What? #2

1.6K 136 10
                                    

Aku melangkah masuk kedalam kantin rumah sakit swasta yang masih berada di kota Chongqing ini, rumah sakit ini masih sepi. Karena saat ini masih menunjukkan pukul tujuh pagi. Aku sengaja pergi kesini karena temanku yang juga menjadi salah seorang dokter disini, mengajakku untuk bertemu, alias mungkin bisa disebut reunian...? Dia satu akademi, dan juga satu batch denganku.

Untung saja rumah sakit tempat ia bekerja ini bisa dibilang cukup dekat dengan rumah ibuku. Untungnya. Jadi, aku bisa sedikit berlama-lama disini dan mendengarkan pengalaman pertama Fei menjadi dokter disini. Ngomong-ngomong, Fei menjabat sebagai dokter spesialis penyakit dalam disini.

"Fei..." panggilku saat aku melihat seseorang yang berpakaian formal tengah duduk disalah satu kursi dekat dengan jendela. Seseorang yang kupanggil Fei itu langsung menolehkan kepalanya dan menoleh kearahnya. Ia tersenyum lebar. Ia tampak senang menyambut kedatanganku. Aku menyapanya lalu mendudukkan diriku tepat didepannya.

"Bagaimana kabarmu?" tanyaku antusias. Fei hanya tetap tersenyum sumringah. "Sudah lama tidak bertemu. Kau semakin dewasa saja."

"Seperti yang kau lihat." jawabnya tenang dan tersenyum simpul.

"Ah...ya...bagaimana denganmu? Aku dengar kau lolos tes dokter di salah satu rumah sakit terbaik di sini." tanya Fei menatapku berbinar binar. "Aku sangat bangga padamu, loh!" ucapnya kemudian sambil menepuk pundakku cukup kuat. Aku meringis pelan.

Persetan dengan itu...kenapa Fei mengingatkanku lagi tentang rumah sakit terburuk itu, sih?

"Hahaha....itu..." ucapku memenggal perkataanku.

"Itu tidak jadi kok, aku tidak jadi mendapatkan gelar dokter umum disana." ucapku sambil tertawa renyah, lebih tepatnya tertawa pahit. Fei yang mendengarkan itupun langsung membulatkan matanya kaget, ia menatapku tidak percaya.

"Serius?"

Aku mengangguk pelan. Fei lagi lagi masih belum mengganti raut wajahnya.

"Kenapa bisa begitu? Mustahil sekali jika kemampuan mu ini diragukan seperti itu." keluh Fei, raut wajahnya tampak lesu dan lemas. Padahal, ini masalahku. Tetapi, dia tampak merasa keberatan juga jika diriku ditolak.

Aku menghembuskan nafasku berat, lalu mencoba tersenyum canggung.

"Tak ada yang salah, sih. Aku hanya terlambat empat menit dihari pertamaku...tetapi salah satu dokter disana menganggap kalau itu adalah kesalahan yang sangat fatal." jelas ku pelan. Fei tampak bingung mendengar penjelasanku, atau mungkin...dia juga merasa sama denganku? Bingung dengan tingkah si dokter gila itu?

"Wah...disiplin sekali..." gumam Fei. Ia kemudian mendongakkan kepalanya, ia beralih menatapku.
"Kalau disini...mungkin akan masih diberikan kesempatan bekerja untuk sekali atau dua kali. Jika nilainya bagus, seperti dirimu, rumah sakit ini tak mempermasalahkan keterlambatanmu, kecuali jika sedang ada penanganan darurat. Kau tidak boleh terlambat." ucap Fei menjelaskan segalanya kepadaku.

"Kau masih ingat tentang peraturan yang kita pelajari saat kelas medis waktu dulu?" tanya Fei tiba tiba. Aku tersentak, lalu mengangguk pelan.

"Maksudmu...tentang modul yang sangat tebal itu? 'Musuh terbesar' ku?" tanyaku ragu-ragu. Fei mengangguk cepat.

"Tepat sekali! Kurasa...keterlambatan mu itu tak ada sangkut pautnya dengan urusan keluarnya kau dari pekerjaanmu itu..." Fei mengjeda perkataannya sesaat.

"Maksudku...kau hanya terlambat sekali kan sebagai dokter baru? Itu wajar, menurutku. Menurutku lagi, dokter senior yang kau katakan itu lah yang salah. Dia seperti ingin mengerjaimu, loh. Keterlambatan kurang dari lima menit itu tidak ada masalah sama sekali." jelas Fei menatapku serius. Aku tetap mengarahkan konsentrasiku untuk mendengarkan penjelasan Fei yang sepertinya akan sangat membantuku, membantuku untuk melaporkan dokter yang bernama Wang Junkai itu.

My Coldest Doctor [TFBOYSWJK]Where stories live. Discover now