Chapter 22

3K 132 0
                                    

=======

Caitlin Beadles Sonenclar point of view

                Aku mengerjap-erjapkan mataku ketika sinar matahari masuk dari celah jendela kamar langsung menerpa wajahku. Sudah pagi. Hhhh!! Bahkan aku baru tidur beberapa jam setelah menemani Elle dan Dakota belajar tadi malam.

                Aku menguap lebar bertepatan dengan pintu kamarku yang terbuka dan muncul Zayn disana. Aku menaikkan alisku heran. Ada apa dia di sana?

                “Kenapa?”t anyaku beranjak dari ranjang menghampirinya.

                Zayn mengangkat tangannya memberi komando agar aku tetap di ranjang sedangkan Zayn berjalan masuk menuju ranjang.

                “Ada apa?” tanyaku lagi.

                “Kau melihat Niall?” Tanya Zayn. Aku menggeleng.

                “Bukankah Niall pulang bersama kalian malam tadi? Kenapa bertanya padaku?” Tanyaku heran.

                Zayn menggeleng. “Dia berburu untuk Harry tadi malam. Dan sampai sekarang belum kembali. Pagi tadi Louis menelfon Niall sudah tidak ada di rumah sakit,” jelas Zayn. Aku terdiam, kemana sih perginya vampire satu itu?

                “Kau sudah Tanya yang lain?” tanyaku pada Zayn.

                “Mereka bilang tidak tahu. Aku harap anak itu tidak membuat masalah dengan Kristen dan semua penghuni kastil itu,” desis Zayn yang masih bisa aku dengar.

                “Apa? Kristen?” tanyaku memastikan. Zayn mengangguk.

                Aku dan Zayn sama-sama kaget ketika mendengar keributan di lantai bawah. Ada apa sebenarnya?

                “Tetap di sini! Jangan kemana-man!” ucap Zayn kemudian langsung berlari pergi keluar kamarku. Baru saja aku ingin mengikuti langkah Zayn, tiba-tiba saja pintu kamarku langsung tertutup dan terkunci.

                “Hey!! Kelaurkan aku!” teriakku menggedor pintu kamar. Sialan! Kenapa harus di kunci. Aku mengutuk siapa saja yang tidak memperbolehkanku melihat apa yang terjadi di bawah sana.

                Aku kembali duduk di tepi ranjang. Sejak kemarin malam aku memang tidak melihat Niall. Aku juga bingung kemana anak itu? Sepertinya ada yang Niall sembunyikan dari kami semua. Tapi apa?

                Pintu kamar terbuka lagi, aku mendongak dan mendapati Justin yang berada di sana kali ini. Aku langsung menghampirinya dan memeluknya. Entah apa yang membuatku menjadi ingin memeluknya saat ini.

                “Apa yang terjadi?” tanyaku menatap wajahnya. Wajah Justin tampak pucat pagi ini, apa dia sakit?

                “Kau pucat? Apa kau sakit?” tanyaku menyentuh pipinya yang memang terasa dingin. Justin menggeleng pelan.

                “Sepertinya kita harus pergi dari sini,” ucapnya. Aku mengerutkan kening. Pergi? Kemana?

                “Untuk apa?” tanyaku lagi.

                Justin menghela napas sebentar. “Niall berulah lagi,” lirihnya. Aku tergelak. Apa yang anak itu lakukan kali ini?

                “Apa yang Niall lakukan?” tanyaku khawatir.

                “Niall— membunuh David,” jawab Justin. Apa? Membunuh? “Kita harus pergi ke rumah sakit. Mungkin Carly sudah sembuh!” ucap Justin.

The Immortal LoveWhere stories live. Discover now