47 - Terluka

275 25 16
                                    

Mohon bijak dalam membaca part ini. Ambil positifnya aja ya. Sori kalo part ini agak menye-menye dsb.

Happy reading

Kamu yang sekarang justru membuatku masuk ke dalam ruang waktu masa lalu. Mau tahu waktu yang mana? Waktu di saat aku benar-benar belum mengenal kamu.

-Arla Crescencia-

• • •


Sejak hari di mana Nauval menghajar Guntur di lapangan indoor, Nauval jadi sering menjadi buah bibir di sekolahnya.

Mereka menganggap, Nauval terlalu berlebihan dalam menyikapi masalahnya dengan fisik. Padahal mereka sendiri tak tahu apa pokok masalahnya.

Kehilangan orang yang dicintai karena sahabat itu sangat membuatnya jadi orang yang pemarah belakangan ini. Nauval kerap kali marah-marah setiap orang yang menatapnya dengan tatapan mengintimidasi. Memangnya, ia sebrutal apa, sih sehingga orang-orang menganggapnya anak urakan sekarang?

Tapi memang benar, sih. Pasca putus dan berkelahi dengan Guntur, Nauval jadi malas pergi sekolah. Menurutnya, sekolah itu seperti neraka yang akan membuatnya tersiksa setiap kali melihat Arla dan juga teman-teman yang sering mencari ribut dengannya.

Penampilannya juga berbeda. Ia kelihatan lebih berantakan sekarang. Baju tak rapi dan tak dimasukkan ke dalam celana, rambut berantakan alias messy, matanya juga kerap kali terlihat lelah.

Andai saja ia tak mengenal Arla. Andai saja ia tak jatuh hati padanya, pasti ia tak akan merasakan terluka karena seorang cewek untuk pertama kalinya.

Dan sekarang, ia hanya bisa menikmati luka yang tiap hari menyapanya.

"Val, lo kok gini sih sekarang? Lo beda," ucap Ivan dengan kernyitan di dahi.

Nauval yang sedang meninum minunan kalengnya itu lantas menoleh. "Beda? Gue kan emang gini. Lo pikir gue kenapa?" jawab Nauval sedikit sensi. Perlu diketahui juga, belakangan ini Nauval sering berkata kasar alias bicara dengan nada tinggi.

"Lo berantakan. Lo bukan Nauval yang dulu keliatan rapi. Sekarang tujuan lo sekolah cuma stor muka sama absen, tapi nggak ada niatan sedikitpun buat belajar," ucap Ivan, ikut-ikutan kesal. "Sekarang lo udah sering cabut daripada belajar di kelas. Emang dulu lo pernah kayak gitu, hm?"

Nauval berdecih sinis. "Emang lo pikir, lo siapa? Terserah gue dong mau lakuin apa yang gue suka," balas Nauval sengit.

"Cuma gara-gara Arla, lo jadi berantakan gini. Gak seharusnya lo bersikap gini. Nilai lo pasti bakal turun, Val kalo lo nggak fokus buat belajar," tambah Zaidan yang malah membuat Nauval makin geram.

FABULOUS [Completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang