BAB 3

14.1K 1.4K 13
                                    

Minggu siang, Sarah muncul dirumah Shafira dan perempuan itu langsung tidur dikasur kamar Shafira. Sedangkan Shafira sendiri memang masih bergelung didalam selimut. Sarah memang sudah sangat sering main kerumah Shafira bahkan menginap jadi tidak heran kalau Sarah langsung tiduran dikasur milik Shafira.

"Ngapain sih lo kerumah gue?" Dumel Shafira.

"Gue kepo sama cerita lo semalem," ujar Sarah cuek dengan nada sinis yang dilontarkan Shafira.

"Hah? yang mana?"

"Yang lo jalan berdua sama Valdo ke Ikea," jelas Sarah mengingatkan.

"Oh emang kepo apalagi ? kan gue udah cerita semua semalem,"

Sarah bangkit dari tidurnya dan bersandar ke dindin sambil memeluk guling. "Lo bangun dulu dong biar enak ngobrolnya," gerutunya.

Shafira mendengus lalu bangun dan duduk bersandar di headboard tempat tidurnya. "Udah nih,"

"Menurut analisis gue, kayaknya Valdo naksir deh sama lo," celetuk Sarah.

Shafira tertawa kencang. "Hah? Gak salah? Ngaco aja lo,"

"Serius. Valdo kan terkenal, tajir. Kayaknya gak masuk akal aja dia gak punya mobil atau temen buat nemenin dia ke Ikea," tutur Sarah.

"Mungkin dia mau punya banyak kenalan kali, ah," Shafira masih tetap pada pendiriannya. Menurutnya Revaldo tidak mungkin menyukai dirinya, selain bahwa Shafira biasa-biasa saja, umur mereka pun terpaut cukup jauh dan jelas pasti kelas mereka pun berbeda.

"Yah dikasih tau malah begitu. Liat aja ya kalau dia ngajak jalan lagi, fix lo harus mikirin kata-kata gue. Ya bukannya apa-apa sih, Valdo kan beda kasta lah sama kita trus pasti dia player, kalau nggak, gak mungkin sampai sekarang tuh cowok belum kewong," cibir Sarah.

Shafira menganggukan kepalanya. "Iya ya gue heran umur segitu belum nikah. Kalau dia jelek mungkin aja gak ada yang mau gitu. Tapi si Valdo ini paket lengkap, kaya, ganteng lagi,"

"Kaya, ganteng tapi kalo gak setia trus dia cuek buat apa? Males banget dimadu, sebelum dimadu gue racun dulu," Sarah tertawa, Shafira pun ikut tertawa.

"Dangdut banget ah," gerutu Shafira masih tertawa namun kemudian dia menghentikan tawanya ketika memikirkan sesuatu. "Sar," pangil Shafira.

"Hmm," Sarah yang kini tengah sibuk dengan ponselnya hanya menggumam.

"Gue baru sadar loh, kalau gue sama Valdo ngomongnya aku-kamu bukan saya-kamu lagi,"

Sarah menjatuhkan ponselnya dengan sok dramatis ke kasur dan melotot melihat Shafira. "Demi apa?"

"Demi Allah. Gue juga baru engeh," Shafira segera menyambar ponselnya yang berada di atas bantal dan segera membuka aplikasi chatting yang sering dia pakai untuk berkomunikasi dengan Valdo. "Chatting kita juga pake aku-kamu," tambahnya.

"Siapa yang mulai? Elo?"

"Nggak tau gue lupa," Shafira meringis.

"Ya udahlah. Ikutin aja tapi lo jangan baper dulu kecuali dia udah kode-kode suka sama lo nanti PHP doang lagi. Dia kan udah dewasa pasti udah pro ngedeketin cewek-cewek. Apalagi cewek ingusan kayak lo,"

"Sialan. Gue udah gede, udah dewasa woy. Udah kerja," Fir melempar bantal ke wajah Sarah.

"Maksud gue ingusan itu lo gak punya pengalaman soal cinta-cintaan. Lo terakhir kali pacaran kan udah lama banget, sebelum negara api menyerang," ejek Sarah sambil tertawa.

His PromisesWhere stories live. Discover now