Chapter 25

3K 121 10
                                    

=======

                  Hari ini adalah hari besar untuk Caitlin. Di mana dia harus mencari Kristal suci dan air abadi itu dan membunuh Kristen.

                Caitlin menatap anggota keluarga Bieber dengan was-was. Mereka sedang berunding mencari siasat agar bisa masuk ke kastil secara diam-diam.

                “Kau kenapa?” tanya Zayn menyenggol lengan Caitlin. Caitlin mengerjap kemudian tersenyum pada Zayn.

                “Tidak apa-apa,” balas Caitlin.

                “Jangan khawatir. Kami akan melindungimu,” balas Zayn yang membuat Caitlin kembali tersenyum.

                Caitlin terdiam, kemudian kembali menatap wajah serius keluarga Bieber.

                “Caity, bisa kita bicara?” tanya Zayn kembali menyenggol lengan Caitlin. Caitlin menoleh kemudian mengangguk kecil.

                Zayn bangkit dari tempat duduknya, Caitlin yang melihat Zayn bangkit segera ikut bangkit dan bermaksud mengikuti Zayn tapi seseorang menahannya.

                “Kau mau kemana?” tanya Justin menahan lengan Caitlin.

                “Zayn ingin berbicara padaku,” jawab Caitlin. Cekalan tangan Justin mengendur, memberikan kesempatan pada Caitlin untuk berbicara dengan Zayn.

                Caitlin mengikuti langkah Zayn tadi. Caitlin menghentikan langkahnya ketika melihat Zayn yang sudah berdiri di halaman belakang rumahnya.

                “Ada apa, Zayn?” tanya Caitlin.

                Zayn berbalik kemudian tersenyum kecil pada Caitlin.

                “Caitlin… bisakah aku minta beberapa hal padamu?” tanya Zayn yang membuat kening Caitlin berkerut. Caitlin mengangguk samar membuat Zayn kembali tersenyum.

                “Jika aku bisa, akan aku lakukan,” balas Caitlin.

                Zayn tersenyum lagi. “Kau pasti bisa,” balas Zayn.

                Zayn menghembuskan napas dalam sebelum akhirnya mulai buka suara.

                “Bisakah kau berjanji untuk membunuh Kristen padaku?” tanya Zayn.

                Kening Caitlin berkerut. “Aku memang harus membunuhnya, Zayn!” balas Caitlin. Zayn menggeleng.

                “Ya. Kau benar. Tapi kau membunuhnya karena memang dia pantas di bunuh. Aku ingin kau membunuhnya bukan karena itu, tapi aku ingin kau membunuhnya untuk membalaskan dendam aku— maksudku kami padanya. Bisakah?” tanya Zayn.

                Caitlin menggeleng samar. “Entahlah, Zayn! Aku juga berharap aku bisa membunuhnya,” balas Caitlin.

                Zayn mengangguk. “Kau harus bisa!” tegasnya. “Dan… bisakah kau menjaga keluarga ini setelah semua yang terjadi? Maksudku— kau tahu sendiri, kan? Keluarga kami berbeda… yang aku minta hanyalah kau bisa membuat keluarga kami tetap bersama…” jelas Zayn.

                “Zayn! Sebenarnya apa yang kau bicarakan? Aku tidak mengerti semua ini? Kenapa kau berbicara seolah-olah, kau akan pergi?” lirih Caitlin.

                “Mungkin,” balas Zayn singkat. “Jadi… bisakah kau?” tanya Zayn lagi.

                Caitlin menghembuskan napas panjang kemudian mengangguk.

The Immortal LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang