Mengerti siapa yang dimaksud oleh Cidy, Shafira hanya mengedikan bahu. "Biasa aja. Emang kenapa?"

"Kaget aja gue ada nama lo di following instagram dia, terus lo pernah update snapgram ada dia," sahut Cindy.

"Kok lo tau? gue kan gak pernah nulis nama dia pas posting? Gue emang sering jalan sih sama dia. Jalan-jalan gitu nyoba-nyoba kuliner dijakarta soalnya katanya dia tinggal di Bali,"

"Tau lah. Gue follow dia udah lama, jadi walaupun gak dikasih tau gue tau kalo yang lo posting itu mukanya si chef ganteng," jelasnya. "Loh, kan bokapnya tinggal di Jakarta yakali gak pernah ke Jakarta. Udah gitu dia kan selebriti Chef masa gak pernah nyicip nyicip makanan di Jakarta,"

"Yah gue gak tau deh kalo gitu. Selama gue dibayarin makan sama dia gue sih mau aja diajak makan," ujar Shafira sambil tertawa.

"Kalau ketemu lagi, ajak gue dong supaya gue bisa foto sama dia," pinta Cindy.

"Idih ngapain? dia kan anaknya yang punya perusahaan ini, kalau dia dateng lo minta foto aja," usul Shafira.

Cindy segera mencubit pipi Shafira. "Pinter juga lo! tapi kan dia gak pernah dateng," gerutu Cindy. "Udah ah gue mau balik ke meja gue, dadah Shafira," Cindy segera berlalu meninggalkan Shafira yang masih mengusap kedua pipinya.

Saat jam makan siang, Shafira dan Cindy segera menuju kantin yang tepat berada di belakang gedung kantor tempat mereka bekerja. Suasana sangat ramai karena tidak hanya orang-orang kantor Shafira yang makan disana, untungnya beberapa teman Shafira dan Cindy memanggil mereka untuk bergabung sehingga mereka tidak perlu mencari meja.

"Fir, pak bos tiba-tiba nanyain kamu terus, tau," lapor bu Anjani yang merupakan sekretaris direksi diperusahaan tempat Shafira bekerja.

"Pak bos siapa, bu?" tanya Shafira. Sebenarnya umur Anjani tidak berbeda jauh dengan Cindy dan Shafira, namun karena Anjani sudah lama bekerja disana dan juga sudah berumah tangga banyak pegawai kantor yang memanggilnya ibu daripada 'kakak' atau 'mbak'.

"Pak Edwin sama Pak Herman," jelas bu Anjani.

"Loh ngapain bu nanyain Shafira? Wah jangan-jangan gara-gara Shafira deket sama anaknya Pak Herman ya? si selebriti chef itu," timpal Cindy.

"Oh iya ya? Aku malah belum tau, Cin. Kemarin-kemarin sih cuma nanya emang ada nama Shafira kerja disini trus orangnya kayak gimana. Gitu-gitu," jelas bu Anjani. "Lagipula anaknya kan udah berumur, tuaan anaknya daripada aku, masa dia masih kepoin anaknya, sih,"

"Anaknya kan terkenal, bu. Makanya dia kepo kali apalagi tau anaknya kenal pegawai nya dia ya gimana gak kepo," jelas Cindy.

bu Anjani menganggukan kepalanya setuju. "Kamu bener emang deket sama Revaldo itu, Fir?"

Shafira yang daritadi sibuk dengan makan siangnya hanya menganggukan kepalanya. "Biasa aja, bu. Orang-orang aja nanggepinnya lebay mentang-mentang aku orang biasa jadi kalau deket sama orang terkenal heboh gitu," sahut Shafira.

"Emang nya banyak yang kepoin kamu?"

"Lumayan bu. Paling anak-anak di divisi aku soalnya kan kita saling follow di instagram sama temen-temen sekolah dulu, sih,"

"Saran aku kamu jangan terlalu deket deh sama dia. Ketauan banget dia tuh playboy kalau bukan playboy umur segitu pasti udah nikah sekarang udah punya anak. Pasti kerjaannya tebar pesona deh makanya banyak perempuan yang deket sama dia tapi gak pernah dia seriusin," jelas bu Anjani membuat Shafira tersenyum canggung.

His PromisesTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang