38 - Dangerous People

297 27 25
                                    

Berita tentang membaiknya hubungan Arla dan Nauval sudah langsung tersebar seantero sekolahnya hanya dalam kurun waktu dua hari.

Ada yang meresponnya dengan baik karena akhirnya mereka bisa baikan seperti dulu, dan ada juga yang meresponnya dengan kesal karena mereka iri dengan hubungan Arla dan Nauval yang kelihatan sangat romantis.

Padahal mereka sendiri tak tahu di mana sisi romantisnya.

Mereka mengetahui kabar ini karena tak sedikit orang yang telah melihat langsung bahwa Arla dan Nauval sudah kembali sering terlihat bersama. Tapi ada juga yang tahu fakta kebenaran itu hanya dari mulut ke mulut. Yang pastinya dari mulut cewek-cewek, sih.

Dan hingga akhirnya, gossip-gosip ria para wanita itu sampai ke telinga Amel.

Sudah dua hari ini Amel tak begitu mempedulikan Arla karena ia tahu bahwa rencana untuk menghancurkan hubungan keduanya berjalan dengan sempurna. Tapi ia pun bingung sendiri mengapa ia baru tahu jika ternyata Arla dan Nauval sudah baikan. Padahal, Amel dan Arla belakang-belakangan mejanya.

Aneh.

Sedikit banyak orang yang mulai membenci sifat Amel yang ternyata suka merusak hubungan orang. Orang-orang sudah banyak yang mengetahui bahwa Amel-lah yang membuat hubungan Arla dan Nauval menjadi retak kemarin.

Tapi bukan itu sih yang menjadi pokok permasalahannya.

Amel kesal karena rencananya ternyata gagal, bukan kesal akibat dijudge hampir satu sekolahan karena ulahnya sendiri. Ia hanya kesal karena ternyata Arla sudah baikan dengan Nauval.

Masa bodo jika ia akan memiliki haters satu sekolahpun. Yang terpenting dalam hidupnya sekarang adalah membuat Arla dan Nauval benar-benar hancur dan mungkin tak akan pernah bisa damai lagi.

Hanya satu misinya. Tapi satu misinya itu sangatlah berbahaya. Berbahaya bagi Nauval maupun Arla karena sangat berpotensi membuat mereka membenci satu sama lain.

Oke. Ini hanya keinginan dan belum akan dilakukannya. Bahkan rencananya pun belum ada. Jadi bisa saja misinya untuk menghancurkan hubungan orang hanya menjadi sebuah angan saja. Memangnya siapa yang tahu?

Tuhan mempunyai 1001 cara untuk menjauhkan setiap manusia dengan pasangannya jika memang benar mereka ditakdirkan bukan untuk bersama selamanya. Tapi Tuhan juga mempunyai ribuan cara untuk mempersatukan dua insan bahkan yang tidak mengenal satu sama lain sekalipun.

Dan itu tandanya, Tuhan mempunyai banyak cara untuk melindungi Nauval dan Arla dari gangguan makhluk seperti Amel. 'Dengan catatan' jika mereka berdua memang ditakdirkan bersama.

Tapi jika tidak? Mungkin kita harus mengucapkan selamat kepada Amel karena misinya sukses.

Reynand Bagaskara
Temuin gue sekarang. Gue ada di taman belakang.

Pesan singkat yang berasal dari Reynand langsung menghentikan aktivitasnya yang sedang memakan bakso. Tanpa mengulur waktu lagi, Amel langsung bangkit dari posisi duduknya dan meninggalkan teman-temannya dan juga baksonya yang masih sisa setengah.

Amel berjalan dengan santai meskipun ada beberapa orang yang sedang menatapnya sinis. Ia tak begitu peduli, toh juga ia tak kenal dengan orang-orang itu.

Rasanya mager sekali untuk menemui Reynand yang posisinya sedang berada di taman belakang sekolah. Sementara ia baru saja keluar dari kantin. Dan jika kalian ingin tahu, jarak kantin ke taman belakang sekolah itu lumayan jauh. Ia harus menyusuri koridor lantai dasar yang ramai itu.

Dan itu artinya, ia pasti akan mendapat tatapan-tatapan mengintimidasi dari orang-orang yang sudah tahu tentang kebenarannya.

Tapi karena ia yakin bahwa Reynand akan membahas tentang hubungan Arla dan Nauval, rasa mager Amel jadi hilang. Ia jadi tak sabar menanti apa rencana yang akan dilakukannya setelah ini.

Lama ia berjalan menuju taman belakang, akhirnya ia sampai juga.

Senyuman Amel langsung mengembang begitu saja saat orang yang dicarinya ketemu. Dan bertepatan dengan ini, Reynand juga menatapnya. Tapi sayangnya, Reynand enggan membalas senyuman Amel.

"Ada apa?" tanya Amel tidak sabar. "Ada apa lo suruh gue ke sini?"

"Pake nanya?" tanya Reynand sinis, tak sesuai dengan perkiraan Amel yang ia kira akan ramah kepadanya. "Kalau lo punya otak, pasti lo ngerti kenapa gue nyuruh lo ke sini."

Amel membesarkan pandangannya saat itu juga. Kaget dengan penuturan Reynand yang sangat pedas itu. "Kok lo jadi sewot gitu, sih? Gue nggak salah apa-apa malah digituin."

Reynand menghembuskan napasnya kasar seraya bersidekap kesal. "Nggak salah apa-apa?" ulang Reynand kesal dengan perkataan yang diucapkan Amel barusan. "Kalo kayak gini, gue nyesel jadi partner lo buat ngancurin hubungan Nauval. Buat apa lo nawarin gue kerjasama kalau lo nya sendiri nggak becus ngejalaninnya."

"Nggak becus lo bilang?! Lo mikir dong! Gue rela dijudge satu sekolahan gara-gara mereka semua udah tau kalau gue penyebab hubungan Nauval sama Arla jadi hancur kemarin. Mereka cuma tau kalo gue yang jadi penyebabnya, tanpa mereka tau kalo lo juga ikut terlibat di sini. Dan sekarang, dengan enaknya lo bilang gue nggak becus?" tanya Amel sambil menyunggingkan tawa yang terlihat meremehkan. "Kalau gue yang rela dijudge satu sekolahan gini dibilang nggak becus, lo apa dong? Nggak punya otak? Iya?"

Reynand rasanya ingin sekali mencekik Amel hingga cewek itu mati mengenaskan sekarang juga. Untungnya dia cewek, jadi Reynand bisa menahan kesabarannya meskipun hanya seujung jari.

"Yang nggak punya otak siapa gue tanya?" tanya Reynand balik. Sebenarnya bukan pertanyaan, tetapi lebih ke bentuk sindiran. "Gue yang ngasih ide ini semua. Dan yang berhak ngelakuinnya ya elo. Tapi apa? Usaha lo nggak bisa dipercaya sama sekali, Mel. Mereka udah baikan, dan itu tandanya rencana kita gagal!"

"Kalau tau ujungnya begini juga gue nggak akan mau ngelakuinnya," balas Amel tak kalah pedas. "Yaudah deh. Sekarang, kita lupain masalah itu. Kita buat rencana baru aja."

Reynand menghela napasnnya panjang, lalu menghembuskannya perlahan. Mencoba menstabilkan emosinya yang sudah berada di puncak kepalanya. "Lo punya ide?"

"Punya."

"Apa?"

Amel tersenyum menyeringai, lalu ia langsung membisikkan rencana busuknya itu tepat di telinga Reynand.

Reynand yang lebih tinggi dari Amel pun harus sedikit membungkuk, sedangkan Amel sedikit berjinjit.

"Gimana?" tanya Amel untuk memastikannya. "Emang nggak susah, sih. Cuma kita bisa coba cara ini."

Reynand berpikir sebentar, sebelum akhirnya ia menjawab, "Iya. Gue setuju."

Amel mengangguk mantap. "Bagus. Itu tandanya kita punya peluang lagi untuk hancurin hubungan mereka untuk yang kedua kalinya. Dan gue harap, kalau akhirnya rencana kita yang ini gagal lagi, nggak perlu ada acara emosi-emosian kayak tadi."

"Liat aja nanti," jawab Reynand sekenanya.

"Dan satu yang perlu lo ketahui, rencana ini harus kita berdua yang lakuin. Kita sama-sama melakukannya, meskipun pada orang yang berbeda," ujar Amel, lalu menyelipkan sejumput rambutnya ke belakang daun telinganya. "Tujuan kita emang sama. Cumanya kita ngelakuinnya pada orang yang beda," lanjutnya lagi sebagai peringatan yang kedua.

"Gue yakin banget, setelah ini, hubungan mereka bakalan hancur. Gila gue nggak sabar." Amel menepuk kedua tangannya dengan gemas. Sementara Reynand hanya berharap dalam hatinya jika ucapan Amel memang benar-benar akan menjadi kenyataan.

Dan semunya akan terulang kembali.

****

So

Tbh ....

Ini konflik terakhir gengs. Konflik yg diciptain amel sama reynand. Jadi konflik ini penentu, bakalan sad atau haply ending :)

Menurut kamu gimana?

FABULOUS [Completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang