With You? #11

1.1K 88 6
                                    

"...kalian darimana saja? Seharusnya kalian tahu kalau aku akan datang kesini. S-o-r-e."

Ibu menatap ku menuntut. Majalah yang tadi ia baca, kini tergeletak begitu saja diatas sofa.

Sial. Seharusnya aku tahu jika ibu sama sekali tak suka dengan kata 'menunggu'. Ia sangat membencinya, kecuali dengan bibi Wang.

Aku menunduk pelan, aku melirik kearah Junkai yang juga terdiam. Ia juga kehabisan kata-kata. Dia juga mengetahui hal yang sama, mengetahui fakta jika ibu sangat benci dengan 'kata' menunggu.

"Aku..." ucapanku terputus.

"Maaf. Kami baru saja kembali dari acara dating sehingga baru kembali pada waktu sore begini. Aku yang mengajak Minzi" Junkai memotong pembicaraanku, ia mengjeda perkataannya. "Lainkali aku tidak akan membuat ibu menunggu lagi, aku janji." ucap Junkai sambil tersenyum tipis, namun terlihat kikuk.

Aku sedikit tersentak. Aku mendongakkan kepalaku dan menatap Junkai dengan tatapan tak mengerti sekaligus kaget.

Dia mengatakan apa barusan?

Ibu masih bungkam, ia tak membalas perkataan Junkai. Tetapi sorotan matanya masih sorotan menuntut. Aku semakin bergidik ngeri.

Tak berapa lama kemudian, ibu tersenyum. Entah senyuman apa, senyumannya aneh sekali. Ia berdiri setelah itu.

"Aku mengerti." ucap ibu tenang. Nada bicaranya berubah.

"Ah, aku bahkan sampai melupakannya." decak ibu sambil memukul kepalanya sendiri, dengan pelan. Kami menatap ibu dengan tatapan tak mengerti. Dahiku mengernyit.

"Apa maksudmu?" tanya ku heran. Ibu hanya tersenyum -sekali lagi-. Ia menyuruhku untuk segera duduk disofa. Ya. Hanya menyuruhku saja.

Aku menaikkan kedua alisku lalu melirik kearah Junkai. Junkai menganggukkan kepalanya pelan, dan seakan memberiku kode untuk menuruti perkataan ibu.

Aku berjalan ragu-ragu kearah ibu, lalu duduk disofa. Ibu pun juga mendudukkan dirinya.

"Aku akan kekamar dulu..." ucap Junkai secara tiba tiba. Ia menggaruk tengkuknya yang tidak gatal. Ia tampak ragu-ragu.

Ibu beralih melihatnya kemudian tersenyum.

"Kau harus kembali kesini setelah itu." tegasnya. Junkai tertegun lalu mengangguk. Ia mengulas sebuah senyuman dan kemudian ia telah berlalu dari hadapanku.

Aku menghela nafasku lega dan melihat kearah ibu.

"Maaf soal yang tadi, bu. Aku pikir kau akan datang terlambat, jadi... Aku menghabiskan waktuku diluar untuk sebentar" ucapku pelan, nyaris bergumam. Ibu tampak tak mengidahkan dan mengangguk.

Ia tersenyum cerah. Sifat ibu sangat aneh sekali hari ini.

"Aku tak memikirkan hal itu, kok." ucap ibu tenang. Aku sedikit tersentak mendengar ucapannua, mataku hampir membulat.

"Maaf?"

"Tak perlu kaget begitu. Yang penting kau harus banyak-banyak istirahat sekarang. Kau tak boleh banyak keluar rumah, oke?" suruh Ibu sambil mengelus pundakku pelan. Lagi-lagi aku tak mengerti. Aku mengernyit.

Apa maksudnya?

Aku merasa jika diriku sehat sehat saja kok. Aku tidak sakit.

My Coldest Doctor [TFBOYSWJK]Where stories live. Discover now