpa Nama, 3) Titik Semu, 4) Ala Kadarnya.

Saya publikasikan juga sebagian, di http://gwp.co.id/ala-kadarnya/

Cerita dalam buku ini hanya fiksi. Mungkin, sebagian besar terinspirasi dari kehidupan nyata. Kesamaan nama tokoh dan beberapa peristiwa di cerita lain, sangat mungkin ada.

Tidak akan ditemukan merek-merek barang mewah di sepanjang cerita. Tidak ada mobil sport. Yang ada hanya mobil bermesin.

Tidak ada adegan pelukan antar sesama/lawan jenis, ciuman, apalagi adegan ranjang. Nihil umpatan kasar (penginnya). Tidak ada adegan jambak-jambakan, berantem, atau tawuran. Yang ada, justru penulisnya yang ngajak berantem dan minta dicincang hidup-hidup.

Bukan tentang bad boy/girl, good girl/boy, nerd, anak ketua yayasan dan donatur, cowok blasteran, ataupun cewek tomboi. Bukan pula tentang nikah muda, perjodohan, hubungan tanpa status, benci jadi cinta, sakitnya mencintai sahabat sendiri, jomblo ngenes, remaja gaul, atau cowok/cewek kaya raya ketemu pasangan dari kalangan rakyat jelata.

Belum tentu membuat baper, ngakak, atau dapet sesuatu yang beda. Tapi menjanjikan banyak kejutan. Meski sedikit ngibul. Hahaha.

Biar begitu, saya tetap berpesan kepada yang sudi mengorbankan waktunya untuk membaca karya ini agar banyak-banyaklah membaca istighfar, atau banyak-banyak menyebut nama Tuhan. Itu sangat penting bagi yang ingin lanjut membaca ke lembaran-lembaran berikutnya.

Bukan karena ada banyak pencerahan atau mengajarkan banyak pelajaran dan pengetahuan yang susah dicerna oleh akal nalar manusia kebanyakan, tapi nganu. Barangkali, menggambarkan kelabilan dan meledak-ledaknya emosi saya sewaktu SMA yang akhir-akhir ini muncul kembali.

Semoga karya ini membumi.

Selamat membaca, dan semoga menikmati!

*karya ini telah DIABAIKAN triliunan kali di Wattpad*

Garis InteraksiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang