Lips Memory #24

1.2K 80 13
                                    

Aku sedang duduk didepan meja riasku. Aku melirik kearah arloji yang kebetulan juga tengah melekat dipergelangan tanganku. Aku tengah bersiap siap untuk sebuah acara non-formal. Yah. Bukan acara terlalu formal dan penting. Irene hanya mengajakku dan Junkai, tentu saja, ia juga mengajak Zhihong, untuk pergi berjalan jalan kesebuah amusement park.

Kebetulan, dia juga ingin menghabiskan waktu waktunya di China sebelum nantinya ia akan kembali ke Amerika. Ia harus memanfaatkan waktu waktu ini.

Dan aku,

Aku menyetujui apa yang diminta oleh Irene—entah kenapa. Kupikir, aku juga butuh sebuah refreshing setelah sekian lama menghadapi banyak masalah.....benar, 'kan?

Aku terus menatap pantulan diriku di cermin.

Aku pikir, ini benar benar cukup. Aku tak tahu harus memakai riasan apa lagi. Aku bodoh dalam hal berias.

"Putri ku masih sibuk berdandan?" Junkai tiba tiba muncul dibelakangku. Ia tersenyum manis, lalu memelukku erat dari arah belakang. Junkai menyandarkan dagunya pada pundakku. Ia ikut menatap pantulan diriku didepan cermin. "Kau tetap cantik kok walaupun tidak dirimu tidak memakai riasan apapun...."

Aku sedikit terkejut dengan apa yang dilakukan Junkai. Yah, meskipun ini sudah termasuk hal biasa. Junkai sering mengejutkanku dengan cara seperti ini. Namun, tetap saja, aku masih tetap tidak terbiasa—entah kenapa.

Wajahku memanas saat Junkai mengatakan kalimat terakhirnya. Rasanya, darahku berdesir dengan sangat cepat dan tiba tiba terhenti dipipiku.

"Diamlah." ucap ku cuek. Aku mencoba untuk membuat diriku terlihat tidak peduli dengan apa yang dikatakan Junkai, berbeda jauh dengan keadaan jantungku sekarang.

Jantungku sangat berdegup kencang. Lebih kencang dari apapun. Sungguh.

Junkai masih tetap menyandarkan dagunya pada bahuku, lalu menoleh kearahku. Ia tersenyum miring.

"Kau tak bisa menyembunyikan perasaanmu, nona Wang." ucap Junkai masih tetap tersenyum miring. Aku pikir, senyuman itu adalah senyuman seringaiannya. "Kau tak cukup ahli dalam bidang tipu-menipu rupanya,"

Sungguh.

Aku benar benar kesal sekarang ketika aku mendengar perkataannya barusan. Aku memberikannya lirikan tajam, lalu mendengus sebal.

"Aku tidak pernah berbohong sepertimu, dokter menyebalkan!" dengusku, aku sengaja menekan nada semua kalimatku.

Aku kembali mengalihkan pandanganku dari Junkai, dan kembali sibuk berias. Aku sengaja mencari kesibukan lain untuk menetralkan perasaanku ketika Junkai sedang berada sedekat ini denganku.

Padahal, aku rasa, riasanku ini sudah cukup. Tidak perlu ditambah-tambah lagi dengan apapun.

Junkai hanya menanggapi kalimatku barusan dengan tawaan geli.

Namun, tawaan itu tak berlangsung lama.

Ia langsung menghentikan tawaan nya, dan raut wajah nya berubah menjadi raut wajah heran dalam seketika.

Ia melihat kearahku.

"Nona? Kenapa kau memakai lipstik tebal sekali?" tanya Junkai bingung.

Aku terkejut dengan apa yang ditanyakan oleh Junkai. Mataku sedikit lebih membesar dari biasanya. Aku melirik kearah lipstik yang —entah kenapa— bisa berada ditanganku.

Aku menatap pantulan diriku di cermin, dan semakin terkejut.

Aku tak pernah memakai lipstik setebal ini sebelumnya!

My Coldest Doctor [TFBOYSWJK]Where stories live. Discover now