PROLOGUE

8.8K 329 14
                                    

Jika mungkin aku bisa, aku ingin memiliki dirinya. Lalu mencintainya sebanyak yang aku bisa, kemudian menumpahkan semua rasa kasih sayangku yang memang hanya untuk dirinya, menikmati paras dan tubuh indahnya, menciuminya, menjamahnya, dan memiliki gadis itu dengan sepenuhnya.

Namun apalah dayaku yang hanya bisa menatap bintang indah di kejauhan sana?

Aku tidak akan pernah bisa menyentuh apalagi memilikinya.

Dia terlalu sempurna untuk diriku yang hanya seorang bedebah dan brengsek.

Segala keburukan melekat pada diriku. Sebut saja aku nakal, kemudian bodoh, ceroboh, tolol, kasar, keras kepala, egois, pembangkang dan terlalu banyak bermimpi.

Sedangkan dia adalah sebuah kesempurnaan yang indah.

Dia cantik, lembut, sabar, baik hati, jujur, dan polos. Persis seperti seorang bidadari yang tidak memiliki cacat sedikitpun di tubuh mungilnya yang indah.

Kita tidak mungkin menyatu. Aku tahu itu. Tapi aku akan terus mengejarnya meskipun aku tidak tahu harus sampai mana aku mengejar.

Akankah dia berbalik dan melihatku yang mulai kelelahan karena dia yang terlalu sempurna untuk semua keburukanku?

Atau bahkan dia akan membiarkanku terus-terusan berlari mengejarnya sampai kemudian aku lelah dan menemukan titik dimana aku menyerah?

Yang pasti, aku tidak akan pernah berhenti mengejarnya bahkan meskipun dia tidak mungkin untuk kugapai.

*-----*

Ini cerita lesbian.

Bagi kalian yang tidak berminat pada cerita L.G.B.T kalian bisa menghindar dari cerita saya.

Saya hanya ingin menuangkan ide saya pada sebuah catatan.

Saya harap kalian bisa mengambil sisi baik dari cerita ini.

Sampai bertemu di Hope bagian pertama.

Riska Pramita Tobing

HOPE (COMPLETED)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang