Chapter 28

21.4K 774 103
                                    

Sebelumnya yang bilang cerita ini copy an, angkat kaki aja deh dari lapak ini jadi jan ngotorin lapak comment buat kata-kata yang sekiranya ga pantes aja, author cuman mau minta dukungan dan comment positif.
Thx

----------

Setelah pulang dari pemakaman, Rachel, Deniz, dan anak mereka pulang ke rumah kediaman Deniz. Mengapa? Karna bagaimana pun juga mereka sudah sah menjadi pasangan suami istri.

Atmosfer canggung tentu menyelimuti di antara keduanya. Tapi bagaimana pun harus ada salah satu yang mengalah untuk mencairkan kecanggungan tersebut.

"Maaf" -lirih Rachel saat sedang berada di ruang keluarga tetapi hanya berdua dengan Deniz karena anak-anak mereka sudah tertidur di kamar nya masing-masing.

"Untuk?"

"Permintaan Raka yang mungkin terdengar aneh"

"Hm, itu adalah permohonan terakhir Raka yang harus kita kabulkan selagi kita bisa. Jadi kumohon bersikap lah seperti dulu dimana Rachel dan Deniz bercengkrama dengan baik dan kumohon juga anggap anakku sebagai anak kandungmu begitupun denganku"

"Akan aku usahakan dan coba bantu aku karna melupakan seseorang yang sudah sangat di cintai itu sulit"

"Oke,, eum... Bagaimana panggilan yang pas untuk kita??"

"Hanya ayah dan bunda itu tidak cukup kah??"

"Ayah dan bunda adalah panggilan dari anak-anak, sebaiknya kita juga mempunyai panggilan tersendiri"

"Terserah saja"

"Bagaiman dengan sayang"

----------------------

"Yang, Esya nangis nih"

"Yang, Keknya Raffa laper deh"

"Yang, Esya harus ganti pampers nya"

"Yang, susu formula Raffa di mana?"

Ya,, keputusan akhirnya Deniz manggil gue dengan sebutan sayang. Kek jijik tapi emang nyata.

Sekarang lagi masa-masa aktif nya Esya sama Raffa. Mereka juga lagi lucu-lucu nya karna sekarang usia Raffa sudah 3 tahun dan usia Esya 2 tahunan.

Atmosfer kecanggungan antara Rachel dan Deniz pun akhirnya sudah tidak ada atau sudah menghilang. Meskipun, Rachel belum bisa 100℅ melupakan Raka yang sudah tenang di alam sana, tetapi Rachel juga sangat berusaha untuk melupakan Raka yang menurutnya susah di lupakan karena Eysa. Buah cinta dari Raka dan Rachel. Tapi kenyataan pun tak bisa Rachel hindari, ia juga sudah memiliki tanggung jawab yang sama. Tanggung jawab menjadi istri yang baik dan ibu dari anak-anak yang kelak akan di jadikan panutan oleh kedua anaknya.

Sama halnya dengan Rachel, Deniz sudah bisa menyimpan rapih kenangan masa lalunya. Baik kenangan pahit atau manis. Tentang Gladys? Entah kenapa Deniz sangat menyesal. Menyesal dengan masa lalu yang terlibat dengan wanita yang bernama Gladys itu.

--------------------------

"Bun, sepatu aku dimana?" -tanya seorang laki-laki dengan penampilan cool nya yang kapan saja bisa membuat banyak wanita tertarik dengannya.

"Sepatu kamu ada di rak sayang..." -jawab seseorang yang dipanggil bunda itu.

"Bun, tas aku dimana?" -tanya seorang gadis berparas cantik dengan rambut terurai yang sedikit bergelombang.

"Ada di meja belajar kamu sayang..." -jawab seseorang yang di panggil bunda itu.

Tentu saja, seseorang yang di panggil bunda itu adalah Rachel.
Dan dua orang anak berparas cantik dan tampan itu adalah kedua anaknya. Raffa dan Esya. Mereka sudah menginjak bangku SMA, dimana Raffa kelas XI dan Esya kelas X.

"Bun,Yah Esya sama bang Raffa berangkat sekolah dulu ya" -pamit Esya sembari mencium tangan kedua orangtuanya tidak lupa dengan Raffa.

Sekarang, Raffa dan Saya sudah berada di mobil pribadi milik Raffa. Bagaimana pun juga, Raffa sudah di bolehkan membawa mobil sendiri dengan perintah harus berhati-hati saat berkendara oleh kedua orangtuanya.

"Esya, lo lagi deket sama Jeno?" -tanya Raffa.

"Emang kenapa? Itu urusan gue sama Jeno, lagian lo deket sama Gytha aja gue ga masalah" -jawab Esya. Raffa dan Esya sudah biasa menggunakan bahasa gue-lo.

"Gue cuman nanya, jadi jawab nya santai aja" -balas Raffa Dan Esya hanya diam tak membalas ucapan yang baru saja kakaknya lontarkan.

"Sedeket apa sih lo sama Jeno?" -tanya Raffa kembali.

"Sedeket lo sama kak Gytha" -jawab Esya cuek.

"Emang gue segimana deket sama Gytha?" -tanya Raffa kembali.

"Tanya sama diri lo sendiri lah" -jawab Esya cuek.

"Diri gue ga tau jawabannya" -ucap Raffa.

"Lo yang ngejalanin hidup lo sendiri Raffa, jadi semua yang berhubungan dengan lo maupun diri lo, lo pasti tahu itu semua" -sahut Esya.

"Coba deh gue yang nanya sama lo, menurut lo gue sedeket apa sih sama Gytha?" -tanya Raffa.

"Sedeket urat dan nadi, maybe" -jawab Esya.

"Kalo gue sama lo sejauh apa?" -tanya Raffa kembali.

"Sejauh pasir di laut dan matahari di langit" -jawab Esya datar.

"Sejauh itu kah?" -tanya Raffa lagi.

"Iya Raffael!" -jawab Esya.

"Terus gimana caranya biar pasir deketan sama matahari?" -tanya Raffa lagi.

"Itu immposible!" -jawab Esya.

"Nothing is immposible" -balas Raffa tak mau kalah.

"TER-SE-RAH"

"Pokoknya, inti dari pembicaraan kita adalah, lo harus jauhin Jeno!" -ucap Raffa.

"Punya hak apa lo buat ngurusin gue sama Jeno?" -tanya Esya.

"Gue abang lo"

"Terus kalau gue suruh lo buat ngejauh dari Gytha lo bisa?" -tanya Esya. Ratta hanya diam.

"Bisa ga!"

"Nggak bisa kan? Karna apa? Karna lo punya rasa yang lebih ke dia dan itu juga berlaku untuk gue!"

"Oke gue bakal buktiin kalo gue bisa ngejauh dari Gytha. Dan itu semua buat LO! dan lo harus tau satu hal, kalo gue















SUKA, CINTA DAN SAYANG SAMA LO BUKAN KARNA LO ADEK GUE TAPI KARNA LO CEWEK SPECIAL YANG SELALU ADA DI HATI GUE"


END

Beneran loh END
Hehe xD
Chapter nya garing ya??
Wkwk
Maapkan maapkan

Typo? Comment ae.

-19Agustus2017-


FAKE [REVISI]Where stories live. Discover now